Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Boejang Lapoek

10 Agustus 2019   14:35 Diperbarui: 10 Agustus 2019   14:39 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai di rumah yang kutanya dulu adalah kabar Surti Karmi pada Ibuku. "Kenapa sekarang kau tanyakan dia nak?", kata Ibuku dengan wajah murung. "Iyalah bu, aku rindu sama Surti Karmi. Aku bermaksud mau melamarnya". Ibuku menitikkan air mata dan berkata, "sabar ya nak, Surti Karmi sudah menikah dengan seorang ustad minggu lalu, dia patah hati karena kau ke kota. Dikiranya kau sudah mendapat jodoh di kota". 

Aku terduduk dan dunia ini seperti gelap. Aku melihat bintang-bintang berputar-putar di kepalaku. Dan akhirnya aku hanya melihat satu titik cahaya, aku melihat Surti Karmi sedang tersenyum dan melambaikan tangan. Aku melihat orang-orang berkerumun banyak. Aku melihat Ibu menangis. Aku melihat semuanya. Aku meraung-raung menangis. Aku meneriakkan nama Surti Karmi sekeras-kerasnya. Dan aku mendengar suara sayup sayup sampai, "oi...tolong si Bari, si Bari pingsan, si Bujang Lapuk kita ini pingsan, tolong bawa ke Puskesmas, malang nian nasib si Bari ini.......". Suara itu terngiang-ngiang sampai aku tersadar.

Aku melihat Ibu dan orang-orang sekampung ini. Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Mereka tetap orang-orang yang mengasihi aku. Aku tidak akan berputus asa. Aku akan tetap mencari Surti Karmi yang lain. Untuk sementara biarlah mereka mengatakan aku si Bujang Lapuk tapi nanti mereka akan memanggilku si Bujang Bertanduk, si Bujang yang beruntung.

Sungai Penuh, Maret 2014

Untuk semua yang terkasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun