Mohon tunggu...
Muhammad Farukh Zihni
Muhammad Farukh Zihni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana Jakarta | NIM 42321010067

42321010067 - Desain Komunikasi Visual - Dosen Pengampu: Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Kepemimpinan, Disiplin, dan Manajemen Waktu

31 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 31 Maret 2023   09:14 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Luna Lovegood: https://www.pexels.com/photo/technology-white-business-desktop-4087568/

Nama Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

NIM: 42321010067

Nama: Muhammad Farukh Zihni

Kampus: Universitas Mercu Buana

Pendahuluan

Kepemimpinan, disiplin, dan manajemen waktu adalah tiga faktor kunci dalam membangun kebiasaan kerja yang efektif. Ketiganya saling berhubungan dan dapat bekerja satu sama lain untuk membantu individu mencapai tujuannya dan meningkatkan potensi dirinya serta produktivitas dalam bekerja.

Kepemimpinan yang baik dapat memotivasi dan membimbing individu untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu, bimbingan juga dapat membantu individu mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru yang akan sangat berguna di tempat kerja. Di sisi lain, disiplin yang kuat akan membantu individu untuk menghindari penundaan dan kesalahan yang dapat menghambat progres pekerjaan. Dengan disiplin yang baik, individu dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien.

Manajemen waktu yang baik juga sangat penting guna membangun kebiasaan kerja yang efektif. Mengelola jadwal tugas dan aktivitas dengan baik memungkinkan individu menyelesaikan tugas tepat waktu. Manajemen waktu yang baik juga dapat membantu individu memprioritaskan tugas yang paling penting dan menurunkan prioritas tugas yang tidak terlalu penting.

Dalam artikel ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana ketiga elemen ini dapat bekerja sama untuk membantu individu membangun kebiasaan yang baik dan tentunya akan membantu untuk meningkatkan potensi dirinya sebagai individu. Saya akan membahas mengenai pengertian dari apa itu kepemimpinan, disiplin, dan manajemen waktu. Serta menjelaskan mengapa penting bagi setiap individu untuk memilikinya. Juga di setiap akhir bagian saya akan membagikan bagaimana cara menjalankan ketiga elemen tersebut dengan baik menurut para ahli.

Kepemimpinan

Pertama yaitu ada kepemimpinan. Dalam dunia kerja, akan sangat dibutuhkan seseorang yang dapat melakukan tiga elemen tersebut. Terutama dalam hal kepemimpinan. Dengan memimpin dirinya sendiri, maupun orang lain. Hal tersebut menjadi suatu nilai tambah bagi yang setiap individu yang memilikinya. Oleh karena itu, mari kita kenali apa sih "kepemimpinan" itu.

Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan (Leadership) berasal dari kata 'Lead' yang berarti memimpin atau mengarahkan. Leadership merujuk pada kemampuan seseorang untuk memimpin atau mengarahkan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau aktivitas yang membutuhkan atau melibatkan pengarahan, pengelolaan sumber daya, dan juga motivasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Chemers, M. M. (2014). 

Namun menurut Yukl, G (2010) Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial yang melibatkan penggunaan pengaruh secara sengaja untuk menggerakkan orang lain menuju suatu tujuan. Manajemen yang efektif membutuhkan penggunaan gaya kepemimpinan yang berbeda tergantung pada situasi, kemampuan beradaptasi untuk berubah dan masa depan yang jelas.

Dari kedua definisi para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa, kepemimpinan itu di mana seseorang dapat memiliki kontrol terhadap dirinya, dan akan hal itu ia dapat mempengaruhi orang lain dalam segala tindakannya. Menguasai diri adalah kunci dari kepemimpinan itu sendiri, karena dengan memiliki kendali penuh atas dirinya, seorang pemimpin dapat memberikan inspirasi, arahan, dan motivasi yang dibutuhkan oleh kelompoknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin yang mampu mengendalikan perasaan dan emosi, mengambil keputusan dengan bijak, dan bertindak dengan integritas akan menciptakan pengaruh positif pada tim dan organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu, pengembangan kepemimpinan yang baik tidak hanya melibatkan keterampilan teknis dan strategi manajemen, tetapi juga pengembangan pribadi yang meliputi kemampuan menguasai diri, empati, dan kepekaan terhadap kebutuhan dan harapan kelompoknya.

Kenapa Dibutuhkan Kepemimpinan?

Kepemimpinan ada karena manusia membutuhkan arah, manusia membutuhkan tujuan. Oleh karena itu hadirlah sebuah kepemimpinan, di mana seseorang dapat menunjukkan arah, memberi tujuan, memberi alasan, agar kelompoknya dapat menuju tujuan akhir yang sudah ditetapkan. Pemimpin yang baik akan membimbing dan memotivasi anggota timnya untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka juga akan memberikan alasan yang jelas mengapa tujuan tersebut penting dan bagaimana cara mencapainya. Kepemimpinan juga terkait dalam pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan memimpin dengan contoh yang baik. Seorang pemimpin harus mampu menunjukkan kepercayaan dan keandalan dalam mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab, serta mengatasi hambatan dan tantangan yang mungkin dapat saja muncul dalam mencapai tujuan.

Seorang pemimpin harus berperan aktif dalam pelaksanaan tugasnya dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Kepemimpinan yang baik membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan menanggapi kebutuhan anggota tim. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mampu membangun hubungan yang baik dengan  timnya dan memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan juga hadir karena rasa percaya diri dan kemampuan untuk menangani situasi apa pun. Seorang pemimpin yang kurang percaya diri dan merasa tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik akan mengalami kesulitan. Seorang pemimpin yang percaya diri dan mampu menunjukkan kemampuannya memperoleh dukungan dan kepercayaan dari timnya, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mencapai tujuan bersama. Namun, terlalu percaya diri juga bisa menjadi masalah jika tidak diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang baik harus mampu menjaga keseimbangan antara kepercayaan dirinya dengan kemampuannya. Seorang pemimpin yang baik juga harus mampu mengakui kelemahan dan kesalahannya serta memperbaiki diri melalui pembelajaran dan pengalaman masa lalu. Kepemimpinan yang sukses dapat dicapai melalui perpaduan antara kepercayaan diri, keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang baik.

Peran Ego Manusia Dalam Kepemimpinan

Di dalam batin manusia, akan selalu ada suara yang memanggil, seakan membutuhkan sesuatu yang lebih. Dalam hal ini ego manusia merupakan salah satu sifat manusia yang seperti pisau bermata dua. Ego akan selalu mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang lebih, entah itu dalam hal memiliki prinsip, tujuan, koneksi, dan lain sebagainya. Akan hal itu manusia selalu memiliki rasa lapar. Rasa lapar akan melakukan sesuatu itulah yang membuat diri kita sebagai manusia akan merasa percaya terhadap dirinya, karena ia yakin kalau ia sedang 'lapar', dan salah satu cara untuk menjawab rasa lapar tersebut adalah dengan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, hal ini akan berkaitan dengan kepemimpinan itu sendiri, adanya hasrat untuk selalu melakukan hal yang lebih, dan selalu ingin memiliki kontrol atau kendali atas dirinya maupun orang lain.

Namun, keinginan untuk berbuat lebih juga bisa menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Ego yang tidak terkendali dapat membuat seseorang terlalu berambisi atau bahkan mengorbankan orang lain untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk mengendalikan egonya dan menggunakannya untuk memotivasi dirinya sendiri dan anggota timnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin yang dapat mengendalikan egonya memberi contoh bagi anggota timnya dan memotivasi mereka untuk menjadi lebih produktif dan efisien. Selain itu, seorang pemimpin yang baik harus bisa membantu anggota timnya mengatasi ego masing-masing agar tidak terjebak dalam pola pikir yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Dengan demikian, seorang pemimpin yang baik tidak hanya memimpin dirinya sendiri, tetapi juga dapat membantu orang lain mencapai potensi terbaiknya.

Bagaimana Kepemimpinan Bisa Dibilang Sukses?

Menurut Stephen Covey dalam bukunya yang berjudul "The 7 Habits of Highly Effective People" (2004), terdapat beberapa kebiasaan yang dapat membantu seseorang menjadi pemimpin yang baik. Berikut adalah di antaranya.

1. Berkomunikasi dengan baik

Seorang pemimpin yang baik harus mampu berkomunikasi dengan baik. Ini termasuk mendengarkan dengan cermat, mengajukan pertanyaan yang tepat, dan berbicara dengan jelas.

2. Memiliki kepercayaan diri

Seorang pemimpin harus yakin dengan kemampuan dan keputusannya. Rasa percaya diri yang baik dapat membantu memotivasi bawahan dan memberi mereka rasa aman.

3. Adil dalam memperlakukan orang lain

Pemimpin yang baik harus adil ketika berhadapan dengan orang lain. Ini termasuk memperlakukan semua orang secara setara dan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan mereka.

4. Memiliki visi dan tujuan yang jelas 

Pemimpin harus memiliki visi dan tujuan yang jelas. Ini membantu bawahan memahami arah yang ingin mereka tuju dan merasa termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut.

5. Memiliki kemampuan untuk memotivasi anggotanya

Seorang pemimpin yang baik harus mampu memotivasi anggotanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini termasuk memberi penghargaan dan mengakui kinerja yang baik dan memberikan dukungan jika diperlukan.

6. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan

Seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan yang benar dan efektif. Ini termasuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum membuat keputusan.

7. Selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri

Seorang pemimpin harus selalu berusaha untuk memperbaiki dirinya sendiri. Ini dapat dicapai dengan mempelajari hal-hal baru dan mendapatkan umpan balik dari bawahan atau rekan kerja.

Dalam buku ini, Covey menyarankan agar seseorang fokus pada apa yang bisa dikendalikan dan mengabaikan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Jadi kesimpulan dari buku ini adalah kepemimpinan yang efektif membutuhkan disiplin dan tata krama yang baik, serta kemampuan untuk fokus pada tujuan yang jelas dan menginspirasi anggota tim untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus secara pribadi mengembangkan dan memperhatikan kesejahteraan tim dengan membangun hubungan yang baik dan memelihara semangat tim. 

Namun, lagi-lagi hal tersebut akan bergantung kepada setiap individu. Karena dari ke-7 kebiasaan di atas, akan sangat sulit untuk dikuasai dalam waktu yang singkat, akan hal itu kita harus memulainya sedini mungkin, guna menjadi pribadi yang baik, dan pemimpin yang baik.

Disiplin

Kepemimpinan yang efektif membutuhkan disiplin yang tepat karena memungkinkan pemimpin untuk memastikan bahwa anggota tim atau organisasi fokus pada tujuan bersama dan bertanggung jawab atas tindakan mereka, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan efisien. 

Seorang pemimpin yang efektif harus mampu memimpin tim atau organisasi dengan kejelasan dan tekad serta mengambil langkah-langkah untuk menegakkan disiplin yang tepat. Dalam lingkungan kerja yang disiplin, anggota tim atau organisasi merasa lebih terorganisir, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan fokus pada tujuan bersama, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan efisien. Oleh karena itu, kepemimpinan dan disiplin saling terkait erat dan merupakan bagian penting dari budaya kerja yang sukses.

Photo by Luna Lovegood: https://www.pexels.com/photo/technology-white-business-desktop-4087568/
Photo by Luna Lovegood: https://www.pexels.com/photo/technology-white-business-desktop-4087568/

Definisi Disiplin

Menurut Robbins, S. P., Judge, T. A., dan Sanghi, S. dalam bukunya Organizational behavior (Edisi ke-15) disiplin adalah ketaatan pada aturan atau peraturan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disiplin mencakup kemampuan untuk terus memantau perilaku dan tindakan serta bertanggung jawab atas kesalahan dan mengendalikan pelanggaran. Dalam tatanan organisasi, disiplin dapat dilihat sebagai salah satu aspek penting dari budaya kerja yang produktif dan efektif.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan atau peraturan yang diterapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disiplin mengacu pada kemampuan untuk mengendalikan perilaku atau tindakan untuk mencapai tujuan atau mengikuti aturan.

Seperti sebelumnya, setelah mengetahui pendapat dari para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa, disiplin itu di mana ketika kita telah menepati janji yang kita buat. Penetapan janji tersebut itulah yang disebut sebagai disiplin, bahwa kita telah berjanji dan akan melakukannya sesuai dengan apa yang ditentukan. Apabila kita melanggar janji tersebut, kita tidak hanya menghianati diri kita sendiri, melainkan kita telah menghianati orang lain yang terlibat dalam kedisiplinan itu.

