Mohon tunggu...
Fatih Romzy
Fatih Romzy Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penyuka Olahraga, Film, Musik dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Bola

Perubahan Besar Chelsea yang Selalu Serius di Bawah Maresca

8 November 2024   14:59 Diperbarui: 8 November 2024   15:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemain Chelsea (Getty Images/Danehouse Photography Ltd)

Chelsea berhasil meraih kemenangan telak 8-0 melawan wakil Armenia, Noah FC dalam laga lanjutan UEFA Conference League. Kemenangan ini memang sebuah kemenangan yang layak, mengingat perbedaan level antara kedua kesebelasan. Namun, sekali lagi, kemenangan ini membuktikan kalau Chelsea era Maresca selalu serius menatap laga demi laga.

Kedatangan Enzo Maresca membawa perubahan cukup besar untuk Chelsea. Satu persatu, masalah The Blues di musim 2023/2024 dibenahi oleh mantan asisten Pep Guardiola yang satu ini. Ketajaman lini depan, permainan yang lebih terstruktur dan rapi, semua dibabat satu persatu oleh Maresca sejak kedatangannya ke Stamford Bridge.

Delapan gol yang bersarang di gawang Noah membuktikan bahwa masalah lini depan mulai teratasi. Maresca juga secara khusus memuji mentalitas anak asuhnya yang tidak menganggap remeh lawan, kendati Noah adalah salah satu tim debutan di kompetisi Eropa. Lalu, bagaimana perubahan Chelsea menjadi klub yang selalu serius di setiap laga?

Evolusi Chelsea Era Maresca

Kepergian pelatih Mauricio Pochettino di penghujung musim 2024/2025 memaksa Chelsea menjelajahi pasar untuk berburu pelatih baru. Sejumlah nama beken masuk radar The Blues kala itu. Mulai dari potensi kembalinya Thomas Tuchel, sampai perekrutan Roberto De Zerbi dari Brighton hadir sebagai opsi.

Setelah mendapat penolakan dari beberapa pelatih yang diincar, Chelsea pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Enzo Maresca. Maresca dipilih karena kesuksesannya mengantar Leicester City promosi, hanya semusim setelah mereka terlempar ke divisi Championship. Selain itu, profil Maresca yang pernah bekerja bareng Pep Guardiola menjadi daya tarik tersendiri buat The Blues.

Keputusan menggaet Maresca untuk menggantikan peran Pochettino pada akhirnya menjadi keputusan yang tepat. Perlahan, pelatih asal Italia itu mengubah wajah Chelsea menjadi lebih segar. Permainan The Blues menjadi lebih energik, tapi tetap memiliki struktur yang kuat di bawah arahan Maresca.

Di era Pochettino, buruknya finishing para pemain depan menjadi problem utama Chelsea yang tak kunjung tuntas. Problem ini juga dihadapi Maresca di pekan-pekan awalnya sebagai juru taktik The Blues. Namun, berkat kerja keras sang pelatih, Chelsea kini berubah menjadi salah satu tim paling produktif di Inggris.

Kedatangan banyak pemain sebagai outlet serang tambahan, termasuk Joao Felix dan Jadon Sancho ikut menambah daya gedor Chelsea musim ini. Catatan 20 gol yang dicetak Cole Palmer CS menjadi yang terbanyak ke-3, setelah Man City dan Tottenham Hotspur. Seiring dengan itu, Chelsea kembali mendobrak ke papan atas, dan meramaikan persaingan untuk empat besar klasemen EPL.

Selalu Serius Hadapi Pertandingan

Sebelum hasil seri melawan Manchester United di pekan ke-10 Liga Primer Inggris, Chelsea takluk 2-0 di tangan Newcastle United di ajang Piala Liga. Kekalahan ini sedikit banyak mengganggu catatan impresif Chelsea di musim 2024/2025. Tidak sedikit pula yang menyebut bahwa Chelsea memang sengaja melepas Piala Liga demi fokus sepenuhnya ke Liga Inggris.

Namun, anggapan miring soal ketidakseriusan Chelsea itu langsung dibantah oleh Enzo Maresca. Maresca mengatakan kalau kekalahan melawan Newcastle adalah kekalahan yang wajar, karena timnya memang bermain jelek di pertandingan tersebut. Namun, bukan berarti Chelsea memang sengaja melepas Piala Liga demi fokus ke kompetisi tertentu.

Omongan Maresca pada akhirnya terbukti di ajang UEFA Conference League. Chelsea yang menghadapi tim Armenia, Noah FC, sukses menggunduli lawannya dengan kemenangan delapan gol tanpa balas. Tiada ampun buat tim debutan sekalipun. Chelsea membombardir Noah untuk merangsek naik ke puncak klasemen sementara fase liga.

Maresca memuji penampilan anak asuhnya yang menampilkan sikap profesional ketika melawan Noah. Menurutnya, para pemain Chelsea melakukan hal yang bagus dengan tidak menganggap remeh lawannya ini. Padahal biasanya, pertandingan-pertandingan semacam ini kerap membuat sebuah klub terlena sehingga akhirnya membuang poin secara percuma.

“Sangat mudah terlena untuk jenis permainan seperti ini. Para pemain sekali lagi menunjukkan profesionalisme dan keseriusan mereka. Sepakbola selalu penuh kejutan. Yang saya minta adalah mereka tetap tampil profesional dan serius, dan mereka menunjukkannya,” Puji Maresca kepada para pemain Chelsea.

Memang, kemenangan atas Noah adalah kemenangan yang wajar mengingat perbedaan level serta kualitas skuad antara Chelsea dan klub Armenia yang satu ini. Namun, margin sebesar 8 gol di sebuah kompetisi Eropa adalah margin yang tidak main-main. Seperti kata Maresca, kemenangan ini menunjukkan kalau Chelsea selalu serius menatap laga demi laga.

Tim A dan Tim B Sama-Sama Efektif

Enzo Maresca secara gamblang telah menyatakan kalau tidak ada Tim A dan Tim B di Chelsea. Alih-alih menyebutnya sebagai 11 orang Tim A dan 11 orang Tim B, Maresca lebih suka skuadnya disebut Chelsea dengan 30 lebih pemain di dalamnya. Kendati demikian, melihat faktanya, tidaklah salah mengatakan kalau Chelsea memang sengaja dipecah untuk masing-masing kompetisi.

Line-up Chelsea yang menghantam Noah pada Jumat dinihari jelas merupakan line-up yang berbeda dengan Chelsea yang menahan imbang Manchester United di pekan ke-10 EPL. Memang dasarnya demikian. Maresca membagi skuadnya secara rata, di mana Palmer CS difokuskan untuk EPL, sementara Nkunku CS memang diplot untuk UECL.

Terkadang, sebuah tim yang memecah skuadnya menjadi dua atau lebih, tidak mendapatkan efektivitas yang sama untuk setiap timnya. Namun, tidak demikian dengan Chelsea. Tim A yang dikhususkan berlaga di EPL, dengan Tim B yang dikhususkan untuk Conference League nyatanya sama-sama efektif dalam hal permainan.

Sedikit gambaran, di laga kontra Noah, Chelsea membombardir gawang lawannya dengan 35 tembakan. Chelsea mendapat 11 big chances, dengan xG atau angka harapan gol sebesar 5,8. Catatan ini membuktikan kalau Chelsea sering mendapat kans-kans mudah mencetak gol, dan tidak banyak membuang peluang di setiap laga.

Sudah disebutkan bahwa catatan 20 gol Chelsea di EPL menjadikan mereka sebagai salah satu tim yang paling produktif di liga. Kondisinya kini sama di kompetisi Conference League. Total, dari 4 laga yang dimainkan, Chelsea sudah menjebol gawang lawan sebanyak 16 kali. Jumlah ini lebih banyak dua kali lipat dibanding catatan gol Legia Warszawa yang duduk di peringkat ke-2, sekaligus tim paling produktif ke-2 di ajang UECL.

Menebak Peluang Chelsea Raih Trofi

Masih terlalu dini untuk mengatakan Chelsea bakal meraih trofi di musim 2024/2025. Namun, jika melihat bagaimana impresifnya penampilan tim besutan Enzo Maresca ini, ada kesempatan besar yang memungkinkan Chelsea mendapatkan setidaknya satu gelar. Walau Maresca sendiri tidak begitu optimis, mengingat ini baru musim pertamanya sebagai nahkoda The Blues.

Untuk ukuran trofi Premier League, Chelsea belum bisa dibilang sanggup bersaing dengan nama-nama lain, seperti Liverpool, Man City dan Arsenal yang mendominasi perburuan gelar dalam tiga musim terakhir. Namun, melihat fakta bahwa Chelsea kini mengintai tiga tim teratas dari pos ke-3, gelar ini bukan sesuatu yang mustahil buat pasukan Maresca.

Sayangnya, Maresca sendiri tidak yakin kalau pasukannya bakal menjuarai EPL musim ini. Seperti yang ia bilang, 2024/2025 adalah musim pertamanya menukangi The Blues. Itu artinya, Maresca masih perlu proses adaptasi untuk benar-benar mengaplikasikan sistemnya di tim ini. Maresca memberi contoh seperti Man City, Arsenal dan Liverpool yang butuh waktu lama untuk nyetel dengan permainan Pep, Arteta dan Jurgen Klopp.

Untuk sementara, melihat bagaimana Chelsea selalu menampilkan tren positif di UEFA Conference League, kompetisi yang satu ini boleh jadi satu-satunya harapan The Blues untuk memenangkan gelar. Kalau melihat komposisi pesertanya, hampir tidak ada tim kuat lain yang berpotensi menggoyahkan Chelsea. Di atas kertas, hanya Fiorentina yang mungkin bisa menjegal langkah The Blues di fase berikutnya.

Bola memang selalu berputar. Namun, roda nasib Chelsea tampaknya sedang dalam fase terbaiknya bersama kepemilikan Clearlake Capital pasca kepergian owner legendaris, Roman Abramovich. Bisa jadi, era Maresca akan jadi era pecah telur The Blues lewat keberhasilan memenangi trofi perdana sejak berakhirnya era Roman Emperor di London Biru.

Setelah kemenangan lawan Noah, Chelsea wajib mengalihkan fokus pada pertandingan melawan Arsenal. Tim lawan kini sedang mengalami fase sulit pasca kekalahan back-to-back. Namun, setidaknya, performa Chelsea sejauh ini bisa memberi angin segar sebelum laga melawan Arsenal nanti. So, setelah kemenangan di UECL, akankah Chelsea melanjutkan tren positifnya, dimulai dari laga kontra Arsenal? Mari kita tunggu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun