Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Penulis Buku dan Peneliti

Sebagai penulis dan peneliti di Institut Hijau Indonesia, saya menggabungkan keahlian akademis dengan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi pendidikan. Dengan latar belakang yang kuat dalam pendidikan dan penelitian, saya telah berkontribusi melalui karya-karya yang mendalam dan relevan, termasuk makalah tentang keadilan pemilu dan pengelolaan sumber daya alam. saya menyusun solusi berbasis lingkungan, seperti dalam karyanya tentang penggunaan bambu untuk penyimpanan air dan pengelolaan krisis air bersih di Indonesia. Selain itu, saya juga aktif dalam mengembangkan gerakan 'Kotak Suara Lingkungan' yang berfokus pada penyampaian kebijakan lingkungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai penulis, saya memiliki minat mendalam dalam menganalisis isu-isu global dan lokal dari perspektif geografi dan lingkungan. Dengan pendekatan yang kritis dan sarkastik terhadap demokrasi, beliau terus berkomitmen untuk memperluas wawasan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Eksplorasi Biji Tembakau Temanggung sebagai Bahan Baku Biodiesel: Peluang dan Tantangan

7 Oktober 2024   08:10 Diperbarui: 7 Oktober 2024   08:11 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fathul Bari

Permasalahan energi global semakin mendesak kebutuhan akan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Salah satu potensi yang menjanjikan adalah biodiesel, bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari sumber-sumber nabati. Pengembangan bahan baku biodiesel di Indonesia umumnya terfokus pada minyak kelapa sawit, namun eksplorasi sumber lainnya seperti biji tembakau (Nicotiana tabacum) di Temanggung dapat menjadi alternatif yang menjanjikan. Daerah ini terkenal dengan produksi tembakau berkualitas tinggi, yang ternyata menyimpan potensi lain, yaitu biji tembakau yang dapat diolah menjadi bahan baku biodiesel.

Potensi Biji Tembakau sebagai Sumber Biodiesel

Biji tembakau, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah pertanian, mengandung minyak yang dapat diubah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi. Kandungan minyak dalam biji tembakau berkisar antara 30-40%, menjadikannya bahan baku yang cukup potensial. Minyak ini dapat diubah menjadi metil ester, yang dikenal sebagai biodiesel. Selain itu, tembakau adalah tanaman yang relatif mudah tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, sehingga biji tembakau dapat menjadi alternatif yang berkelanjutan untuk memproduksi biodiesel di masa depan.

Menurut buku Outlook Energi Indonesia (OEI) 2019 yang dikeluarkan oleh Dewan Energi Nasional pada tahun 2019 dinyatakan bahwa sumber energi fosil di Indonesia hanya akan cukup hingga tahun 2050, yang artinya sumber energi ini akan habis dimasa mendatang. Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah biji tembakau (Nicotiana Tobacum) yang berasal dari Kabupaten Temanggung. Tembakau Tembakau (Nicotiana Tobacum) sendiri merupakan salah satu tembakau terbaik di Indonesia yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara penghasil tembakau terbesar di dunia, dengan kemampuan produksi mencapai 2,2% dari total produksi global, Indonesia menempati urutan ketujuh di bawah Amerika Serikat dan Uni Eropa. Tembakau merupakan tanaman semusim dan bukan merupakan komoditas pangan melainkan komoditas perkebunan. Bagian yang sering dimanfaatkan dari Tembakau adalah bagian daun tambakau sebagai salah satu barang konsumsi yang mengandung zat aditif yaitu rokok (Rukmi, 2021).

Pengembangan biodiesel dari biji tembakau juga dapat mendiversifikasi ekonomi daerah, terutama di kawasan seperti Temanggung yang sangat bergantung pada industri tembakau. Maka melalui pemanfaatan biji yang sebelumnya tidak digunakan, sektor pertanian tembakau dapat meningkatkan nilai tambah, tidak hanya dari produk tembakaunya, tetapi juga dari limbahnya. Hal ini dapat memberikan sumber pendapatan tambahan bagi petani tembakau di Temanggung, mengurangi ketergantungan pada satu produk utama dan membuka lapangan pekerjaan di sektor energi terbarukan.

Biji Tembakau (Nationa Tobacum) dikeringkan terlebih dahulu kemudian diekstraksi dengan N-Heksana hingga larutan N-Heksana menjadi jernih. Hasil ekstraksi yang dihasilkan kemudian dilakukan pemisahan antara minyak biji tembakau (Nicotinia Tobacum) dengan N-Heksana menggunakan rotatory evaporator sehingga terjadi denaturasi pada minyak. TSO kemudian dilakukan karakterisasi massa jenis, viskonitas kinematiknya, flash point dan residu. Setelah minyak biji tembakau terbentuk, Langkah selanjutnya adalah proses esterifikasi ini dilakukan dengan metode reluks dengan adanya penambahan H2SO4 dan methanol pada minyak biji pisah dimana lapisan atas adalah lapisan asam dan lapisan bawah adalah minyak yang akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Proses pembentukan biodiesel dilanutkan dengan proses transesterifikasi menggunakan metanol (Rukmi, 2021).

Peluang Pengembangan Biodiesel dari Biji Tembakau

Peluang pengembangan biodiesel dari biji tembakau di Temanggung cukup besar. Adanya potensi produksi biji tembakau yang melimpah, Temanggung dapat menjadi pusat produksi biodiesel alternatif yang berbasis tanaman lokal. Pemanfaatan teknologi sederhana seperti transesterifikasi dapat diterapkan di tingkat lokal dengan melibatkan petani dan usaha kecil menengah (UKM). Pengembangan ini juga dapat didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Sebagai upaya dalam peningkatan biaya produksi biodiesel, dilakukan efisiensi dari konversi produk biodiesel saat proses transesterifikasi dilakukan dengan bantuan gelombang mikro. Gelombang mikro dapat mempercepat laju raksi dengan cara mengadsorpsi energi. Proses percepatan reaksi dengan gelombang mikro ini terjadi dengan adanya pemanasan yang dihasilkan oleh suatu kemampuan material dalam mengubah energi elektromagnetik menjadi energi panas. Hasil transesterifikasi kemudian dimasukan ke dalam alat sentrifugasi pada 4000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan biodiesel yang dihasilkan produk samping gliseerol. Biodiesel yang dihasilkan kemudian dicuci menggunakan akuades hingga pH 7, dan setelah itu dilakukan kemudian dianalisis massa jenis dan viskositasnya serta dikarakterisasi menggunakan dengan GC-MS dan FTIR (Rukmi, 2021).       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun