Besi baja;
Tekstil;
Petrokimia termasuk ammonia;
Gelas dan keramik; dan
Food and beverages; (Sutijastoto dkk, 2019).
Menurut Sangkertadi (2012) sektor konstruksi mempunyai peran penting dalam penerapan Green Development ini karena sektor konstruksi tetap eksis memenuhi siklus pembangunan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas manusia di muka bumi.Â
Maka sektor konstruksi adalah pemegang kunci utama untuk keberhasilan penerapan konsep Green Development adalah suatu konsep pembangunan untuk masa depan mengingat semakin banyak adanya indikasi penurunan kualitas lingkungan. Green Development juga diperkuat dengan temuan penelitian dari hasil impelementasi konsep tersebut serta penguatan hukum.Â
Konstruksi sebagai sistem yang kompleks mulai dari proses perencanaan, pengembangan, perancangan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan hingga modifikasi dan dekonstruksi, dengan penggunaan beragam sumberdaya dan melibatkan berbagai pihak, nantinya harus dikelola untuk mencapai prinsip prinsip dalam Industri konstruksi berkelanjutan, yaitu reduce, reuse, recycle, protect nature, eliminate toxic dan life cycle costing (Thaha, 2019).
PERTUMBUHAN EKONOMI BERKELANJUTAN
Perekonomian dunia kini telah mengalami transisi dari ekonomi industri menuju ke ekonomi informasi di era revolusi industri 4.0. Hal ini menyebabkan proses globalisasi berlangsung semakin cepat dan mempunyai berbagai dampak pada kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi informasi dunia semakin tidak mengenal batas antarnegara (borderless) dalam hal ini teknologi informasi telah mengaburkan batas-batas organisasi, pasar dan masyarakat, mempersingkat batasan ruang dan waktu, serta menyederhanakan kompleksitas. Teknologi informasi telah mengubah cara kerja manusia mulai dari cara berkomunikasi cara memproduksi, cara berkoordinasi, cara berpikir, dan perubahan-perubahan besar lainnya (Nurbaya dkk, 2019).
Selain itu diprediksi baha Indonesia akan menjadi negara yang mempunyai ekonomi terbesar keempat dunia di tahun 2050. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Prof. Dr. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc yang mengatakan bahwa Indoesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat dunia pada tahun 2050 setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pakar Ekonomi dari Crawford School of Public Policy Australian National University, Hal Hill mengatakan negara-negara yang tergolong negara maju saat ini belum tentu sama majunya dimasa mendatang karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari kawasan Laut Atlantik ke kawasan Asia Pasifik (Nurbaya dkk, 2019).