Mohon tunggu...
Fastabiqul HasanA
Fastabiqul HasanA Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar

Belajar menulis itu gampang. Asal tekun. Tulis apapun yang ada di pikiran kalian. Dan jangan pernah berfikir untuk merangkai nya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tawa Si Nyamuk

10 Januari 2020   07:56 Diperbarui: 10 Januari 2020   08:15 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih kawan." Jawab Jeng Long.

Jumlah kami semakin menurun, sebagian gugur sebagian lagi pulang dengan raut wajah kesakitan. Tinggal sisa yang ada kemudian aku ambil alih dan kuperintahkan semua untuk belindung di balik lemari , karena semua tempat sudah terdeteksi dan mudah terjangkau oleh mereka berdua ( fuad & nida' ).

Di sini kami lega bisa melihat gerak gerik mereka dengan leluasa, pasalnya tempatnya yang sempit untuk jangkauan tangan mereka, namun tetap leluasa bagi persembunyian kami.

Dugh...Dugh..Dughhh 

Suara terdengar dari tembok samping pintu .

Sempat tertawa melihat tingkah kedua manusia itu,karena tembok yang mereka pukuli tidak lagi kami tempati untuk berlindung , melainkan lemari besar yang kami gunakan.

Hahahahaha (tawa kecilku)

Ssshhhttttttt....!!! Diam ( pimpinan menegurku)

Mereka bisa tahu keberadaan kita.

"Bapak lupa ya , kalo suara kita terlalu kecil untuk pendengaran mereka...?" Toh mereka juga gk tahu bahasa kita. (Jawabku)

Hahahahahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun