Peradaban time series adalah peradaban yang kemudian membuat manusia menginterpolasi data-data masa lalu untuk memprediksi masa depan melalui statistic time seris atau deret berkala.Â
Sedangkan di masa kini, semua hal terjadi secara real time. Data hari ini, pada detik ini juga kemudian dapat langsung terolah dalam big data dan dengan cepat mampu disimpulkan serta ditindak lanjuti.
 Peradaban time series sendiri sebetulnya lebih menghasilkan tindakan-tindakan yang tidak riil. Kita merasa hebat dan benar tapi kemudian kita bagai hidup di masa lalu karena menggunakan indikator-indikator yang tertinggal dan basis data yang digunakan juga merupakan data di masa lalu yang sudah tertinggal.Â
Sedangkan hari ini yang sedang kita hadapi lebih memacu kita untuk bergeser pada peradaban real time yang kemudian mampu untuk menghasilkan indikator-indikator terkini (current indicator), dimana ketika kita dihadapkan pada sebuah persoalan akan lebih relevan dengan menggunakan indikator tersebut untuk membuat keputusan. Hal ini juga tentu berkat analogi analisis big data. Hal ini menjadi urgent untuk kita dalami karena menyangkut tindak tanduk yang kemudian kita lakukan.[2]
 Aspek yang kemudian sering dilupakan oleh kita juga adalah bagaimana kemudian kita kurang memahami dengan komprehensif apa yang terjadi di era ini. Digitalisasi merupakan pelipatgandaan kecepatan secara eksponensial, yang berarti semakin hari akan semakin cepat. Adanya disruption kemudian menyebabkan efek pergeseran yang semakin cepat.Â
Siapapun yang bermental penumpang dan hanya menunggu maka akan semakin cepat pula ia tergusur. Sayangnya, memang kita seringkali dibesarkan dalam tradisi linear yang membuat kita berpikir dan bertindak tak secepat dengan perubahan yang terjadi.Â
Persoalan terkait perkembangan serta pergeseran era yang terjadi akan menjadi suatu hal yang terus kita hadapi. Hal ini kemudian semakin kompleks terjadi ketika pandemi covid 19 menyerang seluruh penjuru bumi. Manusia bagai sedang dihadapkan dengan persoalan sulit dan dilematis yang mungkin dalam perjalanan hidupnya baru ia temui.
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial kemudian harus dibatasi dan dialihkan pada 'dunia baru' yang sebelumnya masih asing jika diselami. Namun pandemi kemudian bukan alasan untuk menjadikan kita semua tak mampu bergerak dan berinovasi apalagi tak mampu untuk melanjutkan kehidupan ini sebagai mana mestinya.
 Mungkin kita tidak akan bisa membayangkan jika kemudian kita hidup di kondisi pandemi, namun dalam puluhan tahun yang lalu dimana perkembangan era belum secanggih ini. Teknologi yang digunakan manusia juga belum seperti apa yang kemudian kita temui di dalam era ini.Â
Maka, kemudahan di era digital ini menjadi suatu hal yang harus dimanfaatkan dan dijadikan sebagai peluang baru dalam menghadapi persaingan global ditambah dengan kondisi pandemi covid 19 yang tengah terjadi.
 Dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi ditengah persaingan global dan pandemi, tentu dibutuhkan sebuah strategi. Ibaratnya, jika cara yang kemudian kita coba implementasikan adalah cara kuno, maka peluang adanya kecanggihan digital di era disrupsi ini tidak akan berarti. Dalam hal ini, ada peran-peran strategis yang kemudian harus dimainkan dengan baik.Â