Dalam konteks organisasi, jika ada satu orang yang gagal menjalankan kedisiplinannya, maka kerugian yang akan dialami bukan hanya terjadi pada satu orang itu saja, melainkan seluruh anggota organisasi tersebut akan merasakan kerugian yang diakibatkan oleh pengkhianatan janji tersebut. Sebagai konsep pengendalian diri, disiplin juga menuntut kemampuan untuk selalu memantau perilaku dan tindakan serta bertanggung jawab atas kesalahan dan mengendalikan pelanggaran.

Kenapa diperlukannya Disiplin?

Seperti yang dikatakan oleh Jocko Willink dalam bukunya yang berjudul 'Discipline Equals Freedom: Field Manual' (2017), ia mengatakan bahwa tidak ada yang namanya jalan pintas dalam hidup, semua cerita sukses selalu diawali dengan kerja keras, selalu mengalami pengulangan. Akan hal itu, untuk mencapai tujuan dan melewati semua rintangan, hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya. Harus ada kedisiplinan yang membuat semua hal itu dapat terjadi.

Menurut Willink, disiplin adalah dasar dari segala bentuk kebebasan, dan kebebasan sejati hanya dapat dicapai melalui disiplin yang ketat dalam segala hal, mulai dari diet hingga kehidupan pribadi dan profesional. Buku ini mengajarkan bagaimana melalui perencanaan yang baik, rutinitas sehari-hari, menetapkan prioritas, menghindari godaan dan gangguan serta bertindak cepat dan tegas, menciptakan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

Kedisiplinan bisa hadir karena adanya kebutuhan manusia atas sebuah kekurangan yang dimilikinya. Oleh karena itu disiplin hadir sebagai bentuk mengorganisir kekurangan tersebut. Sehingga sedikit demi sedikit, kekurangan tersebut akan ditutupi oleh kedisiplinan itu sendiri. Jadi, selalu ada rasa kurang di dalam diri manusia, dan akan hal itu terpecutlah jiwa di dalamnya untuk menghadapi kekurangan tersebut, hingga hadirlah rasa kedisiplinan. Sebuah kedisiplinan akan melalui sebuah tahap yang dinamakan pengulangan, yang di mana pengulangan tersebut nantinya akan berubah menjadi habit atau kebiasaan, setelah hal tersebut menjadi kebiasaan, itulah yang dinamakan disiplin sejati, di mana kita sudah tidak merasa terpaksa untuk melakukannya. Karena sejatinya, kedisiplinan yang kuat, adalah kedisiplinan yang datang dari dalam diri kita masing-masing, dan menjadi kekuatan internal setiap individu yang memilikinya.

Disiplin Diri

Kendali akan diri merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Kita sebagai makhluk yang kecil dan fana ini tidak akan bisa mengendalikan seluruh elemen yang ada di dunia ini. Namun setidaknya, kita sebagai individu yang memiliki akal dan kemauan, harusnya kita bisa mengendalikan diri kita. Pentingnya kemampuan untuk mengendalikan sesuatu yang kita kehendaki adalah sebuah kekuatan yang sepatutnya setiap individu memilikinya. Akan hal itu, sebuah kendali menjadi suatu keharusan bagi setiap individu guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Segala sesuatu yang dilakukan dengan berpikir merupakan sebuah kendali akan diri kita, oleh karenanya apa pun hasil dari perbuatan yang kita lakukan tersebut, jika kita melakukannya dengan berpikir terlebih dahulu, maka kita sudah satu langkah di depan dalam mengendalikan diri kita.

Dalam buku "The Power of Habit" karya Charles Duhigg, dikatakan bahwa membentuk kebiasaan positif adalah kunci untuk mengembangkan disiplin diri yang kuat.  Dengan membentuk kebiasaan yang baik, seseorang dapat dengan mudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya tanpa harus memaksakan atau menolak keinginan alaminya. Itulah yang dinamakan disiplin diri, di mana sebuah kebiasaan baik yang sudah melekat di dalam diri sehingga semua hal yang dilakukan untuk mencapai tujuannya menjadi lebih mudah untuk diraih. Namun, untuk membentuk kebiasaan yang baik dibutuhkan waktu dan konsistensi dalam melakukannya, dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.

Selain itu, disiplin diri membutuhkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan keinginan. Anda harus memiliki pengendalian diri, tidak membiarkan diri Anda tergoda oleh keinginan yang tidak berguna, bahkan merugikan. Hal itu membutuhkan pengambilan keputusan yang kuat dan kemauan untuk tetap berkomitmen untuk menetapkan tujuan. Lagi-lagi lebih mudah dikatakan daripada melakukannya.

Karena Anda tidak bisa mengendalikan orang lain, dan juga Anda tidak bisa membuat orang lain melakukan apa yang Anda inginkan. Satu-satunya orang yang bisa Anda kendalikan adalah diri Anda sendiri. Jadi, fokuslah dalam membuat diri Anda menjadi apa yang Anda inginkan. Willink, J. (2017).

Bagaimana menjadi pribadi yang disiplin?

James Clear menjelaskan di dalam bukunya "Atomic Habits" (2018) mengenai cara menjadi pribadi yang disiplin. Berikut adalah beberapa poin di antaranya.

1. Fokus pada perbaikan yang kecil

Untuk mencapai disiplin, jangan terlalu fokus pada perubahan besar yang ingin Anda lakukan. Alih-alih, fokuslah pada perbaikan kecil yang berkelanjutan, karena perubahan kecil dapat membentuk kebiasaan baik dan meningkatkan disiplin. 

2. Buatlah jadwal yang teratur

Menetapkan jadwal yang teratur dapat membantu seseorang mempertahankan disiplin dalam hidupnya. Memiliki jadwal yang teratur akan membantu Anda mengatur waktu dengan lebih baik dan menyelesaikan aktivitas sesuai rencana.

3. Buatlah kebiasaan yang baik dan konsisten

Kebiasaan yang baik dan konsisten dapat membantu seseorang meningkatkan kedisiplinan dalam hidupnya. Kebiasaan baik ini bisa ditransfer ke kehidupan sehari-hari, seperti bangun pagi, berolahraga atau membaca buku setiap hari.

4. Fokus pada proses daripada hasil

Ketika Anda ingin mencapai suatu tujuan, jangan terlalu fokus pada hasil akhir yang ingin Anda capai. Alih-alih, fokuskan proses pada tujuan itu dan nikmati prosesnya. Dengan berfokus pada proses, seseorang dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menyelesaikan setiap langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

5. Konsistensi

Konsistensi dapat membantu memperkuat disiplin karena melakukannya secara konsisten dapat membangun kebiasaan dan pola pikir yang positif terhadap sebuah tindakan. Begitu seseorang terbiasa melakukan suatu aktivitas secara konsisten, hal itu akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.

Kesimpulan dari beberapa poin di atas adalah untuk selalu tekun. Dalam artian jika kita tekun dalam melakukan sesuatu, setiap hari, sedikit demi sedikit, walaupun hanya satu langkah setiap hari, namun jika kita tekun, kita sudah lebih dekat dengan tujuan kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh James Clear di dalam bukunya "Atomic Habits", "Perubahan yang kecil dan konsisten pada akhirnya dapat memberikan hasil yang besar dan mengubah hidup kita secara signifikan."

Perlu diingat, kalau semua hal tersebut lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan. Namun tidak ada yang mustahil, semua bisa dilakukan jika kita sudah memiliki tekad untuk setidaknya mengambil langkah pertama, karena memang yang paling berat itu langkah pertama, jika sudah mengatasi hal tersebut langkah berikutnya akan lebih ringan dibandingkan yang sebelumnya.

Manajemen Waktu

Elemen terakhir yang akan dibahas pada artikel ini adalah mengenai manajemen waktu. Perlu diingat, waktu adalah satu-satunya hal yang hingga saat ini, kita sebagai manusia belum bisa menguasai ataupun mengendalikannya. Dalam konteks mempercepat, memperlambat, ataupun mengulang kembali waktu yang telah terjadi. Hal tersebut hingga saat ini adalah suatu hal yang hampir sangat mustahil untuk dilakukan. Mengingat akan hal tersebut, peribahasa akan "waktu adalah uang" bukanlah sesuatu yang ringan. Peribahasa itu mengatakan bahwa, ya memang waktu adalah uang, yang menginterpretasikan bahwa waktu itu sudah seperti layaknya uang bagi kita. Jika kita melakukan manajemen yang baik terhadapnya, maka waktu itu akan sangat menguntungkan bagi kita. Namun, sebaliknya jika kita membuang-buang waktu yang kita miliki, maka kita selangkah atau mungkin dua langkah lebih dekat menuju penyesalan yang panjang.

Penulis selalu menganggap bahwa waktu itu merupakan elemen penting yang ada dalam dunia ini. Dampaknya sangat besar bagi kita manusia, makhluk yang fana ini. Hingga tidak ada yang akan pernah bisa menggantikan waktu yang sudah terbuang, bahkan uang sekalipun tidak ada artinya lagi jika melawan waktu yang tidak dapat dihindarkan itu. Maka dalam konteks ini, nilai waktu lebih tinggi dari pada uang. Juga seperti peribahasa "Nasi sudah menjadi bubur" yang dimana menurut penulis peribahasa itu memiliki makna jika tidak ada yang bisa (hingga saat ini) membalikkan waktu, maka apa pun hal yang sudah terjadi tidak akan bisa ditarik kembali.

Photo by Oladimeji Ajegbile: https://www.pexels.com/photo/round-silver-colored-wall-clock-2853664/
Photo by Oladimeji Ajegbile: https://www.pexels.com/photo/round-silver-colored-wall-clock-2853664/
Definisi Manajemen Waktu

Manajemen Waktu atau dalam Bahasa Inggris yaitu Time Management yang terdiri dari dua kata yaitu Time dan Manage. Secara bahasa Manage memiliki arti yaitu mengatur atau mengelola. Sedangkan Time secara bahasa memiliki arti yaitu waktu. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengarahan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi. Tujuan dari manajemen yaitu untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas organisasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas atau keuntungan bagi organisasi.

Proses manajemen meliputi beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan evaluasi. Perencanaan meliputi menetapkan tujuan, menetapkan strategi, mengembangkan rencana aksi, dan mengalokasikan sumber daya. Pengorganisasian melibatkan pembagian tugas, pengelompokan kegiatan, dan pemberian wewenang. Pembekalan meliputi motivasi, pelatihan, bimbingan dan kepemimpinan. Pemantauan mencakup mengukur kinerja, memantau kemajuan dan menerapkan tindakan korektif jika dirasa diperlukan. Terakhir evaluasi tersebut meliputi evaluasi hasil, evaluasi proses dan juga umpan balik atau feedback.

Seperti sebelumnya, dalam buku "7 Habits of Highly Effective People" Stephen R. Covey memandang manajemen waktu sebagai bagian dari manajemen diri yang lebih luas. Covey menekankan pentingnya mengidentifikasi dan memprioritaskan tugas berdasarkan nilai dan tujuan hidup seseorang, dan kemudian membuat rencana tindakan yang konkret dan terukur untuk mencapai tujuan tersebut. Covey juga mengemukakan bahwa sebaiknya setiap individu menghabiskan lebih banyak waktu dalam tugas-tugas yang penting tetapi tidak mendesak, daripada tugas-tugas yang tidak penting tetapi mendesak.

Sementara itu, menurut Brian Tracy dalam bukunya "Eat That Frog!: 21 Great Ways to Stop Procrastinating and Get More Done in Less Time " (2017), mengungkapkan bahwa manajemen waktu adalah tentang bagaimana Anda dapat memaksimalkan hasil waktu yang Anda miliki dengan memprioritaskan tugas yang paling penting dan mendesak. Tracy juga menekankan pentingnya manajemen waktu yang baik untuk membantu seseorang mencapai tujuan hidupnya dan menjadi lebih produktif.

Dari kedua pendapat di atas, dapat dilihat bahwa manajemen waktu ialah sebuah cara dalam mengatur hidup kita secara keseluruhan guna mencapai tujuan hidup kita. Dengan pengelolaan dan pengaturan terhadap waktu yang baik, kita dapat selangkah lebih dekat menuju tujuan kita, dan akan hal itu apa pun tujuan kita, kesuksesan akan ada di depan mata jika melakukan manajemen waktu yang baik.

Setelah melihat pendapat dari para ahli mengenai manajemen waktu, penulis ingin membagikan sedikit opininya mengenai manajemen waktu itu sendiri. Menurut penulis, 'waktu' itu layaknya sebuah monster yang sampai saat ini manusia belum bisa mengendalikannya 100%, dalam artian tidak ada (atau mungkin belum ada) yang bisa membuktikan kalau ia sudah berhasil menaklukkan 'waktu' itu sendiri. Oleh karena sifat 'waktu' yang konkret dan tidak bisa diubah, kita sebagai manusia setidaknya bisa mengendalikannya dengan cara kita sendiri. Manajemen waktu ini adalah salah satunya, yang bisa kita lakukan untuk membuat waktu setidaknya dapat kita kendalikan, walaupun tidak semuanya, tetapi setidaknya kita bisa mengendalikan apa yang ada di depan mata kita. Kemampuan manajemen waktu ini sangat penting bagi setiap individu yang masih terikat dalam 'waktu'. Manajemen waktu hadir agar kita tidak menyesal karena telah kalah dengan 'waktu' itu sendiri, itulah yang membuat kemampuan ini menjadi sangat penting dalam hidup kita.

Kenapa diperlukan kemampuan Manajemen Waktu?

Seperti yang penulis katakan sebelumnya, manajemen waktu ini hadir agar kita tidak menyesali segala sesuatu yang sudah terjadi akibat kita tidak memperlakukan waktu sebaik mungkin. Selain itu, manajemen waktu yang baik dapat memaksimalkan produktivitas dan efisiensi kita dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. Ini dapat membantu kita mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan lebih cepat dan lebih efektif.

Stres merupakan suatu hambatan bagi setiap individu yang mengalaminya. Ketika kita tidak dapat mengatur waktu dengan baik, maka bisa menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan karena terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas. Manajemen waktu yang baik dapat membuat kita mengurangi rasa stres dan kecemasan serta merasa lebih tenang dan teratur. Sebuah manajemen waktu yang baik juga dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Dengan manajemen waktu yang baik, kita dapat memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat seperti olahraga, waktu untuk keluarga, atau mungkin hobi kita. Hal ini berdampak untuk meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.

Bagaimana cara melakukan manajemen waktu yang baik?

Kita sebagai manusia selalu menemukan cara untuk melakukan sesuatu yang kelihatannya mustahil untuk dilakukan. Namun hal inilah yang menjadikan manusia 'manusia'. Selalu mencari cara bagaimana bisa kita mengendalikan waktu, suatu elemen yang konkret dan tidak bisa diganggu gugat. Beberapa opini telah penulis rangkum guna menemukan cara melakukan manajemen waktu yang baik. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Membuat daftar prioritas

Membagikan dan memilah tugas dan pekerjaan yang sedang atau akan kita kerjakan, akan membuat kita lebih produktif dan dapat menghindari terjadinya stres. Oleh karena itu dengan membuat daftar prioritas pekerjaan kita dapat melihat pekerjaan mana yang memiliki prioritas yang penting dan mendesak. Hal ini juga akan sangat membantu untuk mengurangi terjadinya membuang-buang waktu dalam mengerjakan pekerjaan yang kurang begitu penting dan mendesak.

2. Memanfaatkan teknologi yang ada

Tidak ada salahnya dalam menggunakan alat bantu untuk melakukan pekerjaan atau tugas kita. Dalam konteks manajemen waktu, hadirnya teknologi akan sangat menguntungkan bagi kita, karena teknologi itu dapat membantu untuk menjadwalkan atau mungkin mengorganisir penggunaan waktu kita. Seperti halnya menggunakan alarm dan notifikasi untuk mengingatkan kita terhadap deadline tugas atau pekerjaan kita, tentunya hal ini akan sangat membantu kita dalam mengingat dan menjadwalkan prioritas tugas atau pekerjaan kita.

3. Buatlah jadwal yang teratur

Bukan hanya sekedar jadwal tugas atau pekerjaan kita saja yang harus diatur. Namun jadwal lainnya seperti istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, bahkan olahraga harus kita atur, supaya kelancaran kita dalam bekerja tidak terhambat. Karena pekerjaan atau tugas tidak akan selesai dengan sendirinya, maka sebisa mungkin kita menghindari keadaan sakit, agar semua tujuan kita bisa tercapai.

4. Hindarilah melakukan multitasking

Multitasking hanyalah mitos. Dalam hal menuju produktivitas yang baik, multitasking merupakan salah satu musuh yang berat untuk dihadapi. Terkadang kita berpikir bahwa melakukan segalanya sekaligus akan sangat efektif dan efisien. Namun nyatanya, hal itu hanya akan membuat kita tidak fokus dan memakan waktu lebih banyak dibandingkan jika kita fokus terhadap satu tugas atua pekerjaan saja. Maka dari itu sebisa mungkin hindarilah multitasking, sadarilah keterbatasan kita sebagai manusia, lakukanlah sesuai daftar prioritas yang sudah dibuat sebelumnya.

5. Jauhkan diri dari menunda pekerjaan

Tidak ada hal baik yang bisa kita ambil dari menunda pekerjaan atau tugas kita. Seperti yang penulis katakan sebelumnya, perlakukan waktu sebaik mungkin. Menunda pekerjaan atau tugas sama saja dengan mempermainkan waktu. Maka dari itu, lakukanlah tugas sesegera mungkin, dengan cara melakukan tugas atau pekerjaan dari yang sulit terlebih dahulu. Setelah pekerjaan atau tugas yang sulit itu selesai, maka sebagian beban yang berat akan terasa terangkat dari pundak kita. Apa pun pekerjaan yang kita lakukan setelahnya akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Semoga dari beberapa rangkuman mengenai bagaimana cara melakukan manajemen waktu yang baik tersebut, dapat membuat kita lebih sadar dan berpikir secara logis tentang mengambil keputusan dan juga dalam memilah prioritas pekerjaan yang sedang atau mungkin akan kita lakukan. Perlakukanlah waktu sebaik mungkin hingga di mana waktu itu sudah bisa dikendalikan 100%. Tapi jika kita belum bisa mengendalikannya 100%, setidaknya kita bisa mengelolanya dengan baik, hingga tidak ada penyesalan yang terjadi akibat kesalahan dalam memperlakukan waktu.

Seperti yang penulis selalu katakan di setiap akhir dari bagian, hal-hal yang disebutkan di atas lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan. Namun, penulis percaya bahwa kita manusia selalu bisa melakukan hal-hal mustahil, oleh karena itu tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Jika kita memiliki ketekunan untuk melakukannya maka kita sudah selangkah lebih dekat menuju potensi diri kita sebagai manusia.

Kesimpulan

Keterkaitan dari ketiga elemen tersebut merupakan bagian yang sangat penting bagi hidup kita. Bagi setiap individu memerlukan adanya ketiga elemen itu untuk meningkatkan potensi dirinya. Oleh karenanya kepemimpinan sangat diperlukan untuk membimbing dan menginspirasi setiap individu untuk mencapai tujuannya. Pada saat yang sama, disiplin juga berperan penting dalam menjaga konsistensi dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan menghindari kesalahan kita.

Manajemen waktu juga sangat penting untuk memastikan efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan. Dengan manajemen waktu yang baik, jadwal dapat dikelola dengan akurat, tugas dapat dilakukan dan diprioritaskan dan juga perhatian yang diberikan pada hal-hal yang tidak penting dapat dihindari. Manajemen waktu juga berperan sebagai penjaga waktu itu sendiri, di mana dari setiap kedisiplinan dan kepemimpinan pasti membutuhkan pengelolaan waktu yang baik, oleh karenanya kemampuan untuk melakukan pengelolaan tersebut sangat penting bagi elemen lainnya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi kita, diperlukan keterampilan kepemimpinan yang baik, disiplin dalam menyelesaikan tugas, dan keterampilan manajemen waktu yang efektif. Semua konsep tersebut saling terkait satu sama lain dan harus diterapkan secara tekun dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun