Mohon tunggu...
Fathan Yuda Febrianda
Fathan Yuda Febrianda Mohon Tunggu... Programmer - Staf IT PT Layanan Data Solusi Indonesia, Lulusan S1 Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta

Saya adalah Staf IT di sebuah perusahaan PT Layanan Data Solusi Indonesia dan lulusan S1 Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta. Saya memiliki minat di bidang hubungan internasional, keamanan dan pertahanan, geopolitik, ekonomi, perdagangan global, sejarah, politik, sosial, budaya, dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pembelian Kapal Fregat Kelas PPA Untuk Memperkuat Pertahanan Laut Indonesia dari Potensi Konflik Laut China Selatan

31 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 31 Mei 2024   16:48 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Puspen TNI melalui  indonesiadefense.com

Sebagai fregat dengan kemampuan tempur yang paling mutakhir di dalam armada kapal perangnya hingga saat ini, TNI-AL mengkajinya untuk menempatkan kapal fregat kelas PPA untuk ditugaskan di dalam Koarmada I yang wilayah operasionalnya terletak di dekat Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut China Selatan. 

Hal ini disebabkan karena wilayah operasional Koarmada I dinilai oleh TNI-AL sebagai wilayah yang memiliki potensi ancaman paling besar akibat ketegangan geopolitik di wilayah tersebut dan terdapat aktivitas ilegal seperti penyelundupan pengungsi dan pemancingan ilegal oleh kapal asing (Mawangi, 2024).

Tanda Tangan Kontrak PPA. (Sumber: Asian Military Review.)
Tanda Tangan Kontrak PPA. (Sumber: Asian Military Review.)

Kemampuan dan Kekuatan Kapal Perang Fregat-Patroli Kelas PPA

Kapal perang kelas PPA adalah kapal patroli lepas pantai (Offshore Patrol Vessel/OPV) yang memiliki panjang lebih dari 120 meter dan berkemampuan berlayar lepas pantai layaknya kapal perang fregat dan perusak sehingga dapat melakukan patroli di wilayah laut dengan jarak yang jauh dari pesisir pantai dan durasi jelajah (endurance) yang lebih lama dibandingkan kapal patroli pesisir (NVL Group, 2024).

Kapal kelas PPA AL Italia, ITS Francesco Morosini P431. (Sumber: Suara.com.)
Kapal kelas PPA AL Italia, ITS Francesco Morosini P431. (Sumber: Suara.com.)

Berbeda dengan kapal OPV lainnya, kelas PPA memiliki panjang 143 meter dan lebar 16.5 meter sehingga memungkinkan membawa persenjataan yang lengkap layaknya fregat seperti rudal anti kapal, rudal anti pesawat, dan radar yang mampu mencari sasaran dalam jumlah dan lingkungan peperangan yang kompleks layakya fregat dan perusak.

Hal ini membuatnya di Angkatan Laut Italia menjadi kapal perang patroli multiguna sehingga bisa menjadi kapal tempur lapisan kedua setelah kapal fregat dan perusaknya. Kondisi ini membuat kapal ini menjadi hybrid antara kapal patroli dan fregat. Sementara itu TNI AL menganggap kapal perang kelas PPA sebagai fregat karena ukuran dan kemampuan tempurnya layaknya fregat walaupun tetap mengakui kemampuan dan peran patroli lautnya seperti OPV pada umumnya (Perdana, 2024; Peruzzi, 2023b).

Sejatinya fregat kelas PPA dipasarkan dalam tiga varian yaitu varian Light, Light Plus, dan full. Varian Light adalah varian bersenjata teringan yaitu dengan sistem persenjataan anti kapal saja seperti meriam dan rudal anti kapal. Light Plus adalah varian dengan tambahan sistem pertahanan udara yaitu rudal Aster 30. Varian Light dan Light Plus adalah varian yang sangat optimal untuk misi patroli lepas pantai dalam keadaan damai, wilayah rentan kriminalitas laut, hingga konflik intensitas rendah atau asimetris.

Varian Full adalah varian terlengkap di mana kapal dilengkapi dengan kombinasi sistem pertahanan udara, anti kapal selam dengan torpedo dan sonar pencari kapal selam, dan sistem bela diri kapal seperti suar pengecoh rudal dan sistem peperangan elektonika terhadap musuh. Hal ini membuatnya menjadi varian yang digunakan untuk peperangan laut di konflik intensitas tinggi.

Fregat kelas PPA yang merupakan varian Light dan Light+ dapat ditingkatkan menjadi varian Full karena sistem yang tidak dipasang secara teknis berstatus sebagai Fitted For But Not With (FFBNW) sehingga pemasangan sistem dapat dilakukan dengan mudah dan cepat karena penempatannya telah dirancang dan ditentukan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun