Nama Dosen: Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;
Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Nama Mahasiswa: Muhammad Farukh Zihni
NIM: 42321010067
Kampus: Universitas Mercu Buana Jakarta
Pendahuluan
Komunikasi merupakan sebuah proses penting yang terjadi setiap hari dalam kehidupan manusia. Bahasa dan referensi yang digunakan dalam komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan dan pemahaman yang dihasilkan. Pendekatan semiotik adalah cara memahami komunikasi dengan menganalisis tanda-tanda atau simbol-simbol yang digunakan di dalamnya.
Pendekatan semiotika melihat bahasa sebagai sistem tanda yang kompleks dan menyeluruh. Konsep ini memungkinkan kita melihat pesan-pesan yang tersembunyi di balik tanda-tanda komunikasi. Dalam hal ini, semiotika dapat membantu kita memahami konteks pesan dan bagaimana pesan itu disampaikan.
Dalam konteks komunikasi modern, tanda dan simbol sering digunakan dalam media sosial, iklan, dan bentuk komunikasi visual lainnya. Oleh karena itu, memahami komunikasi melalui pendekatan semiotik dapat membantu kita lebih memahami bagaimana pesan yang disampaikan oleh tanda-tanda tersebut dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap realitas.
Pada artikel ini akan dibahas lebih detail bagaimana memahami komunikasi melalui pendekatan semiotik, termasuk penggunaan tanda dan simbol dalam komunikasi serta bagaimana memahami pesan dibalik tanda tersebut.
Komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial yang tentunya membutuhkan aktivitas sosial seperti berkomunikasi. Kata "komunikasi" berasal dari kata Latin "communicare" yang berarti "untuk berbagi, mengirimkan atau menghubungkan".
Dalam bahasa Inggris, kata “communication” pertama kali digunakan pada abad ke-14 yang berarti “tindakan atau proses berbagi informasi atau gagasan antar individu atau kelompok”. Kata ini kemudian digunakan dalam bahasa Prancis sebagai "communication" pada abad ke-17 dan digunakan secara luas di seluruh dunia.
Komunikasi adalah proses pemindahan informasi, pesan, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lainnya untuk mendapatkan pengertian atau tanggapan dari penerima. Proses komunikasi tidak hanya mencakup pertukaran kata atau bahasa verbal saja, tetapi juga mencakup aspek non-verbal seperti gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Dalam komunikasi antarpribadi, misalnya, ekspresi wajah seperti senyuman atau tatapan tajam dapat membantu penyampaian pesan secara efektif. Dalam situasi formal seperti presentasi, gerakan tangan dan penekanan suara juga dapat membantu menekankan pesan yang ingin disampaikan dan meningkatkan daya tarik dari pesan tersebut.
Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama yaitu, komunikasi memungkinkan terjadinya interaksi antara satu orang dengan orang lainnya. Dalam interaksi inilah setiap individu dapat memahami dan mengenal satu sama lain dengan lebih baik, serta menerima dukungan dan bimbingan dalam kehidupan mereka.
Kedua, komunikasi juga memungkinkan pertukaran informasi dan ide, yang mempercepat proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ketiga, komunikasi juga dapat membantu membentuk identitas dan budaya suatu masyarakat, kelompok, atau organisasi.
Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat antar individu dalam suatu kelompok atau organisasi.
Dalam konteks bisnis dan organisasi, pentingnya komunikasi menjadi semakin terlihat. Komunikasi yang efektif dan baik dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif, meminimalkan kesalahpahaman, dan memfasilitasi kolaborasi antara individu dan departemen.
Sebaliknya, kurangnya komunikasi yang efektif dapat menimbulkan konflik, ketidakseimbangan dalam proses pengambilan keputusan dan ketidakpuasan karyawan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
Pentingnya Komunikasi
Pentingnya memahami teori komunikasi dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kenyataan bahwa komunikasi merupakan bagian integral yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kita terus berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang teori komunikasi membantu untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam semua aspek kehidupan. Dalam artikel ini kita akan lebih membahas mengenai pentingnya pemahaman komunikasi bagi seorang mahasiswa. Akan hal itu berikut merupakan beberapa alasan mengenai mengapa seorang mahasiswa perlu memahami komunikasi:
1. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi
Seorang mahasiswa yang memahami teori komunikasi dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, setiap individu dapat membentuk hubungan yang sehat, berpartisipasi lebih efektif dalam diskusi di dalam kelas, dan menyampaikan gagasan dengan lebih jelas dan persuasif.
2. Memperkaya pengalaman dalam belajar
Mahasiswa yang memahami teori komunikasi dapat memperkaya pengalaman belajarnya. Dalam konteks perkuliahan, teori komunikasi dapat membantu mahasiswa memahami cara berkomunikasi secara efektif dalam berbagai setting, termasuk presentasi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama
Teori komunikasi juga dapat membantu mahasiswa meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dalam kelompok. Dalam lingkungan akademik, kerja tim sering dibutuhkan untuk kerja kelompok, ataupun presentasi. Setiap individu yang memahami teori komunikasi, dapat dengan mudah membangun hubungan yang baik dengan anggota timnya, membagi tugas secara efektif, dan menyelesaikan konflik yang mungkin akan timbul.
4. Meningkatkan efektivitas dalam mencari pekerjaan
Teori komunikasi tidak hanya berlaku di dalam dunia akademis saja, melainkan dalam dunia pekerjaan, kemampuan dalam memahami teori berkomunikasi yang baik akan sangat membantu bagi tiap individu yang memilikinya.
Dalam ruang lingkup kampus, mahasiswa yang memahami teori komunikasi dapat meningkatkan probabilitas dalam mencari pekerjaan setelah mereka lulus. Keterampilan komunikasi yang baik adalah salah satu faktor terpenting dalam dunia kerja. Kemampuan menyampaikan ide dengan jelas dan meyakinkan serta bekerja dalam tim sangat diapresiasi oleh bisnis dan organisasi.
Unsur Komunikasi
Agar sebuah komunikasi bisa terjadi, dibutuhkan beberapa unsur atau elemen yang tentunya mendukung keberlangsungan komunikasi tersebut, berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Sumber (Komunikator)
Sumber atau pengirim adalah pihak yang menghasilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Dari sumber inilah awal dari sebuah komunikasi dimulai, di mana pertukaran pesan terjadi, dan pihak pengirim inilah yang menjadi pemantik awalnya.
2. Pesan
Inti dari komunikasi itu sendiri ialah sebuah pesan. Di mana pesan tersebut harus tersampai dengan jelas kepada penerimanya. Pesan ini dapat berbentuk gagasan maupun informasi yang juga dapat dikemas dalam bentuk kata-kata, gambar, simbol atau bentuk komunikasi lainnya yang tentunya dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
3. Media
Sebuah komunikasi dapat terjadi apabila pesan tersebut telah sampai kepada penerimanya. Namun dengan cara apa disampaikannya, merupakan fungsi dari media. Jika dalam menulis sebuah surat, kertas dan pena merupakan media dari pesan tersebut, jadi media di sini adalah sebagai penghubung dari pesan itu sendiri, tanpa adanya media, sebuah pesan tidak akan bisa tersampaikan.
4. Penerima (Komunikan)
Seorang penerima pesan disebut komunikan, atau juga bisa disebut sebagai audiens. Jika di atas disebutkan bahwa komunikator adalah sumber dari pesan tersebut, maka di sini komunikan berfungsi sebagai penerima dari pesan tersebut. Pemahaman mengenai pesan itu juga menjadi tanggung jawab bagi penerima, dan juga tidak lupa untuk memberikan tanggapan atau feedback.
5. Konteks
Konteks di sini merupakan situasi di mana pesan dan komunikasi itu terjadi. Konteks dapat berupa tempat, waktu, budaya, dan kondisi sosial ekonomi. Jadi, setiap pesan memiliki konteksnya masing-masing, dan akan hal itu konteks dapat mempengaruhi cara dari menyampaikan pesan atau komunikasi itu sendiri.
Berbicara mengenai konteks, pada artikel ini penulis akan memberikan beberapa penjelasan mengenai komunikasi dengan menggunakan pendekatan semiotika. Akan hal itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai semiotika.
Semiotika
Semiotika mengkaji makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda dan proses tanda (semiosis), kiasan, nama, perumpamaan, analogi, metafora, simbolisme, makna dan komunikasi. Semiotika terkait erat dengan linguistik, yang terutama berkaitan dengan struktur dan makna bahasa yang lebih halus.
Semiotika juga dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari seperti iklan, media sosial, film, musik dan lain-lain. Misalnya, dalam periklanan, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana karakter tertentu digunakan untuk memengaruhi kita sebagai konsumen. Di media sosial, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana gambar atau emoji digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau emosi tertentu.
Selain itu, semiotika juga dapat membantu kita memahami bagaimana tanda-tanda tersebut berhubungan dengan konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana pesan dibuat dan diterima. Misalnya, logo perusahaan mungkin memiliki arti yang berbeda di negara yang berbeda karena perbedaan budaya atau sejarah yang memengaruhi cara orang memandang logo tersebut.
Di era media digital dan sosial, semiotika juga sangat penting dalam memahami bagaimana audience menyampaikan dan memahami pesan. Penggunaan emoji, hashtag dan meme dalam jejaring sosial dapat menjadi karakter yang kompleks dan mengandung banyak makna yang dapat diidentifikasi melalui pendekatan semiotik.
Dalam konteks film atau buku, semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana karakter tertentu digunakan untuk mengekspresikan karakter atau tema tertentu. Misalnya, warna tertentu yang digunakan dalam sebuah film dapat menyampaikan suasana hati atau perasaan tertentu. Semiotika dapat membantu kita memahami bagaimana pesan disampaikan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari seperti iklan, media sosial, film, dan lainnya.
Pengertian Semiotika menurut para ahli
Dari penjelasan di atas, berikut adalah definisi semiotika menurut para ahli.
1. Ferdinand de Saussure
Menurut Saussure dalam bukunya "Course in General Linguistics" (1959), menjelaskan bahwa semiotika adalah studi tentang tanda dan bagaimana manusia menafsirkannya. Dia mengatakan tanda-tanda itu terdiri dari dua elemen utama: signifier (penanda) dan signified (petanda).
Signifier adalah bentuk fisik dari tanda, seperti suara, gambar, atau kata. Sedangkan signified, di sisi lain, adalah makna yang melekat pada yang ditandakan, yang dapat bervariasi sesuai dengan konteks dan konvensi sosial yang ada.
Saussure juga memperkenalkan konsep “nilai” dalam semiotika. Ini membagi nilai menjadi dua jenis, yaitu nilai semantik dan nilai sintaksis. Nilai semantik adalah makna yang melekat pada tanda itu sendiri, sedangkan nilai sintaksis adalah hubungan antara tanda dengan tanda lain dalam linguistik atau sistem tanda yang lebih besar.
Menurut Saussure, bahasa adalah sistem tanda terpenting dalam kehidupan manusia. Dia memandang bahasa sebagai sistem simbolik yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan cara yang kompleks dan bermakna. Saussure juga berpendapat bahwa bahasa adalah sistem yang arbitrer, artinya tidak ada hubungan alami antara kata dan maknanya. Hubungan hanya dibangun melalui konvensi sosial dan kesepakatan bersama dalam masyarakat.
Dalam pandangan Saussure, semiotika berlaku tidak hanya untuk bahasa tetapi juga untuk banyak sistem tanda lainnya, seperti visual, musikal, atau gestur tubuh. Konsep-konsep yang diperkenalkannya dalam semiotika telah mempengaruhi banyak disiplin ilmu lain, seperti sastra, seni rupa, dan media.
2. Charles Sanders Peirce
Sedangkan menurut Charles Sanders Peirce dalam buku "Semiotics: The Basics" yang ditulis oleh Daniel Chandler, menjelaskan bahwa semiotika adalah studi tentang tanda, atau ekspresi dari suatu objek atau ide. Dia mengatakan bahwa tanda terdiri dari tiga elemen: representamen, objek, dan interpretan. Representamen adalah bentuk fisik dari tanda itu sendiri, objek adalah apa yang diwakili oleh tanda, dan interpretan adalah pemahaman atau interpretasi pesan oleh penerima.
Peirce juga membedakan tiga jenis tanda: ikon, indeks dan simbol. Tanda ikon adalah sebuah tanda yang menunjukkan adanya hubungan dengan objek yang diwakili oleh kesamaan atau kesamaan fisik, seperti gambar atau foto. Kemudian tanda indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan dengan objek melalui koneksi fisik atau kausalitas, seperti halnya asap menunjukkan api atau jejak menunjukkan keberadaan seseorang. Sedangkan tanda simbolik menunjukkan hubungan dengan objek melalui konvensi atau kesepakatan sosial, seperti kata atau bahasa.
Peirce menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan sejarah dalam memahami tanda dan komunikasi, serta pentingnya interpretasi yang benar dalam proses komunikasi. Dia juga menganggap semiotika sebagai cabang studi yang kompleks dan multidisiplin, yang melibatkan bidang-bidang seperti linguistik, psikologi, dan filsafat.
3. Roland Barthes
Menurut Barthes, semiotika adalah ilmu yang mempelajari cara kita menciptakan makna atau makna dari objek atau fenomena di sekitar kita. Barthes menemukan bahwa setiap objek atau fenomena di dunia dapat memiliki arti yang berbeda tergantung pada konteks dan budaya yang melingkupinya.
Barthes juga memperkenalkan konsep “tanda” (sign) yang terdiri dari dua bagian, “penanda” (signifier) dan “petanda” (signified). Menurut Barthes, sebuah tanda selalu mengacu pada sesuatu yang lain dan tidak memiliki makna atau kepentingan langsung. Konotasi atau makna suatu tanda bergantung pada hubungannya dengan tanda lain dalam sistem semiotika yang sama.
Selain itu, Barthes juga yang mengembangkan konsep “mitos” yang mengacu pada suatu ideologi atau kepercayaan yang diterima secara umum oleh masyarakat. Menurut Barthes, mitos dapat diidentifikasi melalui sejumlah tanda yang dianggap sebagai simbol ideologi. Dengan memahami mitos dan tanda-tanda yang terkait dengannya, kita dapat memahami bagaimana ideologi dan budaya memengaruhi cara kita melihat dunia di sekitar kita.
Contoh tanda dalam Semiotik
Dalam semiotika, tanda diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Simbol adalah karakter yang secara fisik atau struktural menyerupai objek yang diwakilinya. Misalnya, gambar wajah seseorang digunakan untuk menggambarkan orang secara umum. Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan kausal atau fisik dengan objek yang diwakilinya. Misalnya, asap menunjukkan adanya api. Simbol adalah tanda yang memiliki makna konvensional atau konvensi sosial. Misalnya lambang merah putih yang merupakan lambang negara Indonesia.
Pengertian setiap tanda dalam semiotik
1. Ikon (Icon)
Dalam semiotika, tanda ikonik adalah tanda yang menunjukkan, melalui bentuk, penampilan atau kesamaan bentuk, hubungan dengan objek atau referensi yang diwakilinya. Misalnya, gambar orang di toilet pria dan wanita, yang sering ditemukan di tempat umum seperti bandara atau pusat perbelanjaan, menggunakan bentuk yang ikonik agar pesannya lebih mudah dipahami. Merek ikonik hadir dalam berbagai bentuk, seperti gambar, logo, simbol, dan bahkan kata-kata. Simbol ikon biasanya digunakan untuk memberikan informasi visual yang jelas dan mudah dipahami.
2. Indeks (Index)
Tanda indeksikal dalam semiotika adalah tanda yang memiliki hubungan kausal atau fisik dengan objek yang diwakilinya. Dalam hal ini, tanda indeks menunjukkan hubungan langsung dan aktual yang ada antara tanda dan objek yang diwakilinya.
Contoh sederhana dari tanda indeksikal adalah asap yang menunjukkan adanya api. Asap merupakan tanda yang secara langsung dan nyata menunjukkan adanya api. Jika seseorang berkeringat, itu juga bisa menjadi tanda indeks, karena berkeringat adalah tanda orang tersebut kepanasan.
3. Simbol (Symbol)
Menurut Ferdinand de Saussure, simbol adalah tanda yang hubungannya dengan objek yang diwakilinya tidak didasarkan pada kemiripan fisik atau hubungan kausal, melainkan pada konvensi sosial atau kesepakatan. Sebagai contoh, kata "rumah" dalam bahasa Indonesia adalah simbol untuk konsep tempat tinggal.
Selain itu, tanda dalam semiotika juga dapat dibedakan menurut fungsinya. Ada tanda-tanda denotatif yang merujuk pada makna harafiah atau harafiah, seperti kata “meja” yang merujuk pada perabot untuk meletakkan barang. Kemudian ada tanda-tanda konotatif yang memiliki makna lebih kompleks dan terkait dengan konteks sosial, budaya atau sejarah, seperti bunga mawar yang sering dilihat sebagai simbol cinta atau kasih sayang.
Faktor pengaruh penggunaan tanda dalam semiotika
Berikut merupakan beberapa faktor mengenai pengaruh penggunaan tanda dalam semiotika menurut para ahli:
1. Faktor Sosial dan Kultural
Menurut Roland Barthes, semiotik tanda selalu bergantung pada konteks sosial dan budaya yang menghasilkan maknanya. Oleh karena itu, penggunaan tanda dalam semiotika dapat berbeda-beda tergantung pada konteks sosial dan budaya di mana pesan itu ditemukan.
2. Faktor Konvensi dan Makna Bersama
Penggunaan tanda dalam semiotika sering kali berarti konvensi dan makna umum yang diterima oleh masyarakat. Praktik semiotik ini sering diterapkan pada simbol-simbol yang secara efektif menyampaikan pesan kepada khalayak.
3. Konteks Pesan
Tanda dalam semiotika selalu bergantung pada konteks pesan di mana tanda itu muncul. Konteks pesan ini dapat mempengaruhi bagaimana penerima pesan menerima dan menafsirkan karakter.
4. Faktor Kreativitas dan Inovasi
Penggunaan tanda dalam semiotika dapat melibatkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan pesan yang unik dan indah. Dalam banyak kasus, tanda semiotik yang tidak biasa dapat menarik perhatian dan menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan suatu produk atau jasa.
Cara memahami komunikasi semiotika
Komunikasi dengan cara semiotika pada umumnya sama dengan komunikasi lainnya, dalam bentuk komunikasi ini unsur yang digunakan masih sama yaitu, sumber (komunikator), pesan, dan penerima (komunikan). Namun yang berbeda hanya penggunaan medianya saja, dan berikut adalah beberapa cara yang sudah penulis rangkum guna memahami komunikasi semiotika.
- Meningkatkan pemahaman mengenai tanda dan makna tanda.
- Mempelajari teori-teori semiotika dari para tokoh seperti Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce, Roland Barthes, dan lain-lain.
- Melakukan observasi dan analisis terhadap komunikasi yang terjadi di sekitar kita.
- Berlatih untuk memproduksi pesan atau makna yang tepat dan efektif melalui tanda-tanda yang digunakan.
Semua hal tersebut tentunya akan membantu anda dalam berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan pendekatan semiotika, namun tingkat pemahaman setiap individu akan berbeda, tetapi jika terus tekun dalam melatih kemampuan komunikasi kita, maka hal tersebut akan dengan mudah dipahami.
Kesimpulan
Komunikasi semiotik melibatkan penggunaan tanda-tanda sebagai alat untuk menyampaikan makna. Tanda dalam semiotika dibagi menjadi tiga kategori sebagai simbol, indeks dan tanda yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Dalam komunikasi, tanda dapat digunakan untuk mengungkapkan makna secara lisan atau tulisan, maupun melalui sarana visual seperti gambar atau video. Pemahaman tanda dalam semiotika dapat membantu dalam memahami makna pesan yang disampaikan dalam komunikasi, baik dalam konteks interpersonal maupun dalam media massa. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang semiotika dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, pemahaman komunikasi semiotik juga sangat penting di era digital saat ini. Dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, pesan tidak hanya disampaikan secara lisan atau tulisan, tetapi juga melalui gambar, simbol, dan emotikon. Dalam hal ini, pemahaman tentang semiotika dapat membantu kita memahami pesan yang disampaikan oleh media tersebut.
Kemudian, pemahaman tentang semiotika juga sangat berguna dalam dunia bisnis dan pemasaran. Banyak perusahaan dan produsen menggunakan semiotika dalam desain dan iklan produk mereka. Dengan menggunakan simbol dan simbol yang mudah dipahami oleh masyarakat umum, perusahaan dapat dengan mudah memasarkan produknya tanpa perlu mengeluarkan banyak kata atau penjelasan yang rumit.
Dalam konteks akademik, pemahaman tentang semiotika juga penting dalam kajian sastra, seni, dan bahasa. Misalnya, dalam studi sastra, semiotika digunakan untuk menganalisis implikasi teks sastra. Dalam seni, semiotika digunakan untuk memahami simbol dan makna yang terkandung dalam karya seni. Sedangkan dalam kajian bahasa, semiotika digunakan untuk memahami makna dan tanda yang terkandung dalam bahasa.
Singkatnya, memahami semiotika penting dalam komunikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam konteks bisnis, maupun dalam bidang akademik. Dengan memahami semiotika, kita dapat memahami pesan yang disampaikan melalui tanda dan simbol, serta dapat menggunakan semiotika untuk menyampaikan pesan secara efektif dan efisien.
Referensi
- Barthes, R. (1964). Elements of Semiology. https://www.google.co.id/books/edition/Elemen_Elemen_Semiologi/h1lFEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0, diakses pada 4 April 2023.
- Peirce, C. S. (1931-1958). Collected Papers of Charles Sanders Peirce. https://www.google.co.id/books/edition/Collected_Papers_of_Charles_Sanders_Peir/4GRNjbCCLEAC?hl=id&gbpv=0, diakses pada 4 April 2023.
- Eco, U. (1976). A Theory of Semiotics. https://www.google.co.id/books/edition/A_Theory_of_Semiotics/BoXO4ItsuaMC?hl=id&gbpv=0, diakses pada 4 April 2023.
- Kress, G., & Van Leeuwen, T. (1996). Reading Images: The Grammar of Visual Design. https://www.google.co.id/books/edition/Reading_Images/vh07i06q-9AC?hl=id&gbpv=0, diakses pada 4 April 2023.
- Ahmadinata, ariefadly (2020) Dekonstruksi Fanatisme Suporter Sepak Bola (Analisis Semiotik pada Film “DARAH BIRU AREMA” karya Taufan Agustyan Prakoso). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Malang. https://eprints.umm.ac.id/58935/, diakses pada 4 April 2023.
- Chandler, D. (2017). Semiotics: The Basics. https://www.google.co.id/books/edition/Semiotics_The_Basics/KgQoDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0, diakses pada 4 April 2023.
- RANI, RISKA RAHMA (2019) ANALISIS GAYA BAHASA DALAM FILM DILAN 1990 (Model Analisis Semiotik Charles Sander Peirce) (SKRIPSI). Other thesis, UIN Raden Fatah Palembang. http://repository.radenfatah.ac.id/4196/, diakses pada 4 April 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H