Omongan Maresca pada akhirnya terbukti di ajang UEFA Conference League. Chelsea yang menghadapi tim Armenia, Noah FC, sukses menggunduli lawannya dengan kemenangan delapan gol tanpa balas. Tiada ampun buat tim debutan sekalipun. Chelsea membombardir Noah untuk merangsek naik ke puncak klasemen sementara fase liga.
Maresca memuji penampilan anak asuhnya yang menampilkan sikap profesional ketika melawan Noah. Menurutnya, para pemain Chelsea melakukan hal yang bagus dengan tidak menganggap remeh lawannya ini. Padahal biasanya, pertandingan-pertandingan semacam ini kerap membuat sebuah klub terlena sehingga akhirnya membuang poin secara percuma.
“Sangat mudah terlena untuk jenis permainan seperti ini. Para pemain sekali lagi menunjukkan profesionalisme dan keseriusan mereka. Sepakbola selalu penuh kejutan. Yang saya minta adalah mereka tetap tampil profesional dan serius, dan mereka menunjukkannya,” Puji Maresca kepada para pemain Chelsea.
Memang, kemenangan atas Noah adalah kemenangan yang wajar mengingat perbedaan level serta kualitas skuad antara Chelsea dan klub Armenia yang satu ini. Namun, margin sebesar 8 gol di sebuah kompetisi Eropa adalah margin yang tidak main-main. Seperti kata Maresca, kemenangan ini menunjukkan kalau Chelsea selalu serius menatap laga demi laga.
Tim A dan Tim B Sama-Sama Efektif
Enzo Maresca secara gamblang telah menyatakan kalau tidak ada Tim A dan Tim B di Chelsea. Alih-alih menyebutnya sebagai 11 orang Tim A dan 11 orang Tim B, Maresca lebih suka skuadnya disebut Chelsea dengan 30 lebih pemain di dalamnya. Kendati demikian, melihat faktanya, tidaklah salah mengatakan kalau Chelsea memang sengaja dipecah untuk masing-masing kompetisi.
Line-up Chelsea yang menghantam Noah pada Jumat dinihari jelas merupakan line-up yang berbeda dengan Chelsea yang menahan imbang Manchester United di pekan ke-10 EPL. Memang dasarnya demikian. Maresca membagi skuadnya secara rata, di mana Palmer CS difokuskan untuk EPL, sementara Nkunku CS memang diplot untuk UECL.
Terkadang, sebuah tim yang memecah skuadnya menjadi dua atau lebih, tidak mendapatkan efektivitas yang sama untuk setiap timnya. Namun, tidak demikian dengan Chelsea. Tim A yang dikhususkan berlaga di EPL, dengan Tim B yang dikhususkan untuk Conference League nyatanya sama-sama efektif dalam hal permainan.
Sedikit gambaran, di laga kontra Noah, Chelsea membombardir gawang lawannya dengan 35 tembakan. Chelsea mendapat 11 big chances, dengan xG atau angka harapan gol sebesar 5,8. Catatan ini membuktikan kalau Chelsea sering mendapat kans-kans mudah mencetak gol, dan tidak banyak membuang peluang di setiap laga.
Sudah disebutkan bahwa catatan 20 gol Chelsea di EPL menjadikan mereka sebagai salah satu tim yang paling produktif di liga. Kondisinya kini sama di kompetisi Conference League. Total, dari 4 laga yang dimainkan, Chelsea sudah menjebol gawang lawan sebanyak 16 kali. Jumlah ini lebih banyak dua kali lipat dibanding catatan gol Legia Warszawa yang duduk di peringkat ke-2, sekaligus tim paling produktif ke-2 di ajang UECL.
Menebak Peluang Chelsea Raih Trofi
Masih terlalu dini untuk mengatakan Chelsea bakal meraih trofi di musim 2024/2025. Namun, jika melihat bagaimana impresifnya penampilan tim besutan Enzo Maresca ini, ada kesempatan besar yang memungkinkan Chelsea mendapatkan setidaknya satu gelar. Walau Maresca sendiri tidak begitu optimis, mengingat ini baru musim pertamanya sebagai nahkoda The Blues.
Untuk ukuran trofi Premier League, Chelsea belum bisa dibilang sanggup bersaing dengan nama-nama lain, seperti Liverpool, Man City dan Arsenal yang mendominasi perburuan gelar dalam tiga musim terakhir. Namun, melihat fakta bahwa Chelsea kini mengintai tiga tim teratas dari pos ke-3, gelar ini bukan sesuatu yang mustahil buat pasukan Maresca.