Fathul Bari, M.Pd
Abstrak
Artikel ini mengeksplorasi strategi untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di Papua melalui pemanfaatan energi terbarukan dan pengurangan jejak karbon. Papua, dengan karakteristik geografis dan sosio-ekonominya yang unik, menghadapi tantangan signifikan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.Â
Studi ini mengkaji potensi sumber energi terbarukan seperti tenaga hidro, angin dan matahari, serta menilai dampak pengurangan jejak karbon terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Melalui cara menganalisis literatur yang ada dan data sekunder, artikel ini memberikan rekomendasi untuk implementasi kebijakan guna mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua.
Kata Kunci: Papua, Energi Terbarukan, Jejak Karbon, Pembangunan Berkelanjutan, Kebijakan Lingkungan
Â
Latar BelakangÂ
Pembangunan berkelanjutan di Papua menghadapi tantangan unik yang memerlukan pendekatan holistik untuk memastikan kemajuan yang sejalan dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat. Potensi energi terbarukan di Papua, dengan sumber daya alamnya yang melimpah seperti energi panas bumi, biomassa dan tenaga air, menawarkan solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan energi sambil mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Integrasi teknologi energi terbarukan dalam strategi pembangunan regional diharapkan tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.Â
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi energi terbarukan di Papua, mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam implementasinya, serta mengkaji dampaknya terhadap pengurangan emisi karbon dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Pembangunan berkelanjutan di Papua membutuhkan pendekatan yang inovatif dan adaptif untuk menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang ada. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah adopsi sumber energi terbarukan, yang tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang tetapi juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon. Penelitian menunjukkan bahwa pembangkit listrik berbasis fosil di Indonesia menghasilkan jejak karbon rata-rata sebesar 5538,11 kgCO2/MWh, sedangkan biodiesel kelapa sawit, yang merupakan salah satu sumber energi terbarukan, hanya menghasilkan 2281,66 kgCO2/MWh, menunjukkan pengurangan emisi sebesar 41% (Fajriyah dkk, 2024). Selain biodiesel, teknologi energi terbarukan seperti matahari, angin dan biogas juga telah terbukti efektif dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai negara berkembang (Kamau, 2024).
Oleh karena itu untuk memastikan pembangunan berkelanjutan yang optimal di Papua, integrasi teknologi energi terbarukan harus dilengkapi dengan strategi yang memadukan pemanfaatan sumber daya lokal dan pengembangan kapasitas komunitas. Misalnya, pemanfaatan tenaga matahari dan angin di wilayah yang memiliki potensi tinggi dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang lebih mencemari. Selain itu, pengembangan biogas dari limbah organik dapat memberikan solusi energi yang ramah lingkungan sambil mengurangi masalah pengelolaan limbah. Keberhasilan adopsi energi terbarukan juga sangat bergantung pada pelibatan komunitas lokal dalam proses perencanaan dan implementasi proyek, serta penguatan kebijakan yang mendukung investasi dalam teknologi ini. Melalui pendekatan holistik ini, Papua tidak hanya dapat mengurangi jejak karbonnya secara signifikan, tetapi juga mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Pada wilayah Papua, potensi energi terbarukan sangat besar, dengan sumber utama yang mencakup energi matahari dan angin. Penelitian menunjukkan bahwa energi matahari menjadi prioritas pembangunan, dengan rencana untuk pengembangan sistem pembangkit listrik tenaga surya yang meliputi instalasi atap, skala besar dan sistem PV terapung. Contohnya, di daerah Rawa Biru, terdapat potensi 53,25 MWp dari sistem PV terapung yang dapat memanfaatkan sumber daya ini secara optimal (Karim dkk, 2023). Selain itu, potensi energi terbarukan di Papua secara keseluruhan diperkirakan mencapai 26.529 MW, dengan energi matahari menyumbang kontribusi signifikan terhadap bauran energi kawasan ini. Energi angin juga memainkan peran penting, seperti yang terlihat dari kelayakan ekonomi sistem microgrid hibrida turbin angin dan fotovoltaik di kota Waropen, yang mengintegrasikan sumber daya ini untuk solusi elektrifikasi off-grid (Tjahjana dkk, 2023).
Integrasi energi matahari dan angin dalam sistem hibrida memposisikan Papua dengan potensi besar untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dan memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem hibrida ini tidak hanya memperluas cakupan elektrifikasi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, selaras dengan upaya pengurangan jejak karbon (Rosyadi dkk, 2023). Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi strategi energi terbarukan yang komprehensif di Papua sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, mengurangi emisi karbon dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional yang ramah lingkungan.
Namun, meskipun potensi energi terbarukan menawarkan solusi yang signifikan, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan manfaatnya. Biaya awal yang tinggi dan keterbatasan kapasitas teknis menjadi hambatan utama dalam implementasinya. Selain itu, integrasi teknologi energi terbarukan dalam sektor transportasi juga dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap pengurangan emisi karbon secara keseluruhan (Ustun, 2024). Oleh karena itu, pengembangan strategi yang efektif untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan dan mengatasi tantangan terkait sangat penting bagi Papua dalam upayanya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan sambil meminimalkan jejak karbon.
Melalui adanya potensi yang melimpah dan teknologi yang semakin berkembang, Papua berada di jalur yang tepat untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan secara maksimal. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan upaya koordinasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat lokal dalam mengatasi tantangan teknis dan finansial. Dukungan kebijakan yang mendukung insentif untuk investasi energi terbarukan, serta program pelatihan dan pengembangan kapasitas lokal, akan memainkan peran krusial dalam memfasilitasi transisi energi yang berkelanjutan. Selain itu, upaya untuk memetakan dan memprioritaskan proyek-proyek energi terbarukan yang paling menjanjikan akan membantu dalam pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan pencapaian target pengurangan emisi yang lebih ambisius.
Melalui upaya pendekatan yang terpadu dan berorientasi pada keberlanjutan, Papua dapat mengoptimalkan manfaat energi terbarukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat. Artikel ini mengidentifikasi potensi energi terbarukan di Papua, mengevaluasi dampak perubahan iklim dan jejak karbon, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendorong adopsi teknologi energi terbarukan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian regional sehingga berdampak pada kualitas hidup masyarakat Papua saembari melestarikan lingkungan.
Â
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi Energi Terbarukan di Papua
Papua memiliki potensi besar dalam memanfaatkan energi terbarukan, khususnya energi surya, angin dan hibrida. Energi surya telah diidentifikasi sebagai salah satu sumber energi yang paling menjanjikan, dengan kapasitas perkiraan mencapai 26.529 MW. Namun, hingga 2018, hanya 20 MW yang telah terpasang, menunjukkan adanya tantangan dalam implementasi skala besar. Salah satu wilayah yang menjanjikan untuk pengembangan energi surya adalah Rawa Biru di Papua Selatan, di mana sistem fotovoltaik terapung dengan kapasitas pembangkit 79,93 GWh/tahun dapat dikembangkan dari situs seluas 95 hektar (Karim & Hardiantono, 2022). Sumber energi ini sangat potensial untuk mendukung akses energi yang lebih luas di Papua, meskipun tantangan teknis dan logistik harus diatasi.
Selain energi surya, potensi energi angin di Papua juga sedang dieksplorasi, terutama di sepanjang pantai utara. Daerah ini memiliki angin laut yang dapat mendukung pembangkit listrik kecil, meskipun keterbatasan infrastruktur dan teknologi masih menjadi hambatan utama (Numberi dkk, 2023). Pada wilayah Kota Waropen, sebuah sistem energi terbarukan hibrida yang menggabungkan teknologi turbin angin dan fotovoltaik telah diusulkan untuk elektrifikasi off-grid. Studi menunjukkan bahwa sistem ini memiliki kelayakan ekonomi dengan kapasitas pembangkit sebesar 9.098 kWh/tahun (Tjahjana dkk, 2023). Kombinasi teknologi ini memungkinkan pemanfaatan energi yang lebih optimal di daerah-daerah terpencil, tetapi membutuhkan investasi awal yang cukup besar.
Papua menghadapi tantangan besar dalam hal elektrifikasi, dengan sekitar 346 desa belum memiliki akses listrik yang memadai. Pada tahun 2018, rasio elektrifikasi di Papua hanya mencapai 61,42%, menempatkannya sebagai salah satu yang terendah di Indonesia. Mengingat Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi energi terbarukan dari laut yang dapat menghasilkan hingga 240 GW, salah satu solusi untuk memanfaatkan potensi ini adalah melalui Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) (Zakia, 2023). Teknologi OTEC mengubah perbedaan suhu antara permukaan laut dan kedalaman tertentu menjadi energi listrik.
Selain energi laut, energi panas bumi juga merupakan alternatif penting untuk Papua. Wilayah seperti Distrik Momiwaren di Manokwari Selatan menunjukkan potensi pengembangan panas bumi dengan adanya mata air panas dan struktur patahan yang mendukung produksi energi (Lewerissa, 2021). Contohnya di Provinsi Britania Baru Barat memiliki potensi panas bumi bersuhu tinggi dengan suhu reservoir antara 245 hingga 310 C, menawarkan peluang besar untuk pembangkit energi (Lahan dkk, 2015). Namun, pengembangan energi panas bumi memerlukan lingkungan regulasi yang stabil dan pendanaan yang memadai.
Secara keseluruhan, Papua memiliki lanskap energi terbarukan yang beragam, yang sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dan peningkatan akses energi. Namun, setiap sumber energi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Energi surya menawarkan potensi besar tetapi menghadapi tantangan dalam implementasi. Energi angin bisa menjadi solusi untuk daerah pesisir, tetapi keterbatasan teknologi menjadi kendala. Sementara itu, energi panas bumi menawarkan stabilitas jaringan dan keamanan energi, tetapi memerlukan lingkungan regulasi yang mendukung dan investasi besar. Melalui pendekatan yang tepat, integrasi sumber-sumber ini dapat secara signifikan meningkatkan portofolio energi terbarukan di Papua.
Jejak Karbon dan Dampaknya
Jejak karbon merupakan indikator penting yang mencerminkan total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu, organisasi, atau negara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Emisi ini terutama diukur dalam setara karbon dioksida (CO2e), yang mencakup berbagai gas rumah kaca seperti metana dan nitrous oxide. Pemahaman tentang jejak karbon menjadi kunci dalam mengukur dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, terutama dalam konteks meningkatnya emisi yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim (Celekli & Zaric, 2023). Sehingga dengan mengukur jejak karbon, kita dapat lebih memahami sejauh mana aktivitas sehari-hari kita mempengaruhi kesehatan planet ini.
Metodologi pengukuran jejak karbon terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Saat ini, berbagai alat dan aplikasi telah dikembangkan untuk meningkatkan pengumpulan dan analisis data jejak karbon, sehingga manajemen emisi dapat dilakukan dengan lebih akurat dan efektif. Aplikasi seluler, misalnya, memungkinkan individu dan organisasi untuk memantau dan mengelola emisi mereka secara real-time, memberikan kemudahan dalam menerapkan langkah-langkah pengurangan emisi (Muravyova et al., 2023). Teknologi ini tidak hanya meningkatkan akurasi data tetapi juga mendorong partisipasi yang lebih luas dalam upaya pengurangan jejak karbon.
Jejak karbon memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berkontribusi pada pemanasan global, yang kemudian menyebabkan perubahan iklim dengan berbagai konsekuensi, seperti cuaca ekstrem, peningkatan permukaan laut dan gangguan ekosistem. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh lingkungan tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia, seperti meningkatnya risiko penyakit terkait panas dan kualitas udara yang memburuk (Muravyova et al., 2023). Oleh karena itu, memahami dan mengurangi jejak karbon menjadi bagian penting dari upaya perlindungan lingkungan dan kesehatan publik.
Pada wilayah Papua, analisis jejak karbon menjadi alat penting untuk menilai dampak lingkungan lokal dan hasil kesehatan masyarakat. Papua, dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik, menghadapi tantangan khusus dalam mengukur dan mengelola jejak karbon. Data yang dikumpulkan dari daerah ini dapat dibandingkan dengan daerah lain untuk mengevaluasi seberapa besar kontribusi Papua terhadap emisi nasional serta untuk mengidentifikasi area yang memerlukan intervensi khusus (Sharma, 2022). Meskipun demikian, masih terdapat kesenjangan dalam aksesibilitas dan integrasi data di Papua dibandingkan dengan daerah lain yang mungkin telah mengadopsi kalkulator jejak karbon yang lebih canggih.
Perbandingan data jejak karbon antara Papua dan daerah lain di Indonesia menunjukkan adanya variasi yang signifikan dalam kemampuan dan teknologi yang tersedia untuk pengukuran emisi. Sementara beberapa daerah telah mengembangkan alat pengukuran yang canggih dan terintegrasi, Papua masih menghadapi tantangan dalam hal aksesibilitas data dan implementasi teknologi tersebut. Mengatasi kesenjangan ini sangat penting untuk menerapkan kebijakan iklim yang efektif, yang tidak hanya fokus pada pengurangan emisi tetapi juga pada promosi keberlanjutan dan kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia (Muravyova et al., 2023). Upaya ini akan memastikan bahwa kebijakan iklim yang diterapkan dapat memberikan manfaat yang merata bagi semua daerah, termasuk Papua.
Kebijakan dan Praktik Terbaik
Tinjauan kebijakan internasional dan nasional mengenai energi terbarukan dan pengurangan jejak karbon mengungkapkan berbagai praktik terbaik yang dapat diterapkan di Papua. Salah satu strategi pendekatan yang telah terbukti efektif menerapkan integrasi efisiensi energi dalam perencanaan kota adalah penerapan kode bangunan yang ketat, yang mengharuskan penggunaan teknologi hemat energi dalam konstruksi baru. Selain itu, insentif untuk adopsi energi terbarukan, seperti pemberian subsidi atau pengurangan pajak bagi pengguna energi terbarukan, telah mendorong percepatan transisi ke energi bersih (Umoh et al, 2024). Strategi ini menunjukkan bahwa dengan kebijakan yang tepat, Papua dapat mengadopsi praktik-praktik serupa untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon.
Implementasi proyek wind-plus-storage di Papua telah diidentifikasi sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk meningkatkan sistem energi di wilayah tersebut. Teknologi ini mengkombinasikan pembangkit listrik tenaga angin dengan penyimpanan energi, memungkinkan penggunaan energi yang dihasilkan secara lebih efisien. Maka dengan memanfaatkan data geografis, lokasi optimal untuk pembangunan proyek-proyek ini dapat diidentifikasi, sehingga memastikan bahwa energi yang dihasilkan mencapai potensi maksimum (McClenny et al, 2024). Penggunaan data dan teknologi dalam perencanaan ini sangat relevan bagi Papua, yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan melalui sumber daya alamnya yang melimpah.
Lebih lanjut, model perencanaan energi regional di Papua Barat menunjukkan bahwa kombinasi efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon sekaligus memenuhi permintaan energi yang terus meningkat. Studi ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan sumber daya energi yang lebih baik, Papua dapat mencapai keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan energi dan pelestarian lingkungan (Bawan & Hasibi, 2022). Ini menjadi penting mengingat tantangan yang dihadapi Papua dalam hal keterbatasan akses energi dan potensi risiko lingkungan yang terkait dengan penggunaan energi fosil.
Selain itu, kebijakan penetapan harga karbon dan dukungan peraturan yang kuat juga telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam mendorong adopsi energi terbarukan. Penetapan harga karbon menciptakan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka, sementara dukungan peraturan memberikan kerangka kerja yang jelas bagi investasi dalam teknologi berkelanjutan (Mudaliyar & Sharma, 2022). Penerapan kerangka kerja serupa di Papua dapat merangsang pertumbuhan investasi dalam proyek energi terbarukan, sekaligus mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
Secara keseluruhan, tinjauan ini menyoroti potensi besar bagi Papua untuk mengadopsi kebijakan yang selaras dengan kondisi lokal dan komitmen iklim global. Melalui upaya memanfaatkan praktik terbaik dari wilayah lain, Papua dapat mempercepat transisi menuju masa depan rendah emisi. Langkah-langkah seperti integrasi efisiensi energi dalam perencanaan kota, implementasi teknologi wind-plus-storage dan dukungan peraturan yang kuat untuk energi terbarukan dapat menjadi kunci bagi Papua dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim (Herya dkk, 2023). Maka dengan demikian, Papua memiliki peluang besar untuk menjadi model bagi wilayah lain di Indonesia dalam mengintegrasikan solusi energi terbarukan yang inovatif dan berkelanjutan.
Â
KASUS TEMUAN
Evaluasi Kasus
Berbagai proyek energi terbarukan di beberapa wilayah dengan karakteristik serupa dengan Papua menunjukkan potensi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi lokal. Sebagai contoh, studi tentang integrasi wind-plus-storage di Papua Nugini menyoroti pentingnya solusi energi inovatif yang disesuaikan dengan pasar negara berkembang. Studi ini menekankan bahwa keberhasilan implementasi proyek sangat bergantung pada kerangka peraturan yang tepat dan upaya untuk menstimulasi permintaan pasar, yang akan memastikan keberlanjutan proyek tersebut (McClenny et al., 2024). Maka dengan demikian, pendekatan ini dapat menjadi model yang bermanfaat bagi daerah lain yang memiliki kondisi serupa.
Selain itu, penelitian lain yang dilakukan di Papua, Indonesia, berfokus pada sistem energi terbarukan hibrida (HRES) yang menggabungkan microgrid fotovoltaik (PV) dan turbin angin. Studi ini, yang dilakukan di Kota Waropen, mengungkapkan bahwa sistem ini memiliki kelayakan ekonomi yang cukup baik, terutama untuk tujuan elektrifikasi off-grid. Hal ini menunjukkan bahwa model ini dapat diterapkan di wilayah terpencil lainnya yang memiliki sumber daya energi terbarukan serupa (Tjahjana dkk., 2023). Keberhasilan model ini dapat membuka jalan bagi elektrifikasi yang lebih luas di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Lebih jauh lagi, eksplorasi tentang sistem fotovoltaik terapung di Papua Selatan menunjukkan adanya potensi besar dalam energi matahari di wilayah tersebut. Penelitian ini memproyeksikan bahwa instalasi PV terapung dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang signifikan, menjadikannya salah satu solusi yang mungkin untuk menutupi kebutuhan energi di wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional (Karim dkk., 2023). Potensi ini menjadikan PV terapung sebagai alternatif yang layak untuk meningkatkan akses energi di wilayah yang terisolasi.
Secara keseluruhan, berbagai studi ini menekankan pentingnya strategi energi terbarukan yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Melaui pemanfaatan sumber daya yang ada dan mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh daerah seperti Papua, strategi ini berpotensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan (Tewhey, 2022). Pengembangan strategi ini dapat berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan lingkungan.
PEMBAHASAN
Potensi Energi Terbarukan di Papua:
Papua menghadirkan potensi yang signifikan untuk pengembangan energi terbarukan, khususnya di bidang hidro, angin dan energi matahari. Topografi yang beragam, dengan banyaknya sungai yang mengalir deras sepanjang tahun, menawarkan peluang besar untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beberapa lokasi di Papua memiliki potensi yang menjanjikan untuk proyek penyimpanan angin, yang dapat meningkatkan sistem energi di pasar negara berkembang seperti Papua Nugini (McClenny et al., 2024). Melalui kombinasi potensi angin dan air, Papua memiliki landasan yang kuat untuk menjadi pusat energi terbarukan di Indonesia.
Potensi energi terbarukan di Papua sangat besar, dengan berbagai sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut laporan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT, 2023), Papua memiliki potensi energi hidro sekitar 3.500 MW, potensi energi matahari mencapai 5,2 kWh/m per hari dan potensi energi biomassa dari limbah pertanian dan kehutanan mencapai 1.200 MW. Pemanfaatan potensi ini dapat secara signifikan mendukung kebutuhan energi lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang pada gilirannya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Energi matahari juga menunjukkan harapan besar di Papua, terutama di area tertentu seperti Rawa Biru, yang telah diidentifikasi sebagai lokasi potensial untuk instalasi fotovoltaik mengambang. Instalasi ini diperkirakan mampu menghasilkan output energi yang substansial, memberikan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk daerah terpencil (Karim dkk., 2024). Melaui adanya sinar matahari yang kuat sepanjang tahun, Papua memiliki peluang besar untuk memanfaatkan energi matahari sebagai salah satu sumber daya utama dalam memenuhi kebutuhan energinya.
Namun, pengembangan sumber daya energi terbarukan di Papua tidak terlepas dari tantangan. Tantangan teknis pertama adalah infrastruktur yang terbatas. Keterbatasan ini mencakup aksesibilitas ke lokasi-lokasi terpencil, yang meningkatkan biaya transportasi dan pemasangan teknologi energi terbarukan. Selain itu, rintangan peraturan dan ketidakstabilan pasar menjadi penghalang dalam menarik investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan infrastruktur ini (Dwiputra & Saputri, 2024). Maka dalam hal teknologi, pengembangan PLTA harus disesuaikan dengan medan yang sulit, sementara teknologi fotovoltaik dan angin perlu disesuaikan dengan kondisi iklim Papua yang spesifik.
Mengatasi tantangan untuk membuka potensi energi terbarukan di Papua memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk integrasi teknologi yang tepat, dukungan kebijakan yang kuat dan partisipasi masyarakat. Salah satu teknologi yang menawarkan potensi besar adalah sistem Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), yang dapat memanfaatkan perbedaan suhu laut di perairan Kepulauan Yapen. Pada kedalaman 475 meter, perbedaan suhu lebih dari 20C, dengan suhu rata-rata tahunan 29,37C di permukaan dan 8,75C di kedalaman, menciptakan kondisi optimal untuk efisiensi OTEC yang mencapai 6,81%. Melalui sistem siklus terbuka, air laut digunakan sebagai fluida kerja yang diubah menjadi uap bertekanan rendah, menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik melalui generator AC dengan efisiensi 90%. Maka dengan potensi menghasilkan daya sebesar 7,560 kW, sistem ini dapat memenuhi kebutuhan listrik 7.560 rumah tangga, mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua, meningkatkan kesejahteraan penduduk, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap target energi hijau nasional (McClenny et al., 2024; Karim dkk., 2024; Sawai, 2024; Zakia, 2023).
Selain OTEC, instalasi Solar PV di Papua menawarkan solusi tambahan yang efisien dan ramah lingkungan untuk kebutuhan energi listrik. Solar PV dapat dipasang pada atap pabrik, bangunan perumahan, atau komersial, dan sangat cocok untuk penerangan rumah tangga serta pendingin ruangan. Potensi PLTS off-grid mencapai 2,1 GW di wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua, teknologi ini juga dapat menggantikan pembangkit listrik diesel yang mahal di daerah terpencil (IRENA, 2017; Magfirah, 2021).
Secara keseluruhan, pengembangan OTEC dan Solar PV di Papua tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga mendukung ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Implementasi kedua teknologi ini penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah yang berkelanjutan, dengan dampak positif terhadap lingkungan dan penciptaan lapangan kerja serta pengurangan biaya energi.
Dikaji dari segi ekonomi, tantangan utama adalah investasi awal yang tinggi. Tantangan utama dalam pengembangan energi terbarukan di Papua adalah investasi awal yang tinggi dan pasar energi yang terbatas, yang menyebabkan biaya per unit energi lebih tinggi. Ketidakpastian pasar dan regulasi yang belum sepenuhnya mendukung juga menambah tantangan dalam menarik investor, sehingga dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan jelas dan insentif ekonomi sangat diperlukan (Dwiputra & Saputri, 2024). Selain itu, aspek sosial budaya memainkan peran penting, integrasi kearifan lokal dan partisipasi masyarakat sangat penting untuk keberhasilan proyek, membantu mendapatkan dukungan dan memastikan pengembangan yang berkelanjutan sesuai kebutuhan lokal (Sawai, 2024). Mengabaikan aspek ini dapat mengakibatkan resistensi dari masyarakat lokal dan menghambat kemajuan proyek.
Mengatasi tantangan untuk membuka potensi energi terbarukan di Papua memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk integrasi teknologi yang tepat, dukungan kebijakan yang kuat dan partisipasi masyarakat. Papua memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia, yang tidak hanya akan mendukung pembangunan berkelanjutan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat serta memberikan kontribusi signifikan terhadap target nasional dalam energi hijau (McClenny et al., 2024; Karim dkk., 2024; Sawai, 2024). Selain itu, pengembangan ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dengan tantangan serupa, membuka jalan bagi transformasi energi secara nasional.
Pengurangan Jejak Karbon:
Pada wilayah Papua, proyek energi terbarukan telah berhasil mengurangi emisi karbon hingga 20% dalam kurun waktu lima tahun terakhir (Kementerian ESDM, 2023). Proyek energi hidro dan tenaga surya, yang memanfaatkan potensi air terjun dan sinar matahari di wilayah tersebut, telah menggantikan penggunaan generator diesel yang sebelumnya menjadi sumber utama listrik di daerah-daerah terpencil. Sebuah studi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, tercatat bahwa penggunaan energi hidro di Papua telah mengurangi emisi karbon sebesar 100.000 ton CO2e per tahun, sementara proyek tenaga surya berkontribusi terhadap pengurangan tambahan sebesar 50.000 ton CO2e per tahun (BPS, 2023).
Dampak proyek energi terbarukan di Papua terhadap lingkungan sangat signifikan. Berkurangnya penggunaan bahan bakar fosil meningkatkan kualitas udara lokal dan mengurangi ancaman polusi dari pembakaran diesel di daerah pedalaman. Selain itu, transisi ini juga mengurangi kontribusi Papua terhadap emisi gas rumah kaca global bahkan mampu mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di tingkat nasional.
Proyek energi terbarukan di Papua, khususnya melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga air dan matahari, telah berkontribusi signifikan terhadap penurunan jejak karbon di wilayah tersebut. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2023), proyek ini berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 150.000 ton CO2 per tahun. Ini setara dengan pengurangan emisi dari 32.000 kendaraan bermotor per tahun. Dampak ini tidak hanya mengurangi polusi udara tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan energi bersih dan stabil bagi daerah yang sebelumnya kekurangan akses listrik.
Proyek energi terbarukan di Papua juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Akses yang lebih luas ke energi bersih dan berkelanjutan telah meningkatkan kualitas hidup, terutama di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Misalnya, menurut laporan dari International Renewable Energy Agency (IRENA), sekitar 75% dari penduduk di pedalaman Papua yang sebelumnya bergantung pada listrik dari generator berbahan bakar fosil kini telah beralih ke listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan (IRENA, 2022). Proyek-proyek ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi penduduk setempat, meningkatkan ekonomi lokal dan mampu memperkuat keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kontribusi proyek energi terbarukan terhadap pengurangan jejak karbon sangat signifikan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan, seperti matahari dan angin, memiliki potensi besar dalam menghilangkan emisi karbon dari sektor energi (Ustun, 2024). Selain itu, teknologi energi terbarukan telah terbukti efektif di negara-negara berkembang, mengurangi emisi karbon sekaligus mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan memperluas akses energi kepada masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani (Kamau, 2024). Maka dengan demikian, proyek energi terbarukan di Papua tidak hanya berperan dalam mengurangi jejak karbon, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat lokal.
Analisis kuantitatif oleh Yan dkk. (2024) menunjukkan bahwa pengurangan emisi karbon dari sistem tenaga terbarukan dapat dioptimalkan melalui penjadwalan yang cermat dan kopling multi-faktor, yang meningkatkan efisiensi pengurangan ini. Lebih jauh lagi, integrasi energi terbarukan dalam renovasi bangunan juga memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi tambahan. Hal ini sejalan dengan temuan Deyranlou dan Afzali (2023) yang menunjukkan bahwa praktik berkelanjutan di sektor konstruksi, seperti penggunaan energi terbarukan, dapat secara signifikan menurunkan emisi yang terkait dengan pembangunan dan pemeliharaan bangunan. Selain itu, penggunaan beton geopolimer, yang memanfaatkan produk sampingan industri, menawarkan solusi tambahan untuk mengurangi emisi CO2 dalam konstruksi, seperti yang ditunjukkan oleh Palash dan Dhurvey (2024).
Secara keseluruhan, berbagai temuan ini menegaskan bahwa proyek energi terbarukan tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan jejak karbon, tetapi juga memiliki dampak luas terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Integrasi teknologi terbarukan dalam berbagai sektor menunjukkan potensi untuk tidak hanya mengurangi emisi karbon secara signifikan tetapi juga mempercepat transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Rekomendasi Kebijakan:
Peningkatan Infrastruktur Energi Terbarukan Pemerintah harus berinvestasi dalam peningkatan infrastruktur untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Papua. Ini termasuk pembangunan jalur transportasi yang lebih baik ke lokasi-lokasi terpencil, serta fasilitas penyimpanan dan distribusi energi terbarukan seperti PLTA, turbin angin, dan instalasi solar PV. Dukungan ini dapat mengurangi biaya pengembangan dan mempermudah akses ke teknologi yang diperlukan. Infrastruktur yang kuat akan memfasilitasi implementasi proyek-proyek energi terbarukan, mengurangi biaya produksi energi dan meningkatkan daya tarik bagi investor swasta.
Penerapan Insentif Ekonomi dan Subsidi untuk mengatasi tantangan ekonomi dan investasi awal yang tinggi, pemerintah perlu menerapkan kebijakan insentif dan subsidi untuk proyek energi terbarukan. Subsidi ini bisa berupa potongan pajak, kredit investasi, atau hibah untuk penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan. Selain itu, insentif khusus untuk proyek yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal dan mengintegrasikan kearifan lokal dapat meningkatkan dukungan komunitas dan memastikan keberlanjutan proyek. Melalui pemberian insentif ini, investor akan lebih termotivasi untuk berinvestasi dalam proyek-proyek energi bersih yang dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan.
Pengembangan Kebijakan Dukungan Regulasi Pemerintah daerah dan pusat harus mengembangkan kebijakan regulasi yang jelas dan mendukung pengembangan energi terbarukan. Kebijakan ini harus mencakup pengaturan yang mempermudah izin pembangunan, serta pengaturan harga dan distribusi energi terbarukan. Regulasi yang stabil dan mendukung akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi, mengurangi ketidakpastian pasar dan menarik lebih banyak investor ke sektor energi terbarukan. Kebijakan ini juga harus mencakup pembuatan standar teknis dan prosedur yang konsisten untuk proyek-proyek energi terbarukan.
Melaksanakan Program Pendidikan dan Pelatihan untuk memaksimalkan potensi energi terbarukan di Papua. Program ini harus fokus pada pengembangan keterampilan dalam teknologi energi terbarukan, termasuk pemeliharaan dan operasi sistem energi terbarukan. Sehingga dengan keterampilan yang memadai, masyarakat lokal tidak hanya akan terlibat dalam pembangunan tetapi juga dalam pengelolaan dan pemeliharaan proyek-proyek energi terbarukan, meningkatkan keberlanjutan dan dampak positif proyek tersebut. Dukungan dalam bentuk pendidikan juga akan meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap energi terbarukan.
Pendekatan Partisipatif dan Kearifan Lokal Implementasi proyek energi terbarukan harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat lokal dan mengintegrasikan kearifan lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Ini akan memastikan bahwa proyek-proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal serta meningkatkan dukungan masyarakat terhadap inisiatif energi terbarukan. Program-program partisipatif dapat mencakup konsultasi publik, forum komunitas dan pelibatan pemangku kepentingan lokal dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini akan memperkuat hubungan antara pengembang dan komunitas lokal, serta meminimalkan resistensi terhadap proyek-proyek energi terbarukan.
Pengembangan Teknologi dan Riset Pemerintah perlu mendukung riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan yang sesuai dengan kondisi spesifik Papua, seperti sistem Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dan teknologi fotovoltaik (PV) di wilayah yang memiliki intensitas sinar matahari tinggi. Dukungan ini dapat berupa dana riset, kolaborasi dengan lembaga penelitian dan fasilitas uji coba teknologi. Riset dan pengembangan yang berkelanjutan akan membantu menemukan solusi teknologi yang lebih efisien dan ekonomis, serta mempercepat adopsi teknologi terbarukan di Papua. Maka dengan teknologi yang tepat, Papua dapat memanfaatkan potensi energi terbarukan secara maksimal dan berkontribusi secara signifikan terhadap pengurangan jejak karbon global.
Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus aktif membangun kemitraan dengan sektor swasta untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Papua. Kemitraan ini bisa berupa kerjasama dalam pendanaan, pengembangan proyek, dan teknologi. Maka dengan melibatkan perusahaan swasta yang memiliki keahlian dan sumber daya, proyek energi terbarukan dapat berkembang lebih cepat dan lebih efisien. Pemangku kepentingan lokal juga harus diikutsertakan dalam proses perencanaan untuk memastikan bahwa kebutuhan dan kondisi lokal diperhatikan.
Pemerintah Daerah perlu dilengkapi dengan kapasitas dan pengetahuan yang cukup untuk merencanakan dan mengelola proyek energi terbarukan. Pelatihan khusus dan workshop tentang teknologi energi terbarukan, peraturan dan manajemen proyek harus diselenggarakan untuk pegawai pemerintah daerah. Maka dengan adanya kapasitas yang lebih baik, pemerintah daerah akan lebih siap untuk mengatasi tantangan dan memastikan bahwa proyek energi terbarukan dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien.
Pembangunan kapasitas komunitas lokal sangat penting untuk keberhasilan proyek energi terbarukan. Program-program pelatihan yang ditujukan untuk masyarakat lokal dalam hal teknik pemeliharaan energi terbarukan, manajemen proyek dan kewirausahaan dapat meningkatkan partisipasi komunitas dan menciptakan peluang kerja baru. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan memastikan bahwa proyek-proyek tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan lokal dan mendapatkan dukungan masyarakat.
Selanjutnya pemerintah harus memastikan bahwa pengembangan energi terbarukan dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial. Kebijakan perlindungan lingkungan harus diterapkan untuk mencegah kerusakan ekosistem dan memastikan bahwa proyek-proyek tidak merugikan masyarakat lokal. Selain itu, harus ada mekanisme untuk menangani keluhan dan konflik yang mungkin timbul selama implementasi proyek.
Menciptakan insentif lokal seperti potongan pajak atau hibah untuk proyek-proyek energi terbarukan yang melibatkan masyarakat setempat dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan lokal. Program insentif ini harus dirancang untuk memotivasi komunitas lokal agar aktif terlibat dalam pengembangan dan pemeliharaan proyek energi terbarukan. Sehingga dengan insentif ini, masyarakat tidak hanya akan mendapatkan manfaat ekonomi tetapi juga merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan proyek.
Implementasi proyek energi terbarukan harus diikuti dengan pemantauan dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemerintah dan pemangku kepentingan lokal harus bekerja sama dalam melakukan evaluasi dampak lingkungan dan sosial dari proyek-proyek ini serta mengidentifikasi area perbaikan. Melalui pemantauan yang baik, masalah dapat diidentifikasi dan ditangani dengan cepat, memastikan keberlanjutan dan efektivitas proyek energi terbarukan di Papua.
Â
KESIMPULAN DAN SARAN
Ringkasan Temuan:
Papua memiliki potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan, meliputi energi hidro, angin dan solar. Topografi yang beragam dan sungai-sungai yang deras mendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sementara potensi angin di beberapa lokasi dan sinar matahari yang melimpah di area seperti Rawa Biru menjanjikan potensi besar untuk proyek fotovoltaik. Meskipun demikian, pengembangan energi terbarukan di Papua menghadapi tantangan teknis seperti infrastruktur yang terbatas dan ketidakstabilan pasar, serta tantangan ekonomi terkait investasi awal yang tinggi. Kearifan lokal dan partisipasi masyarakat juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proyek. Teknologi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dan Solar PV menunjukkan potensi signifikan dalam memanfaatkan sumber daya energi lokal dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Proyek energi terbarukan di Papua, terutama hidro dan solar, secara signifikan mengurangi jejak karbon dengan menggantikan generator diesel yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Penelitian menunjukkan bahwa transisi ke energi terbarukan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membuka peluang kerja dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sistem tenaga terbarukan seperti OTEC dan Solar PV berpotensi menurunkan emisi karbon lebih lanjut dan mendukung ekonomi lokal. Data menunjukkan bahwa energi terbarukan dapat secara efektif mengurangi emisi karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan serta memperluas akses energi.
Langkah untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Papua, pemerintah disarankan untuk meningkatkan infrastruktur, menerapkan insentif ekonomi dan subsidi, serta mengembangkan kebijakan regulasi yang mendukung. Program pendidikan dan pelatihan penting untuk meningkatkan keterampilan lokal dalam teknologi energi terbarukan. Pendekatan partisipatif dan integrasi kearifan lokal juga krusial untuk memastikan keberhasilan proyek. Rekomendasi tambahan mencakup kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, penguatan kapasitas pemerintah daerah dan pembangunan kapasitas komunitas lokal. Kebijakan perlindungan lingkungan dan sosial serta penciptaan program insentif lokal juga dianjurkan untuk memastikan dampak positif dan keberlanjutan proyek energi terbarukan di Papua.
Saran untuk Implementasi:
Sebagai langkah-Langkah Praktis dalam mengembangkan energi terbarukan dan mengurangi jejak karbon di Papua, perlu melakukan studi pemetaan dan penilaian mendetail terhadap potensi sumber daya energi terbarukan di Papua, termasuk hidro, angin dan solar. Identifikasi lokasi-lokasi dengan potensi tinggi dan evaluasi kelayakan teknis serta ekonomi dari setiap sumber daya. Diperlukan penggunaan teknologi pemantauan canggih seperti satelit dan sensor untuk mengumpulkan data yang akurat dan memperkirakan kapasitas produksi energi di berbagai lokasi.
Investasi dalam pembangunan infrastruktur dasar diperlukan untuk mendukung proyek energi terbarukan. Ini meliputi pembangunan jalur transportasi ke lokasi terpencil, serta fasilitas penyimpanan dan distribusi energi. Prioritaskan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal.
Implementasikan insentif ekonomi seperti potongan pajak, kredit investasi dan hibah untuk mendukung pengembangan proyek energi terbarukan. Fokuskan subsidi pada proyek yang melibatkan teknologi inovatif dan partisipasi masyarakat lokal. Kemudian menciptakan skema pembiayaan yang mempermudah akses ke dana untuk proyek-proyek skala kecil dan menengah, yang sering kali terabaikan dalam pendanaan energi terbarukan.
Menyelenggarakan program pelatihan untuk tenaga kerja lokal dalam bidang teknologi energi terbarukan, termasuk instalasi, operasi dan pemeliharaan sistem energi. Bekerja sama dengan lembaga pendidikan lokal dan universitas untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan menciptakan jalur karir di sektor energi terbarukan. Hal ini perlu diiringi dengan kebijakan regulasi yang jelas dan mendukung pengembangan energi terbarukan. Ini termasuk penyederhanaan proses perizinan dan pengaturan harga energi terbarukan serta perlu dipastikan bahwa regulasi mendukung pengembangan teknologi baru dan mengurangi hambatan administratif yang dapat menghalangi investasi.
Libatkan masyarakat lokal secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek energi terbarukan. Adakan konsultasi publik dan forum komunitas untuk memahami kebutuhan dan kekhawatiran lokal. Integrasikan kearifan lokal dan praktik tradisional dalam desain dan pelaksanaan proyek untuk memastikan kesesuaian dan keberlanjutan.
Dukungan riset dan pengembangan untuk teknologi yang sesuai dengan kondisi spesifik Papua, seperti Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dan teknologi solar PV. Investasikan dalam riset untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya teknologi. Fasilitasi kolaborasi antara institusi riset, pemerintah, dan sektor swasta untuk mempercepat inovasi dan adopsi teknologi terbarukan.
Ciptakan program insentif lokal untuk proyek-proyek yang melibatkan masyarakat setempat dan memberikan manfaat langsung kepada komunitas. Insentif ini dapat berupa hibah lokal atau potongan pajak. Terapkan kebijakan perlindungan lingkungan yang ketat untuk memastikan proyek energi terbarukan tidak merusak ekosistem lokal. Monitor dampak lingkungan secara berkala dan tindak lanjuti setiap masalah yang muncul.
Lakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap proyek-proyek energi terbarukan untuk memastikan bahwa telah berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Identifikasi dan tangani masalah yang muncul selama implementasi untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi proyek. Maka dengan mengikuti langkah-langkah praktis ini, diharapkan Papua dapat memanfaatkan potensi energi terbarukan secara maksimal, mengurangi jejak karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan yang menguntungkan lingkungan dan masyarakat lokal.
Arahan Penelitian:
Penelitian selanjutnya perlu melakukan riset mendalam mengenai dampak sosial dan ekonomi proyek energi terbarukan terhadap komunitas lokal, termasuk perubahan dalam kualitas hidup, penciptaan lapangan kerja dan dampak terhadap kesejahteraan ekonomi. Studi ini dapat membantu dalam merancang intervensi yang lebih efektif dan memastikan bahwa manfaat proyek dirasakan oleh seluruh komunitas.
Perlu mengoptimalisasi teknologi energi terbarukan di kondisi spesifik Papua. Penelitian tentang adaptasi dan optimalisasi teknologi energi terbarukan, seperti hidro, solar PV dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), di lingkungan geografis dan iklim Papua. Fokus pada pengembangan solusi teknologi yang dapat mengatasi tantangan teknis khusus dan meningkatkan efisiensi.
Studi yang lebih mendalam mengenai analisis biaya dan manfaat dari proyek energi terbarukan, termasuk evaluasi ekonomi, pengembalian investasi dan dampak jangka panjang terhadap anggaran daerah dan negara. Penelitian ini dapat memberikan dasar untuk keputusan investasi yang lebih baik.
Penelitian tentang model bisnis inovatif dan berkelanjutan yang dapat diterapkan untuk proyek energi terbarukan di Papua. Ini termasuk eksplorasi berbagai mekanisme pembiayaan, kemitraan publik-swasta, dan skema insentif yang dapat menarik investasi dan meningkatkan keberhasilan proyek. Penelitian mengenai kelayakan dan dampak lingkungan dari teknologi energi terbarukan baru, seperti sistem penyimpanan energi dan teknologi pemanfaatan energi terbarukan berbasis biomassa. Fokus pada aspek lingkungan dan teknis untuk mengidentifikasi potensi risiko dan manfaat.
Studi tentang peran partisipasi masyarakat dan integrasi kearifan lokal dalam pengembangan dan implementasi proyek energi terbarukan. Penelitian ini dapat mengidentifikasi metode terbaik untuk melibatkan masyarakat lokal dan memanfaatkan pengetahuan tradisional dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu penelitian tentang metode pemetaan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, termasuk potensi pengembangan energi terbarukan dan dampaknya terhadap ekosistem. Fokus pada teknik dan alat untuk memantau dan mengelola sumber daya secara efektif.
Selanjutnya analisis mendalam terhadap kebijakan dan regulasi yang ada terkait energi terbarukan di Papua. Penelitian ini dapat mengevaluasi efektivitas kebijakan yang diterapkan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau pengembangan kebijakan yang lebih mendukung. Kemudian penelitian mengenai pengembangan rencana kontinjensi dan mitigasi risiko untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek energi terbarukan. Fokus pada identifikasi risiko potensial dan strategi untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi.
Studi tentang dampak perubahan iklim terhadap performa dan keberlanjutan proyek energi terbarukan di Papua. Penelitian ini dapat membantu dalam merancang strategi adaptasi dan mitigasi untuk memastikan ketahanan proyek terhadap perubahan kondisi iklim. Maka dengan melakukan penelitian di area-area ini, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang tantangan dan peluang dalam pengembangan energi terbarukan di Papua, serta merancang strategi yang lebih efektif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Bawan, E, K., & Hasibi, R, A. (2022). Contributing to Low Emission Development through Regional Energy Planning in West Papua. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 12(6):2203-2203. doi: 10.18517/ijaseit.12.6.14505
Badan Pusat Statistik. (2023). Pengurangan Emisi Karbon Melalui Penggunaan Energi Terbarukan di Papua. Jakarta: BPS.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2023). Laporan potensi energi terbarukan di Papua. Jakarta: BPPT.
Celekli, A., & Zaric, O, E. (2023). From Emissions to Environmental Impact: Understanding the Carbon Footprint. International journal of environment and geoinformatics, doi: 10.30897/ijegeo.1383311
Deyranlou, B., and Afzali, F. (2023). Carbon Footprint Reduction Through Sustainable Renovation of Buildings. British journal of arts and humanities, doi: 10.34104/bjah.02302530265
Trawen, B. (2012). Comparative studies of EIA review for Papua New Guinean and Icelandic projects with a focus on geothermal utilisation.
Fajriyah, L., Kuntjoro, Y, D., Murtiana, S., Millatie, P, A. (2024). The Carbon Footprint of Fossil Power Plants and Potential Opportunities for Renewable Energy (Palm Oil Biodiesel) to Reduce Carbon Emissions in Indonesia. International Journal of Humanities Education and Social Sciences, 3(4) doi: 10.55227/ijhess.v3i4.893
Herya, F, A., Kevin, M., Banjar-Nahor., Santosa, J, R., Rahmani., Tampubolon, A, P., Febiorama, A., Taufiqurrahman, R., Maulana, M, A, W., Hariyanto, N. (2023). The Projection of Energy Demand of Papua Region to Face the Decentralization and Greenhouse Emission Challenge until 2060. 835-840. doi: 10.1109/ichveps58902.2023.10257522
International Renewable Energy Agency. (2017). Renewable energy prospects for Indonesia. IRENA. https://www.irena.org/publications/2017/Nov/Renewable-energy-prospects-for-Indonesia
International Renewable Energy Agency. (2022). Renewable Energy and Jobs -- Annual Review 2022. Abu Dhabi: IRENA.
Kamau, J, N. (2024). Efficiency of Renewable Energy Sources in Reducing Carbon Footprint in Developing Countries. International journal of environmental sciences, 7(2):1-12. doi: 10.47604/ijes.2637
Karim, J., Hardiantono, D., Hariyanto. (2023). Floating Photovoltaic Potential in the Rawa Biru Area of South Papua Province. Technium, 17:41-45. doi: 10.47577/technium.v17i.10044
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2023). Laporan Kinerja Energi Terbarukan di Papua. Jakarta: Kementerian ESDM.
Lahan, M., Verave, R, T., Irarue, P, Y. (2015). A Preliminary Reconnaissance Geothermal
Mapping in West New Britain Province, Papua New Guinea.
Lewerissa, L. (2021). Overview of Geothermal Potential in Momiwaren, South Manokwari Regency using Earth Gravity Field Analysis. 3(2):97-109. doi: 10.37891/KPEJ.V3I2.142
Magfirah, I. 2021. Indonesia, Listrik dan Solar PV. Indonesia Menuju Energi Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel Energi Baru Terbarukan. Piala Menteri ESDM RI 2021. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM BooksÂ
Muravyova, E, A., Kulakova, E, S., Naumova, N, V., (2023). Carbon footprint application enterprises. doi: 10.17122/ngdelo-2023-4-187-196
Mudaliyar, M, R, G., & Sharma, A. (2022). Strategies for Reducing Greenhouse Gas Emissions and Promoting Renewable Energy. Journal of Universal Community Empowerment Provision, 2(2):45-51. doi: 10.55885/jucep.v2i2.207
McClenny, I., Tynes, E., Xydis, G. (2024). Wind-plus-storage integration in emerging markets -- a GIS-driven proof-of-concept for Papua New Guinea. International Journal of Emerging Electric Power Systems, doi: 10.1515/ijeeps-2023-0372
Numberi, J, J., S., Siregar., Tiper, K., M., Uniplaita., Rombe, Allo., Anastasya, S., Werdhani., Joni., Palamba P., Liga, M., T., Oktaviani., Matius, R., Manalu. (2023). Kajian Potensi Angin Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Pulau Kecil di Pesisir Utara Provinsi Papua. doi: 10.35814/asiimetrik.v5i2.4920
Rosyadi, A, Y., Purwadi, A., Ridhwan, M. (2021). Design and Analysis of Hybrid Off-Grid PV-Battery-Genset System for Communal and Administrative Load Under Cycle Charging Control Strategy at Patippi Village Papua. doi: 10.1109/ICHVEPS53178.2021.9600962
Sawai, A, O, S, H. (2024). Developing Papuan State Civil Apparatus Competencies and Love for the Republic of Indonesia. International journal of innovative science and research technology, 2153-2160. doi: 10.38124/ijisrt/ijisrt24jun1829
Sharma, S. (2022). Carbon Footprint Analysis Using Knowledge Graph. 587-595. doi: 10.1007/978-981-16-6309-3_55
Tewhey, R. (2022). Exploration of Solar Energy in Papua New Guinea through Remote Sensing and GIS. 26-48. doi: 10.9734/bpi/cagees/v8/3669c
Tjahjana, O, D, D, P., Rendy, Adh, Rachmanto., Juwana, W, E., Prasojo, Y, J., Prasetyo, S, D., Arifin, Z. (2023). Economic Feasibility of a PV-Wind Hybrid Microgrid System for Off-Grid Electrification in Papua, Indonesia. doi: 10.18280/ijdne.180407
Ustun, T, S. (2024). Carbon Footprint Reduction in Energy Sector with Higher Penetration of Renewable Energy Resources. doi: 10.5772/intechopen.1005769
Umoh, A, A., Ohenhen, P, E., Chidolue, O., Ngozichukwu, B., Fafure, A, V., Ibekwe, K, I. (2024). Incorporating energy efficiency in urban planning: a review of policies and best practices. doi: 10.51594/estj.v5i1.729
Yan, Y., He, Chang., Jie, Yan., Li, Li., Chao, Liu., Kangli, Xiang., Yongqian, Liu. (2024). Benchmarking and contribution analysis of carbon emission reduction for renewable power systems considering multi-factor coupling. Energy, Â doi: 10.1016/j.energy.2024.131674
Zakia, Z, S. 2023. OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) : Solusi Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bersih Masa Depan Masyarakat di Kepulauan Yapen Papua. Menuju Indonesia Bersih. 50 Karya Terbaik Kompetisi Penulisan Artikel National Energy, Climate & Sustainability (NECSC) Piala Menteri ESDM RI dan Piala Menteri LHK RI. Society of Renewable Energy (SRE) & Rakyat Merdeka (RM). RM Books
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H