Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Ketahanan Iklim dalam Pembanguan Kalimantan Baru Melalui Skema Hilirisasi Sumberdaya Alam Guna Mendukung Transisi Ekonomi Hijau

5 September 2024   12:32 Diperbarui: 5 September 2024   12:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abstrk Ekonomi Hijau. Sumber : Penulis

Oleh : Fathul Bari, M.Pd

 

Abstrak

Pembangunan Kalimantan Baru sebagai ibu kota negara Indonesia yang baru menghadirkan tantangan dan peluang dalam konteks ketahanan iklim dan transisi ekonomi hijau. Artikel ini membahas strategi ketahanan iklim melalui hilirisasi sumber daya alam yang diimplementasikan untuk mendukung pembangunan Kalimantan Baru. Hilirisasi sumber daya alam berperan penting dalam mendiversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada eksploitasi sumber daya primer. Pada konteks ini, artikel ini mengkaji berbagai pendekatan dan kebijakan yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi di Kalimantan Baru.

PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim. Kelangkaan sumberdaya air untuk keperluan rumah tangga, pertanian dan indsurtri merupakan dampak yang diakibatkan dari perubahan iklim bahkan menyebabkan kerusakan infrastrukutur seperti jalan, jembatan yang diakibatkan oleh banjir, erosi dan penurunan permukaan tanah. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, yang dikenal sebagai Kalimantan Baru. Pembangunan Kalimantan Baru dirancang dengan visi menjadi kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang mampu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dan mendukung transisi ekonomi hijau (Bappenas, 2020).

Pembangunan Kalimantan Baru sebagai ibu kota negara baru Indonesia menghadirkan tantangan besar terkait perubahan iklim dan kebutuhan akan transisi ekonomi hijau. Ketahanan iklim mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi dampak negatifnya. Akibat peningkatan penggunaan alat teknologi serta penambahan jumlah jalur transportasi yang dirancang untuk kesejahteraan rakyat menjadi efek bertambahnya bahan pencemar pada lingkungan. Sementara itu, hilirisasi sumber daya alam adalah proses meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui pengolahan dan pemanfaatan yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Ketahanan iklim merujuk pada kemampuan suatu sistem, komunitas, atau ekonomi untuk menghadapi, beradaptasi, dan pulih dari dampak perubahan iklim dengan cara yang meminimalkan kerusakan dan memaksimalkan manfaat. Pada konteks pembangunan Kalimantan Baru, ketahanan iklim menjadi sangat penting karena wilayah ini rentan terhadap perubahan iklim, seperti peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan permukaan air laut (Gupta & Van Asselt, 2019). Hilirisasi sumber daya alam merupakan salah satu strategi utama dalam mendukung ketahanan iklim dan transisi ekonomi hijau.

Hilirisasi melibatkan proses pengolahan sumber daya alam mentah menjadi produk setengah jadi atau produk akhir yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi dari sumber daya alam tetapi juga mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan kemandirian ekonomi lokal (Markard, Raven, & Truffer, 2012). Pembangunan Kalimantan Baru juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang dan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan mendukung praktik-praktik keberlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun