udara di kampung
udara di kuburan
menyambut kematian
begitu miskin milik kita
kalimat berat
selamat datang !
ujar Wiji Thukul sesaat sebelum berangkat ke Pontianak.
Ketika wiji thukul melihat sekitar  jalan Pontianak, dan masih banyak gelandangan yang mengemper di depan pertokoan cina
Dan wiji tukul pun berpuisi, yang berbunyi
kaum gelandangan yang mendengkur pulas seperti huruf kanji kumal di emper emper pertokoan cina
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!