Mohon tunggu...
FathumAzahra
FathumAzahra Mohon Tunggu... -

Ikatlah Ilmu dengan Tulisanmu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Filsafat Islam dari Dasar

4 Oktober 2018   17:13 Diperbarui: 4 Oktober 2018   17:15 5428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Belajar Filsafat Islam dari Dasar

Definisi Filsafat dan Sejarahnya

Secara etimologis (bahasa), kata filsafat berasal dari bahasa yunani yang bersumber dari akar kata pilos (cinta), shopos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah. Secara terminologis (istilah), ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan). 

Pengertian Filsafat dari Berbagai Tokoh

Filsuf Barat

Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. 

Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. 

Filsuf Muslim

Menurut Al Farabi, filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

Menurut Harun Nasution, filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi dan agama) dan dengan memikirkan sedalam-dalamnya hingga sampai kedasar persoalan. 

Dan para tokoh lainnya seperti, Rene Descrates, lmmanuel Kant, Langeveld, Hasbullah Bakri, M. Driyarkara Notunagoro, Ir. Poedjawijatna dan Ali Mudhofir.

Secara umum pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang "ada" secara mendalam dengan menggunakan akal sampai hakikatnya. 

2)  Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Filsafat

Filsafat ada sejak adanya akal manusia. Filsafat muncul sejak manusia membuka matanya untuk melihat eksistensi dan sejak akal bisa bicara "mengapa". Filsafat dimulai dari fitrah sederhana yang bersandar pada indra, lalu tumbuh sedikit demi sedikit bersamaan dengan berkembangnya kesadaran dan perasaan sehingga akal dan logika menjadi semakin kuat, lalu berdiri di atas bangunan-bangunan imajinasi pertama dengan sikap waspada dan kritis. Manakala kemampuan akal masih kecil, terbatas data-data pengamatan jeli, serta pengujian ilmiah belum ada, filsafat pun tidak mengenal batas dalam ambisinya sehingga alam dan segala yang ada dalamnya berada dalam pandangan interpretatifnya. Filsafat juga menyatakan bahwa alam dengan bangunannya yang tinggi merupakan bentuk asal bagi dunia luar ( ).  

Filsafat dimulai di berbagai belahan dunia. Di Yunani, di India,  di China ataupun di Timur Tengah dan lain sebagainya. Tetapi mereka semua berada pada fase-fase yang disepakati sebagai awal mula orang berfikir filsafat disekitar abad ke-6 hingga abad ke-4 sebelum masehi. Periode tersebut digambarkan oleh Robert C Solomon dan Kathleen M Higgins (2003) bahwa di era ini adalah periode asal usul filsafat. 

3)  Pemaduan Agama dengan Filsafat

Faktor yang melatarbelakangi pemaduan antara filsafat dan agama secara garis besarnya. Filsafat Islam bertujuan untuk mempertemukan agama dengan filsafat. Bagi mereka yang telah mempelajari ilmu-ilmu keislaman, akan tahu bahwa jalan tengah dan semangat pemaduan merupakan corak pemikiran kaum muslim pada setiap lapangan ilmu seperti asy'ariyah dalam ilmu kalam dan mazhab syafi'i dalam fikih. Karena itu jalan tengah ini tidak mengherankan apabila terdapat juga filosof-filosof muslim. Faktor lain yang mendorong timbulnya pemaduan tersebut antara lain :

Adanya perbedaan mencolok antara islam dengan filsafat Aristoteles, seperti : sifat -sifat Tuhan, kediamannya Alam, hubungan Tuhan dengan Alam, keabadian jiwa, balasan jasmani atau rohani di akhirat. 

Adanya serangan-serangan dari ahli agama yang kemudian diikuti dengan tekanan-tekanan dari rakyat banyak serta penguasa-penguasa terhadap filsuf-filsuf.

Keinginan para filsuf untuk menyelamatkan diri dari tekanan-tekanan tersebut dan tidak terlalu nampak perlawanannya dengan Agama. 

4)  Corak Pemikiran Filsafat Islam 

Corak Pemikiran Filsafat Islam terdiri atas corak besar yang berpengaruh hingga saat ini. Corak pertama disebut sebagai corak filsafat "Parlatetik" (masyaiyah) corak filsafat ini amat kuat dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles. Corak kedua adalah filsafat Israqi (ilnuminasion). Filsafat Israqi adalah konsep yang dilahirkan oleh filsuf Suhrawardi yang menggabungkan antara mistisme persia, Platonisme dan tradisi filsafat Islam. Sedangkan yang terakhir adalah corak pemikiran Filsafat muta'aliyah atau hikmah Al-Muta'aliyah yang di lahirkan oleh seorang jenius bernama Mulla Sadra. Ketiga corak inilah yang mengisi sejarah pemikiran filsafat islam. 

5)  Cakupan-Cakupan Filsafat Islam

Meliputi berbagai aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam pemikitan keislaman, filsafat Islam secara umum ialah meliputi didalamnya ilmu kalam, ilmu ushul fiqh, ilmu tasawuf dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh ahli pikir Islam. 

6)  Pentingnya Filsafat Islam di Masa Sekarang

Terlepas apakah kita setuju atau menolak dengan istilah filsafat Islam, namun saya sangat yakin akan kegunaannya bagi kaum filsafat Islam dihidupkan di tengah-tengah kita, maka ajaran-ajaran agama akan sangat efektif untuk menangkal maraknya penjaga spiritualitas palsu di tanah air. 

Selain itu, ajaran islam yang rasional akan mampu berdialog secara kritis dengan perkembangan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Bagi orang-orang yang masih menganggap filsafat bertentangan dengan ajaran Islam,perlu kiranya merenungkan makna dari sabda Nabi saw yang sangat filosofis " Ya Allah, singkapkanlah padaku hakikat tertinggi segala sesuatu", dan juga sabda lain dari Nabi saw " Tidak ada agama bagi orang-orang yang berakal".

Sebagai negeri muslim terbesar, entah mengapa Indonesia tak memiliki tradisi filsafat islam yang kuat. Bahkan filsafat islam cenderung tak laku, baik di kalangan akademisi, agamawan maupun masyarakat umum. Buku-buku terjemahan filsafat Islam juga tidak banyak kita dapati, kita ambil satu tokoh, Ibn Sina (Avicenna) yang dikaji secara internasional, bahkan termasuk di barat, namun buku-buku karyanya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia hampir tidak ada. Jika filsafat dan pemikiran Ibn Sina saja sedemikian asing di negeri ini, bagaimana dengan filsuf lain semisal Suhrawardi dan Mulla Sadra adalah tiga filsuf utama bagi dunia Islam jika karya-karya mereka sangat susah kita temukan bagaimana nasib karya-karya Al Farabi, Alkindi, tentu sangat sulit untuk menemukan di negeri muslim terbesar ini. 

Sesungguhnya banyak yang didapat setelah kita mengenal filsafat. Saya ibaratkan makanan yang kita makan setiap saat merupakan bagian dari tubuh kita begitupun filsafat berposisi di Fikiran kita, yang mana bisa dihasilkan ide dan konsep suatu pengetahuan yang sudah lewat (masa lalu) terekam dalam akal kita. Dengan berfilsafat kita akan mampu dalam pengenalan diri melalui berbagai pertanyaan terbesit seperti, dari mana kita berasal? Kenapa kita diciptakan?  Dan apa tujuan kita sebenarnya menjalani kehidupan di dunia ini? Jika tidak ada pemikiran demikian maka diri kita bagaikan daun yang rapuh yang mana ketika jatuh tak terarah, akan bergerak bebas tanpa arah hanya mengikuti angin lewat tanpa ada tujuan dimana ujung pemberhentian atau mendarat. Dengan Akal untuk berfikir atau berfilsafat maka pengetahuan akan mengantarkan pada pengenalan identitas diri kita. Dengan berfilsafat akan mengubah cara berfikir kita lebih terarah dan benar serta tersistem dengan baik, akal akan mengingatkan bahwa diri kita terbatas yang tidak mampu berdiri sendiri tanpa adanya dzat yang Maha Agung yang mengatur alam semesta, sehingga menjauhkan kita dari sikap sombong dan bangga diri. Dan dalam syariat islam itu sikap tercela. Dengan demikian hubungan ilmu filsafat dengan agama Islam adalah sangat erat dan berkaitan serta saling mendukung dalam pengaplikasiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun