Bisa diletakkan di atas dapur biarkan mengering, kadang sampai seminggu baru kering. Persis cara membuat salai ikan.
Kemudian baru dipanaskan langsung di atas api seperti yang dilakukan Tino tadi dan setelah dingin daun kawo diremas hingga menjadi potongan kecil-kecil. Dan inilah disebut "Sebuk Kawo".
Tino segera memasukkan sebuk kawo ke dalam teko berisi air panas mendidih, menyeduhnya. Dan jadilah Air Sebuk Kawo.
"Ayo minum Air Sebuk Kawo" tawar Tino dengan mengulurkan sayak. Sayak adalah mangkok yang terbuat dari batok kelapa.Â
Biasanya, Air Sebuk Kawo yang berasal dari sebuk kawo ini dihidangkan dalam tabung bambu  dengan mangkok batok kelapa. Air Sebuk Kawo adalah minuman khas Kerinci yang sudah ada dari zaman Belanda.
Aku menciumi aroma yang agak aneh, bukan aroma kopi tentu saja. Terasa agak kelat di lidah, meminumnya dalam keadaan hangat dan terasa sekujur badan juga hangat.Â
Air Sebuk Kawo memang berkhasiat untuk menghangatkan badan, mengembalikan stamina tubuh apalagi dalam cuaca dingin seperti ini.
"Wah Tino, bisa minta sebuk kawonya? "pintaku.Â
Tino mengambil sejumput sebuk kawo memasukkan dalam plastik. Aku mengucapkan banyak terima kasih dan siap berangkat.
Aku selalu PeDe jalan sendiri, seorang teman apalagi tidak satu frekuensi adalah ribet., rumit dan mood bisa buyar. Gerimis masih setia menetes membasahi jas hujan. Tak ada guna mengutuk, toh ini pilihanmu, batinku berkata.