Manchester Derby menjadi momentum sukacita para pendukung Manchester United. Tapi, tidak demikian dengan Marcus Rashford. Ketika semua pendukung Setan Merah gegap gempita merayakan sukacita nan langka, Rashford justru dirundung nestapa. Jasanya sepertinya sudah tak dibutuhkan, dan tinggal menunggu waktu kapan pintu keluar itu akan dibukakan.
Ruben Amorim blak-blakan mengatakan performa Rashford berada di bawah standar. Kendati meminta sang pemain menaikkan level permainan, Amorim mungkin juga melempar isyarat bahwa bintang asal Inggris itu bakal ia lepas.Â
Rashford menyadari posisinya di ujung tanduk, seiring dengan berbagai kritikan yang menghujaninya, berkaca dari penampilannya akhir-akhir ini.
Rashford sempat mengakui kalau hubungannya dengan klub dan jajarannya sedang renggang. Tetapi, Manchester United sudah seperti cinta sejati baginya. Ia tidak akan memperburuk citra klub yang telah membesarkan namanya. Bagaimana cerita pantang berdendam Marcus Rashford ini? Mari simak!
Ragam Hujatan untuk Rashford
Marcus Rashford adalah salah satu produk asli jebolan akademi Manchester United. Pemain kelahiran 31 Oktober 1997 ini juga merupakan warga asli kota Manchester.Â
Tumbuh di kawasan yang memang lekat dengan figur Manchester United, sudah sepatutnya Rashford mendambakan momen dirinya bisa bermain untuk klub yang berstatus sebagai pemegang titel EPL terbanyak itu.
Sayangnya, delapan musim semenjak pertama kali mengenyam menit bermain bersama tim senior, musim 2024/2025 tampaknya menjadi musim yang penuh derita.Â
Kedatangan Ruben Amorim ke kursi kepelatihan makin memperburuk situasi Rashford yang memang sudah kadung buruk. Rashford yang hanya mencetak 4 gol dari 15 penampilan di EPL kini menjadi pilihan yang kesekian untuk sektor serang.
Seiring dengan performa buruk tersebut, hujatan dan kritikan datang silih berganti untuk pemain yang kerap mendapat label sebagai big game player ini.Â
Ada beragam alasan mengapa pemain berdarah Saint Kitts and Nevis ini panen kritikan. Mulai dari seretnya performa, sampai attitudenya yang kerap mendapat banyak perhatian.
Satu momen yang paling disorot adalah ketika Rashford langsung pergi ke ruang ganti selepas pertandingan melawan Arsenal di Emirates Stadium, 5 Desember 2024. Ketika semua rekan setimnya, bahkan beberapa staff pelatih menyapa away fans, Rashford malah keluar menuju ruang ganti.
Bad Attitude ditambah dengan Bad Performance adalah sebuah kombinasi maut buat seorang Marcus Rashford. Dedikasinya selama 8 musim berseragam Manchester United pada akhirnya memudar musim ini. Tidak sedikit fans yang mengharapkan Rashford keluar, tapi manajemen sendiri tampaknya masih enggan melepasnya karena sang pemain masih punya banyak potensi.
Peringatan Terakhir
Rashford mungkin tidak masalah dengan beragam hujatan yang ia terima dari fans. Tetapi musim ini, sesuatu yang ia hadapi tampaknya lebih besar daripada kemarahan fans. Ada rona ketidakpuasan dari manajemen, terutama sejak datangnya Ruben Amorim. Memang, Amorim pernah menjajal Rashford sebagai starter. Tetapi secara blak-blakan, pelatih asal Portugal itu mengaku tidak senang dengan performa Rashford saat latihan.
Sedari awal, semua orang tahu kalau Amorim adalah orang yang suka memerhatikan detail-detail kecil. Amorim sendiri mengakui akan hal itu. Ia mengamati profil setiap pemainnya, dan memastikan mereka punya standar yang layak untuk klub. Sayangnya, Rashford dan salah satu rekannya, Alejandro Garnacho, saat ini diakui tidak memenuhi standar.
Rashford dan Garnacho tidak dibawa dalam laga Manchester Derby akhir pekan kemarin. Padahal semua orang tahu kalau Rashford adalah Big Game Player yang kerap mencetak gol di laga-laga besar. Namun, Amorim punya alasan cukup bagus. Baginya, standar Rashford dan Garnacho tidak cukup bagus untuk skuad MU yang sudah mengalami peningkatan.
"Mereka harus berjuang untuk mendapatkan tempat di tim, dan hari ini, tim membuktikan bahwa kami bisa meninggalkan siapapun dalam skuad, dan tetap memperoleh kemenangan dengan tetap bersama. Saat seseorang kehilangan pekerjaannya di klub ini, itulah saatnya kami menaikkan standar menjadi sangat tinggi," kata Amorim ketika ditanya alasannya menepikan duo Rashford dan Garnacho.
"Pekan depan, pertandingan depan, hidup baru, mereka harus berjuang mendapatkan tempatnya. Tapi bagiku, yang terpenting adalah performa saat latihan, performa saat pertandingan. Caramu berpakaian, caramu makan, caramu menyapa temanmu, caramu bersaing dengan rekan setim, semua itu penting untuk mengubah banyak hal," imbuh eks pelatih Sporting itu.
Pantang Berdendam
Delapan musim berkostum MU, Rashford tahu situasinya di Old Trafford tidak sedang baik-baik saja. Ketidakhadiran namanya dalam skuad jelang laga kontra Tottenham Hotspur pun membuktikan bahwa sedang ada masalah antara dirinya dengan klub. Namun bagi pemain yang kerap juga disapa Rashy itu, MU adalah klub yang ia cintai.
Ada banyak cerita dan sejarah pemain-pemain pergi meninggalkan rasa benci pada Manchester United. Alasannya beragam. Ada yang tidak masuk rencana pelatih seperti halnya Rashford. Ada pula yang terpaksa hengkang karena kalah saing dengan para pemain lain. Beberapa dari mereka memilih mengumbarnya ke media, tentunya dengan alasan masing-masing.
Rashford ditanya perihal masa depannya, tetapi pemain asli Manchester itu enggan berkomentar banyak. Satu yang pasti, Rashford tidak ingin banyak mengomentari hal negatif dari timnya. Baginya, Man United sudah berjasa besar dalam perkembangan karirnya. Ia tidak ingin ada dendam berlarut-larut terhadap klub masa kecilnya itu.
"Ketika tiba saatnya pergi, tidak akan ada perasaan dendam. Anda tidak akan mendengar komentar negatif tentang Man United dari saya. Itulah diri saya. Jika saya tahu sesuatu sudah dalam kondisi yang buruk, saya tidak akan memperburuk keadaannya. Saya sudah melihat pemain-pemain lain pergi, dan saya tidak ingin menjadi seperti mereka," kata Rashford dalam sebuah sesi interview, dikutip via The Independent.
Siap untuk Tantangan Baru
Delapan tahun jelas bukan waktu yang sebentar, termasuk buat Marcus Rashford di Manchester United. Pemain berusia 27 tahun itu sudah melewati masa-masa suka dan duka bersama klub peraih titel EPL terbanyak itu. Dia tampaknya masih ingin menghabiskan karirnya di Old Trafford. Tetapi segalanya berubah menjadi hampir tidak mungkin.
Rashford tahu bahwa karirnya di Man United sedang terancam. Tapi, ia tidak mau berlarut-larut memikirkan masa depan. Bagi pemain kelahiran Manchester itu, masa depan simpel saja. Jika memang takdir memaksanya hengkang dari Old Trafford yang telah membesarkan namanya, mencari tantangan baru terkadang bukan hal yang sulit.
"Bagiku, secara pribadi, aku siap untuk tantangan baru dan langkah selanjutnya. Ketika aku pergi, maka aku akan pergi secara baik-baik. Tidak akan ada komentar negatif dariku tentang Man United," kata Rashford menjawab pertanyaan mengenai ketidakpastian masa depannya di Manchester United.
Seharusnya, pemain sekaliber Rashford tidak perlu waktu lama untuk mencari pelabuhan karir yang baru. Per tulisan ini dibuat saja, sudah ada banyak klub yang mengantre untuk mendapatkan tanda tangannya. Mulai dari sesama klub Liga Inggris, sampai klub yang bermain di kompetisi lain, seperti Ligue 1 Prancis, La Liga Spanyol, sampai Liga Pro Arab Saudi.
Chelsea dikabarkan sedang memantau situasi Rashford. Begitupula dengan Atletico Madrid yang dikenal cukup hobi mendatangkan bintang-bintang terbuang yang sinarnya mulai meredup. Di daratan Arab sana, Rashford juga sudah dinanti beberapa klub elit, kendati belum ada kabar yang mengonfirmasi klub mana saja yang meminati jasanya.
Akhir kata, karir panjang Rashford di Old Trafford bakal segera berakhir, dan sang pemain tahu akan hal itu. Namun, berakhirnya masa baktinya untuk Setan Merah bukanlah akhir dari segalanya. Masih ada banyak petualangan baru yang bisa dieksplor di luar sana, sembari berharap karirna akan kembali bersinar. So, klub mana yang paling cocok untuk Rashy?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H