Mohon tunggu...
farsyabilqis
farsyabilqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi universitas potensi utama, fakultas ekonomi dan bisnis

saya bercita cita menjadi wanita karir dalam bidang usaha. dan saya memiliki kepribadian yang terkadang introvert atau bahkan bisa jadi ekstrovert.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Analisis kelayakan Bisnis Risol dan Brownies di Era Digital : Peluang Strategi Pemasaran Online"

8 Januari 2025   20:05 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

‘Farsya Bilqis’                                                    

Program Studi S1  Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Potensi Utama

Email Penulis : farsyabilqis8@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan era digital telah membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor bisnis, termasuk industri kuliner. Bisnis risol dan brownies sebagai salah satu jenis makanan ringan yang populer memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar online. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan bisnis risol dan brownies di era digital dengan fokus pada peluang dan strategi pemasaran online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam kepada pelaku usaha dan analisis data sekunder yang diperoleh dari literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran online memberikan berbagai peluang bagi bisnis kuliner, seperti jangkauan pasar yang lebih luas, kemudahan dalam berinteraksi dengan konsumen, serta pengurangan biaya operasional. Namun, tantangan yang dihadapi antara lain persaingan yang ketat, perubahan tren konsumsi, dan kebutuhan untuk terus berinovasi dalam produk. Strategi pemasaran online yang efektif, seperti pemanfaatan media sosial, platform e-commerce, dan digital advertising, terbukti penting dalam menarik perhatian konsumen serta memperkuat brand awareness. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bisnis risol dan brownies memiliki potensi yang besar untuk berkembang di era digital, namun memerlukan strategi yang tepat untuk menghadapai persaingan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah ubah.

Kata Kunci: Bisnis Kuliner, Risol, Brownies, Pemasaran Online, Era Digital, Strategi Pemasaran, Kelayakan Bisnis.

ABSTRACT

The development of the digital era has had a significant impact on various business sectors, including the culinary industry. The rissole and brownie business as a popular type of snack has great potential to develop in the online market. This article aims to analyze the feasibility of the risol and brownie business in the digital era with a focus on online marketing opportunities and strategies. The method used in this research is a qualitative approach with in-depth interviews with business actors and analysis of secondary data obtained from relevant literature. The research results show that online marketing provides various opportunities for culinary businesses, such as wider market reach, ease of interacting with consumers, and reduced operational costs. However, the challenges faced include intense competition, changing consumption trends, and the need to continue to innovate in products. Effective online marketing strategies, such as utilizing social media, e-commerce platforms, and digital advertising, have proven important in attracting consumer attention and strengthening brand awareness. This research concludes that the rissole and brownie business has great potential to develop in the digital era, but requires the right strategy to face competition and meet changing consumer needs.

Keywords: Culinary Business, Risol, Brownies, Online Marketing, Digital Era, Marketing Strategy, Business Feasibility.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan era digital telah membawa dampak besar terhadap berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi dan bisnis. Teknologi informasi yang semakin canggih memungkinkan pelaku usaha untuk mengakses pasar yang lebih luas dan mengelola bisnis dengan cara yang lebih efisien. Di tengah perubahan ini, bisnis kuliner menjadi salah satu sektor yang mengalami transformasi signifikan. Dengan semakin berkembangnya gaya hidup masyarakat yang serba cepat dan terhubung, produk makanan ringan seperti risol dan brownies menjadi semakin diminati. Produk ini tidak hanya menjadi pilihan camilan sehari-hari, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai komoditas bisnis yang menjanjikan, terutama ketika dipadukan dengan strategi pemasaran berbasis digital.

Risol dan brownies merupakan produk makanan yang memiliki daya tarik tersendiri di pasar kuliner Indonesia. Risol dikenal sebagai camilan tradisional dengan beragam isi yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen, sementara brownies, dengantekstur lembut dan rasa manisnya, menjadi favorit di berbagai kalangan usia. Keunggulan kedua produk ini terletak pada fleksibilitasnya untuk dikreasikan, baik dari segi rasa, bentuk, maupun kemasan. Hal ini memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk menciptakan nilai tambah dan diferensiasi produk yang mampu bersaing di pasar. Namun, keberhasilan bisnis ini tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi juga oleh kemampuan pelaku usaha dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya secara efektif.

Saat ini, pemasaran online menjadi salah satu pendekatan yang paling efektif untuk memperluas jangkauan pasar. Media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, memungkinkan pelaku usaha untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan membangun branding yang kuat. Di sisi lain, platform marketplace seperti Shopee dan Tokopedia memberikan kemudahan dalam proses transaksi serta meningkatkan visibilitas produk di pasar yang lebih luas. Penggunaan strategi pemasaran digital tidak hanya membantu meningkatkan penjualan, tetapi juga memberikan data yang dapat digunakan untuk memahami preferensi konsumen dan merancang strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.

Namun, di balik peluang yang ditawarkan oleh era digital, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku usaha risol dan brownies. Persaingan yang semakin ketat, perubahan preferensi konsumen, serta kebutuhan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi menjadi beberapa hambatan yang harus diatasi. Oleh karena itu, diperlukan analisis kelayakan bisnis yang komprehensif untuk mengevaluasi potensi dan tantangan yang ada, serta merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan dinamika pasar digital.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kelayakan bisnis risol dan brownies di era digital dengan menyoroti peluang pasar yang tersedia dan strategi pemasaran online yang dapat diterapkan. Melalui analisis ini, diharapkan pelaku usaha dapat memahami bagaimana mengoptimalkan potensi bisnis mereka, sekaligus mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Dengan demikian, artikel ini tidak hanya memberikan kontribusi pada literatur akademik, tetapi juga menjadi panduan praktis bagi pelaku usaha yang ingin memanfaatkan era digital sebagai momentum untuk mengembangkan bisnis mereka.

II. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis kelayakan bisnis risol dan brownies di era digital. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk memahami fenomena pemasaran online dalam konteks bisnis kuliner, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi aspek finansial dan kelayakan bisnis.

  1. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pelaku usaha risol dan brownies serta observasi langsung terhadap kegiatan bisnis mereka. Data sekunder dikumpulkan dari literatur, laporan bisnis, dan sumber online yang relevan, termasuk statistik pemasaran digital dan laporan tren bisnis kuliner.
  2. Analisis Data

a. Analisis Kualitatif: Data kualitatif dianalisis untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan pemasaran online yang dihadapi oleh pelaku usaha. Proses ini melibatkan peninjauan pola pemasaran, strategi branding, dan penggunaan platform digital.

b. Analisis Kuantitatif: Analisis ini melibatkan perhitungan aspek finansial, seperti estimasi modal awal, biaya operasional, potensi pendapatan, dan penghitungan profitabilitas menggunakan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP).

  1. Studi Kasus Studi kasus dilakukan pada beberapa pelaku usaha risol dan brownies yang telah berhasil memanfaatkan pemasaran online untuk memperluas pasar mereka. Studi ini bertujuan untuk menggali praktik terbaik yang dapat menjadi referensi bagi pelaku usaha lainnya.
  2. Validasi Temuan Untuk meningkatkan validitas hasil penelitian, data yang telah dianalisis akan diverifikasi melalui triangulasi sumber data, melibatkan perbandingan antara hasil wawancara, observasi, dan data sekunder.

Dengan metode ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kelayakan bisnis risol dan brownies di era digital serta strategi pemasaran online yang paling efektif untuk diterapkan.

III. HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis risol dan brownies memiliki potensi yang menjanjikan di era digital, terutama dengan dukungan strategi pemasaran online yang tepat. Berikut adalah temuan utama dari penelitian ini:

  • Peluang Pasar

Produk risol dan brownies memiliki daya tarik tinggi di kalangan konsumen muda, terutama karena kemampuannya untuk disesuaikan dengan preferensi pasar. Konsumen cenderung menyukai inovasi rasa, desain kemasan yang menarik, serta promosi yang kreatif melalui media sosial.

Pasar digital memberikan peluang besar untuk memperluas jangkauan, terutama melalui penggunaan platform e-commerce dan media sosial yang memungkinkan akses langsung ke pelanggan tanpa batas geografis.

  • Efektivitas Strategi Pemasaran Online

Media sosial seperti Instagram dan TikTok terbukti menjadi platform yang paling efektif untuk mempromosikan produk risol dan brownies. Konten berupa video pendek dengan tema menarik, seperti "behind the scenes" pembuatan produk atau ulasan pelanggan, berhasil meningkatkan minat konsumen.

Marketplace seperti Shopee dan Tokopedia membantu meningkatkan visibilitas produk dan mempermudah proses pembelian, terutama untuk konsumen yang mengutamakan kenyamanan dalam bertransaksi.

  • Aspek Finansial

Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa bisnis risol dan brownies dapat memberikan tingkat profitabilitas yang baik. Berdasarkan perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), bisnis ini menunjukkan hasil positif dengan pengembalian modal yang relatif cepat.

Biaya pemasaran online terbilang efisien dibandingkan dengan pemasaran konvensional, sehingga memungkinkan alokasi anggaran yang lebih besar untuk pengembangan produk.

  • Tantangan dan Solusi

Persaingan yang ketat di pasar digital menjadi tantangan utama. Namun, pelaku usaha dapat mengatasinya dengan fokus pada diferensiasi produk dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan melalui komunikasi yang konsisten.

Keterbatasan pengetahuan teknologi di kalangan pelaku usaha UMKM menjadi kendala lain. Pelatihan dan kolaborasi dengan pihak ketiga, seperti agensi digital, dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan pentingnya memanfaatkan era digital sebagai momentum untuk mengembangkan bisnis risol dan brownies. Dengan strategi yang tepat, pelaku usaha dapat memaksimalkan peluang pasar dan mengatasi tantangan yang ada, sehingga menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif.

IV. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa era digital memberikan peluang besar bagi bisnis risol dan brownies untuk berkembang. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, pelaku usaha perlu memahami berbagai aspek yang memengaruhi keberhasilan bisnis mereka.

1. Peluang Pasar Digital Pembahasan menunjukkan bahwa pasar digital tidak hanya memberikan akses yang luas tetapi juga memungkinkan interaksi langsung dengan konsumen. Hal ini membuka peluang untuk membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas konsumen. Selain itu, fleksibilitas produk risol dan brownies untuk dikustomisasi sesuai preferensi pasar menjadi nilai tambah yang signifikan.

2. Efektivitas Pemasaran Online Penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran terbukti sangat efektif dalam menarik perhatian konsumen. Promosi kreatif melalui konten visual, seperti foto berkualitas tinggi atau video pendek yang menarik, dapat meningkatkan keterlibatan konsumen. Namun, penting bagi pelaku usaha untuk memahami algoritma platform yang mereka gunakan agar strategi pemasaran dapat mencapai audiens yang lebih luas.

3. Aspek Finansial Analisis finansial menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki kelayakan yang baik, terutama dengan biaya pemasaran yang relatif rendah dalam strategi digital. Namun, pelaku usaha harus tetap mempertimbangkan risiko, seperti fluktuasi harga bahan baku dan biaya operasional lainnya. Perencanaan anggaran yang matang dan efisiensi operasional menjadi kunci keberhasilan dalam aspek ini.

4. Tantangan dan Solusi Tantangan terbesar yang dihadapi pelaku usaha adalah persaingan yang ketat di pasar digital. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan diferensiasi produk yang kuat, seperti menawarkan rasa unik, kemasan ramah lingkungan, atau layanan pelanggan yang responsif. Selain itu, pengembangan kemampuan teknologi di kalangan pelaku UMKM melalui pelatihan atau kolaborasi dengan pihak yang lebih berpengalaman menjadi solusi penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

5. Implikasi Praktis dan Teoritis Secara praktis, penelitian ini memberikan panduan bagi pelaku usaha untuk mengoptimalkan peluang di era digital. Sementara itu, secara teoritis, penelitian ini memperkaya literatur tentang strategi pemasaran digital untuk produk makanan, khususnya di konteks UMKM.

Dengan memahami hasil dan pembahasan ini, pelaku usaha diharapkan mampu merancang strategi yang lebih efektif dan efisien untuk mengembangkan bisnis risol dan brownies mereka di era digital, sekaligus mengatasi tantangan yang ada.

Keberagaman konsumen karena produknya bisa peluang bisnis yang menjanjikan. Risol & brownies bisa manfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki membuat ini produk diversifikasi produk yang meliputi.

  • Struktur

 Tekstur adalah bentuk khusus dari produk yang dideklarasikan kualitas bentuk produk bisa bervariasi (Dar dan Lumo, 2014). Struktur Risol Mayo & Ayam sangat lembut, kenyal,gurih tapi setelah diperiksa kualitasnya ditingkatkan, menjadi lebih tebal. Untuk itu perlu diperbaiki kualitas dengan mengubah bahan olahan yang digunakan agar lebih lembut. Tujuan evaluasi bahan adalah jadi dalam distribusi itu seperti kios kecil (grosir), dan rumah makan tidak ada salahnya merubah kulit lumpia menjadi roti sebagai kulit risol agar mendapatkan struktur yang lebih baik. Begitu juga dengan brownies yang memiliki struktur makana yang lembut,empuk dan lezat umtuk bisa membua para pelanggan merasa puas dengan tekstur yang memuaskan.

  • Cita Rasa

 Cita rasa risol ini sebelumnya hanya memiliki satu rasa yakni rasa risol ayam pada umumnya yang menggunakan isian wortel, kentang, ayam yang ditumis menjadi satu untuk sebagai isian dari risol. Varian baru dapat mengambil minat konsumen dengan menambahkan varian baru yaitu Mayo menambahkan isian dengan inovasi baru yakni disesuaiakan cita rasa pada masa kini yang banyak diminati masyarakat. Dengan menggunakan isian mayones, keju, sosis, dan telur.

Dan brownies juga tidak kalah dengan kecita rasanya, brownies sendiri juga memiliki cita rasa yang sangat lezat dengan tekstur yang lembut dan rasa yang sudah pastinya tidak di ragukan lagi. Brownies salah satu makanan yang sangat diminatin konsumen. Karena bentuk dan tekstur yang baik.

  • Ukuran

 Ukuran produk bisa menjadi salah satu kepribadian daya tarik khusus bagi pelanggan. Ukuran risol yang umunya kecil kini diberi inovasi dengan ukuran yang lebih besar. Masyarakat umunya menyukai makanan dengan porsi yang lebih banyak namun dengan harga terjangkau.

Brownies memiliki ukuran yang bermacam macam tergantung selera konsumen, mereka bisa memilih dengan berbagai bentuk dan ukuran seperti selera mereka sendiri.

  • Kemasan

Kemasan (packing) merupakan bagian luar produk yang memiliki fungsi melindungi produk. Kemasan risol yang sederhana dengan kemasan plastic dan logo/ label pada kemasan, agar bisa mempermudah konsumen untuk mencari risoles kekinian.apabila konsumen ingin memesan dalam jumlah banyak atau ada keperluan lain yang diharapkan bermanfaat bagi usaha ini. Begitu juga dengan brownies yang memiliki kemasan dengan kotak yang unik dengan logo/lebel agar mempermudah konsumen untuk mencari kue kue jika ingin memesan untuk acara acara penting. Kemasan yang digunakan sangat sederhana sehingga tidak memiliki daya Tarik tersendiri bagi pelanggan. Identitas produsen juga tidak terlihat pada luar atau di dalam kemasan, untuk itu agar lebih menarik minat konsumen perlu dilakukan rancangan ulang kemasan serta pemberian identitas produsen pada kemasan untuk menarik minat pelanggan.

V.  Kesimpulan 

Dengan melakukan pembimbingan, maka pemilik usaha menerima diverivikasi produk yang dilakukan untuk memperbaiki meliputi tekstur, cita rasa, ukuran dan kemasan. Hal tersebut dilakukan perubahan pada keempat unsur tersebut. Sistem pendistribusian berubah dimana sebelumnya hanya disalurkan ke sekitar warung, sekarang menggunakan media social di era digital. Dengan demikian usaha bisnis risoles & brownies kekinian dapat berkembang dan lebih maju serta meningkatkan penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, D., Agustini, F., Rambe, A., & Harahap, D. A. (2019). PKM Penenun di Desa  BarungBarung Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Pelita Masyarakat, 1(September), 6– 15.

Harahap, D. A., & Amanah, D. (2018). Perilaku Belanja Online di Indonesia: Studi Kasus. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 9(2), 193–213. https://doi.org/doi.org/10.21009/ JRMSI.009.2.02

Harahap, D. A., Hurriyati, R., Gaffar, V., & Amanah, D. (2019). Culinary Tourism in IndonesiaEmpirical Study at Amaliun Food Court , Medan. SAR Journal, 2(1), 15– 23. https://doi.org/10.18421/SAR21 -03

Harahap, D. A. (2020b, May 12). Virus Corona dan Beralihnya Pedagang Tradisional ke Online. Opini Harian Pelita, pp. 1–2.

Pichler, R. (2020). How to Lead in Product Management: Practices to Align Stakeholders, Guide https://doi.org/10.33330/jurdima s.v5i3.575.

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun