PERAN KONSTRUKSI BAJA
Tiga pilar utama yang termuat di dalam konsep pembangunan berkelanjutan yakni pembangunan ekonomi, sosial dan pelestarian lingkungan hidup tujuannya agar alam tetap stabil serta layak untuk tempat tinggal mahluk hidup di bumi pada generasi berikutnya. Menurut Ervianto dkk (2012) Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan (PBBL) yakni konstruksi berkelanjutan tujuannya mengehemat bahan dan pengurangan limbah serta memudahkan pemeliharaan bangunan. Hal ini karena terdapat pengaruh pada bangunan yang diakibatkan oleh lingkungan misalnya suatu bangunan bisa rusak meskipun belum berfungsi atau diberikan beban.Â
Sependapat dengan Husnah dkk (2019) yang mengatakan bahwa ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan sekitarnya menajdi penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik dkarenakan Baja merupakan bahan campuran besi(fe), 1.7% zat arang karbon (C),1.65%mangan (Mn), 0.6% silicon (Si), 0.6%tembaga (Cu). (Husnah dkk, 2019).
Pada egenda Konstruksi Indonesia 2030, dikelompokkan berdasarkan kurun waktunya, yaitu:
Jangka pendek (2011-2017) memuat tentang agenda yang harus segera dilakukan untuk penciptaan kondisi lingkungan.
Jangka menengah (2011-2024) memuat agenda yang bertujuan untuk melaksanakan implementasi sustainable construction serta dampaknya.
Jangka panjang (2011-2030) memuat agenda yang bertujuan menciptakan paradigma baru dalam implementasi Sustainable Construction yakni Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Diperlukan kajian yang komprehensif guna melakukan indentifikasi terkait dengan hambatan dan tantangan implementasi prinsip berkelanjutan dalam proyek strategis nasional. Proyek nasional yang diprioritaskan adalah proyek bendungan, jalan tol, serta industry priotitas sejumlah 226 proyek. Banyaknya jumlah proyek besar memang berdampak positif pada ekonomi, sosial akan tetapi juga berdampak negatif bagi lingkungan apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik. Pendapat Ervianto (2017) mengatakan bahwa satu pendekatan yang mampu mengakomodir ketiga aspek tersebut dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan yakni pembangunan guna memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu energi untuk generasi selanjutnya. Menurut Cours (2006) keberhasilan dalam menerapkan kontruksi berkelanjutan bisa dicapai melalui perubahan perencanaan, perencanaan mengurangi limbah, menerapkan lean construction, meminimalkan penggunaan energi dalam proses konstruksi, tidak menimbulkan polusi, melindungi dan meningkatkan keanekaragaman hayati, menghargai manusia dan lingkungan lokal serta menerapkan konservasi sumberdaya air.
Pembangunan Industri Nasional atau RIPIN dan green industry yang harus dilakukan oleh jenis-jenis industri tertentu yang tergolong lahap energi untuk efisiensi. Industri yang dimaksud adalah :
Pulp dan kertas;
Semen;