Pada wilayah Papua, potensi energi terbarukan sangat besar, dengan sumber utama yang mencakup energi matahari dan angin. Penelitian menunjukkan bahwa energi matahari menjadi prioritas pembangunan, dengan rencana untuk pengembangan sistem pembangkit listrik tenaga surya yang meliputi instalasi atap, skala besar dan sistem PV terapung. Contohnya, di daerah Rawa Biru, terdapat potensi 53,25 MWp dari sistem PV terapung yang dapat memanfaatkan sumber daya ini secara optimal (Karim dkk, 2023). Selain itu, potensi energi terbarukan di Papua secara keseluruhan diperkirakan mencapai 26.529 MW, dengan energi matahari menyumbang kontribusi signifikan terhadap bauran energi kawasan ini. Energi angin juga memainkan peran penting, seperti yang terlihat dari kelayakan ekonomi sistem microgrid hibrida turbin angin dan fotovoltaik di kota Waropen, yang mengintegrasikan sumber daya ini untuk solusi elektrifikasi off-grid (Tjahjana dkk, 2023).
Integrasi energi matahari dan angin dalam sistem hibrida memposisikan Papua dengan potensi besar untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dan memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem hibrida ini tidak hanya memperluas cakupan elektrifikasi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, selaras dengan upaya pengurangan jejak karbon (Rosyadi dkk, 2023). Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi strategi energi terbarukan yang komprehensif di Papua sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, mengurangi emisi karbon dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional yang ramah lingkungan.
Namun, meskipun potensi energi terbarukan menawarkan solusi yang signifikan, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan manfaatnya. Biaya awal yang tinggi dan keterbatasan kapasitas teknis menjadi hambatan utama dalam implementasinya. Selain itu, integrasi teknologi energi terbarukan dalam sektor transportasi juga dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap pengurangan emisi karbon secara keseluruhan (Ustun, 2024). Oleh karena itu, pengembangan strategi yang efektif untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan dan mengatasi tantangan terkait sangat penting bagi Papua dalam upayanya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan sambil meminimalkan jejak karbon.
Melalui adanya potensi yang melimpah dan teknologi yang semakin berkembang, Papua berada di jalur yang tepat untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan secara maksimal. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan upaya koordinasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat lokal dalam mengatasi tantangan teknis dan finansial. Dukungan kebijakan yang mendukung insentif untuk investasi energi terbarukan, serta program pelatihan dan pengembangan kapasitas lokal, akan memainkan peran krusial dalam memfasilitasi transisi energi yang berkelanjutan. Selain itu, upaya untuk memetakan dan memprioritaskan proyek-proyek energi terbarukan yang paling menjanjikan akan membantu dalam pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan pencapaian target pengurangan emisi yang lebih ambisius.
Melalui upaya pendekatan yang terpadu dan berorientasi pada keberlanjutan, Papua dapat mengoptimalkan manfaat energi terbarukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat. Artikel ini mengidentifikasi potensi energi terbarukan di Papua, mengevaluasi dampak perubahan iklim dan jejak karbon, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendorong adopsi teknologi energi terbarukan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian regional sehingga berdampak pada kualitas hidup masyarakat Papua saembari melestarikan lingkungan.
Â
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi Energi Terbarukan di Papua
Papua memiliki potensi besar dalam memanfaatkan energi terbarukan, khususnya energi surya, angin dan hibrida. Energi surya telah diidentifikasi sebagai salah satu sumber energi yang paling menjanjikan, dengan kapasitas perkiraan mencapai 26.529 MW. Namun, hingga 2018, hanya 20 MW yang telah terpasang, menunjukkan adanya tantangan dalam implementasi skala besar. Salah satu wilayah yang menjanjikan untuk pengembangan energi surya adalah Rawa Biru di Papua Selatan, di mana sistem fotovoltaik terapung dengan kapasitas pembangkit 79,93 GWh/tahun dapat dikembangkan dari situs seluas 95 hektar (Karim & Hardiantono, 2022). Sumber energi ini sangat potensial untuk mendukung akses energi yang lebih luas di Papua, meskipun tantangan teknis dan logistik harus diatasi.
Selain energi surya, potensi energi angin di Papua juga sedang dieksplorasi, terutama di sepanjang pantai utara. Daerah ini memiliki angin laut yang dapat mendukung pembangkit listrik kecil, meskipun keterbatasan infrastruktur dan teknologi masih menjadi hambatan utama (Numberi dkk, 2023). Pada wilayah Kota Waropen, sebuah sistem energi terbarukan hibrida yang menggabungkan teknologi turbin angin dan fotovoltaik telah diusulkan untuk elektrifikasi off-grid. Studi menunjukkan bahwa sistem ini memiliki kelayakan ekonomi dengan kapasitas pembangkit sebesar 9.098 kWh/tahun (Tjahjana dkk, 2023). Kombinasi teknologi ini memungkinkan pemanfaatan energi yang lebih optimal di daerah-daerah terpencil, tetapi membutuhkan investasi awal yang cukup besar.
Papua menghadapi tantangan besar dalam hal elektrifikasi, dengan sekitar 346 desa belum memiliki akses listrik yang memadai. Pada tahun 2018, rasio elektrifikasi di Papua hanya mencapai 61,42%, menempatkannya sebagai salah satu yang terendah di Indonesia. Mengingat Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi energi terbarukan dari laut yang dapat menghasilkan hingga 240 GW, salah satu solusi untuk memanfaatkan potensi ini adalah melalui Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) (Zakia, 2023). Teknologi OTEC mengubah perbedaan suhu antara permukaan laut dan kedalaman tertentu menjadi energi listrik.