Kemampuan ini sangat mudah dikembangkan sejak usia dini. Biasanya di setiap sekolah dasar atau bahkan taman kanak -kanak, selalu menyelipkan metode belajar yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah.
Contohnya yaitu  dengan metode "Problem Based Learning". Dimana dalam pembelajaran ini, orang tua dan guru dapat memanfaatkan masalah pada dunia nyata sebagai salah satu konteks bagi anak untuk belajar terbiasa dalam berpikir kritis dan memunculkan keterampilan dalam memecahkan suatu masalah. Dan juga untuk memperoleh pengetahuan baru dan konsep tertentu pada suatu mata pelajaran.
Di dalam pembelajaran ini, ada karakteristik tertentu yang harus terlibat saat ingin mengajarkan kepada anak, di antaranya adalah:
Yang pertama yaitu, dengan adanya satu permasalahan. Kita ambil contoh masalah sederhana yang sering kali terjadi di lingkungan anak. Atau kita kembali ke permasalahan sederhana milik keponakan saya tadi.
Masalahnya, si anak mendapati ada sebuah coretan di gambar yang telah dibuatnya. Kita harus memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata si anak.
Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan pelajaran yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kemudian, dengan senang hati memberikan tanggung jawab yang besar pada anak dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. Sebisa mungkin para orang tua dan guru memberikan kepercayaan  dan pengertian pada anak bahwa mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Salah satu cara cepat dalam mengajarkan anak cara penyelesaian suatu masalah yaitu dengan membantu mereka dengan menemukan daftar plus minus.
Jadi, orang tua atau guru sangat berperan dan turut ikut andil di dalamnya mendampingi anak. Kita membantu anak untuk memecahkan suatu masalah.
Semisal, pada masalah coretan warna tadi. Beri pilihan pada anak, sebutkan baik buruknya. "kalo dihapus, adek harus menggambar lagi, mau?" atau "kalo dikasih warna oranye, jadinya kayak warna air es jeruk loh, gimana?"
Dengan memberi pilihan-pilihan tersebut, anak akan mempertimbangkan lagi. Selanjutnya, orang tua dapat memberikan pertanyaan pancingan. Misalnya ketika anak mendapatkan tugas sekolah, sementara baginya sangat sulit, orang tua dapat memancing anak dengan pertanyaan seperti, "kira-kira, siapa ya yang bisa membantu?"
Bisa juga dengan membiarkan anak bertanya secara langsung pada gurunya di kelas saat keesokan harinya.