Mohon tunggu...
Fatiha Tiara
Fatiha Tiara Mohon Tunggu... Makeup Artist - active

halo!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Review Buku: Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas

1 November 2020   22:15 Diperbarui: 1 November 2020   22:25 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Identitas buku

Judul               : Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas

Penulis             : Dr. Neng Dara Affiah, M.Si

Penerbit           : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

ISBN               : 978-602-433-555-7

Cetakan           : Cetakan Pertama, Desember 2017

Tebal               : 200 halaman

Buku Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas merupakan salah satu karya dari Neng Dara Affiah. Buku ini merupakan rekam jejak perempuan Indonesia sebagai penanda Era Reformasi. Buku ini juga menyuguhkan bangunan pengetahuan dalam kerangka teologi Islam, sejarah sosial, dan sosiologi dengan keragaman argumentasinya atas topik hak-hak perempuan yang berkembang di era Reformasi dalam rentang waktu antara 1998-2016. Berbagai topik yang dibahas dalam buku ini menjadi sorotan media dan menjadi perbincangan publik.

Islam dan Kepemimpinan Perempuan

Islam memandang setiap insan manusia adalah setara. Yang membedakannya adalah kualitas ketaqwaannya. Meskipun dalam Islam memandang setiap gender adalah setara namun masih banyak perdebatan tentang kepemimpinan perempuan. Meskipun Islam tidak membatasi kepemimpinan perempuan, nyatanya pemimpin perempuan di kalangan Islam masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya salah kaprah tentang pemahaman ajaran Islam. Paham patriarki masih berkembang di kalangan masyarakat Muslim.

Kemunculan pemimpin perempuan biasanya berkaitan dengan nama-nama besar berkaitan dengan nama ayah atau nama suaminya. Di Indonesia ada Megawati Soekarnoputri yang merupakan anak dari presiden pertama Soekarno. Megawati mengusung partai PDIP yang memiliki simpatisan massa terbanyak dan menjadi partai pemenang pemilu pada 1998. Namun, kepemimpinan Megawati ini sempat menemui kendala yaitu ditolak dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) dengan alasan kepala negara yang dipegang oleh perempuan akan menimbulkan pro dan kontra. Padahal Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan adalah untuk menjadi pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun