Mohon tunggu...
Fathimah Zahroo
Fathimah Zahroo Mohon Tunggu... Relawan - Pembelajar yang suka nulis

Manusia memang tak abadi, namun karyanya akan selalu hidup. #Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengembangan Mahasiswa di Era Disrupsi: Dijawab sebagai Peluang atau Hambatan?

9 September 2020   22:32 Diperbarui: 10 September 2020   12:51 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, Bagaimana dengan kita?

Berkaca pada pengembangan mahasiswa di era ini, beberapa Organisasi mahasiswa sudah mulai berbenah dan berinovasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadikan beberapa aspek dalam kehidupan ikut bergeser dan menyesuaikan.

Era disrupsi ini memacu setiap orang yang ada untuk mampu beradaptasi dan bersinergi. Jika tak mampu demikian, maka jangan salahkan jika kemudian tergantikan.

Di tahun 2020 ini saja, kita dapat melihat ada banyak pekerjaan baru dengan skill-skill baru yang muncul yang sebelumnya mungkin kita tak pernah ada di bayangan kita.

Dirilis dari Future Of Jobs Report, Word Economic Forum, ada 10 Skill yang dibutuhkan di tahun 2020 dan disandingkan dengan skill yang dibutuhkan pada tahun 2015 seperti yang tertera pada gambar di awal artikel ini.

Source from World Economic Forum
Source from World Economic Forum

Maka pertanyaan yang muncul adalah apakah setiap organisasi mahasiswa sudah menyadari akan hal ini? Dan apakah yang sudah menyadari sudah melakukan penyesuaian?

Dari sini kita akan semakin menyadari sisi krusial peran Organisasi Mahasiwa dalam pengembangan diri mahasiswa.

Jika kita melihat teori kebutuhkan bertingkat milik Abraham Maslow, di sana dijelaskan bagaimana setelah tiap individu berhasil untuk memenuhi kebutuhannya maka kebutuhan yang ada di bagian puncak piramida adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Artinya dimana setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya.

Melihat fakta empiris di lapangan menyebutkan bahwa Organisasi Mahasiswa dianggap masih bermanfaat.

Berdasarkan surveiyang dilakukan oleh Republika dalam laman twitternya, dari 190 orang responden, 75% diantaranya menyatakan bahwa Organisasi Mahasiswa masih bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun