Fathul Bari, M.Pd
Â
PENDAHULUAN
Perubahan iklim dapat mengakibatkan terjadinya kekeringan dan perubahan temperatur udara yang berdampak terhadap sektor pertanian. Selain itu dampak dari perubahan iklim dapat menimbulkan adanya perubahan temperatur udara sehingga hama dan penyakit berkembang pada tanaman padi menyebabkan produksi padi petani di Indonesia dan Vietnam mengalami penurunan. Penurunan hasil panen yang telah dialami oleh petani di Eropa sebesar 22%, petani di Tanzania sebesar 13%, dan petani di Indonesia sebesar 11%.
Indonesia merupakan negara yang terdampak perubahan iklim dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor pertanian. Pada Persetujuan Paris Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca terhadap skenario bussines as usual di tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan dapat terus meningkat hingga 41% dengan adanya dukungan dan kemitraan nasional.
Sektor penentu dalam hal ketanahanan pangan ada dua sektor yangi perikanan dan pertanian sedangkan kegiatan ekonomi menjadi menentukan ketahanan air ditentukan serta terjaganya terjaganya ketahanan pangan maupun ketahanan energi nasional. Terdapat kerentanan pada ketahanan energi nasional yakni sektor energi dan di sektor pembangkitan listrik yang selama ini dianggap sebagai sektor penyebab perubahan iklim.Â
Oleh karena itu petani memerlukan kapasitas adaptif agar mempunyai kemampuan untuk menghadapi perubahan iklim yang ditopang oleh keragaman bentuk jaringan kapital sosial. Melalui adanya identitas komunitas, partisipasi komunitas, tindakan kolektif komunitas, solidaritas dan pembelajaran sosial memberikan daya bagi petani melakukan tindakan adaptasi. Tindakan kolektif komunitas merupakan mekanisme adaptasi kolektif petani yaitu kapasitas perencanaan komunitas yang diperkuat oleh jaringan bonding dan jaringan bridging dengan indikator partisipasi, keragaman pengetahuan, kerjasama, dan kolaborasi.
Memahami dampak perubahan iklim menjadi hal yang sangat penting terutama bagi para petani. Hal ini dikarenakan adanya perubahan suhu dan curah hujan, perubahan angin, iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan dan pergeseran musim. Melalalui adanya persepsi tersebut kesiapan petani menjadi terbentuk di dalam melakukan adaptasi serta penyesuaian teknik-teknik budidaya.
Dampak perubahan iklim air yang diperlukan sulit untuk diperoleh karena suhu udara yang meningkat dan jumlah curah hujan yang semakin lama semakin menurun yang sehingga memicu terjadinya musim kemarau panjang lebih panjang dan kekeringan.
Menerapkan adaptasi yang tepat menjadikan petani dapat meminimalkan dampak negatif dari perubahan iklim pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Proses adaptasi bisa saja terjadi dengan sendirinya akibat adanya dorongan permasalahan yang sedang berlangsung seperti masalah sosial-ekonomi, budaya, geografi, ekologi dan kelembagaan yang dapat membentuk interaksi antar lingkungan dan manusia.Â