Mohon tunggu...
Farrel Alexander Rumate
Farrel Alexander Rumate Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

hobi berjalan tinggi 180 kg

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pengalaman Ekskursi 2024, Kemanusiaan di Atas Keagamaan

20 November 2024   23:11 Diperbarui: 21 November 2024   08:03 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekskursi 2024 Pondok Pesantren Al-Falah Pandeglang. (Dokumentasi: Marvel Graziano Kunarwoko) 

Setiap pagi, saya dan para santri lainnya mengikuti kegiatan dzikir yang menjadi rutinitas harian di pondok pesantren ini. Kehidupan sehari-hari santri diisi yang padat dengan kegiatan belajar mengajar dan berdoa. Saya rasa pengalaman mereka di pondok pesantren ini memang hanya belajar dan berdoa. 

Selain berdoa, saya juga terlibat dalam aktivitas belajar di SMK Al Falah Pandeglang. Saya belajar bersama murid kelas 10, beberapa dari mereka bahkan tidak termasuk santri Al Falah. Murid luar pesantren juga datang belajar di SMK Al Falah.

SMK Al-Falah Pandeglang. (Dokumentasi: Farrel Alexander Rumate)
SMK Al-Falah Pandeglang. (Dokumentasi: Farrel Alexander Rumate)

Murid luar pesantren juga datang belajar di SMK Al Falah. Dalam pelajaran PKN, kami membahas tentang Undang-Undang Dasar 1945. Pada pelajaran seni rupa, kami diberi tugas menggambar motif batik, yang disertai dengan badak di dalam motifnya. 

Gurunya juga menjelaskan bahwa motif badak menandakan batik khas dari Pandeglang. Sementara itu, dalam pelajaran bahasa Inggris, kami ditugaskan untuk melakukan percakapan yang mengekspresikan kebahagiaan.

Selepas mengikuti berbagai kegiatan sehari-hari di pesantren, kami juga diberikan kesempatan untuk mengikuti sesi dialog antar agama. Sesi ini dirancang untuk menjadi ruang diskusi terbuka di mana kami, murid-murid yang sebagian besar beragama Katolik, dapat berdialog langsung dengan santri dan pengurus pesantren. 

Saya sangat mengantisipasi momen ini karena saya melihatnya sebagai sebuah kesempatan langka untuk mempelajari Islam secara lebih mendalam, langsung dari umatnya.

Reimon baru saja menanyakan pertanyaan unik. (Dokumentasi: Farrel Alexander Rumate)
Reimon baru saja menanyakan pertanyaan unik. (Dokumentasi: Farrel Alexander Rumate)

Di dalam sesi ini, saya bersama kelompok berdialog dengan santri sekamar kami. Saya mempelajari banyak hal mengenai keagamaan Islam, dan saya rasa lawan bicara kami juga merasakan hal yang sama untuk keagamaan Katolik. 

Kami berbicara mengenai perbedaan agama Katolik dan Kristen Protestan, karena kebetulan dalam kelompok saya ada teman yang berkepercayaan Protestan. Kami juga berbagi pandangan kepercayaan kami masing-masing mengenai Yesus, atau dalam agama Islam, Nabi Isa. Selain itu, kami juga berbincang mengenai pandangan Islam mengenai hal-hal duniawi lainnya dan makna sakramen dalam agama Katolik.

Dari sesi sharing ini, kami menyadari bahwa meskipun ada perbedaan dalam ajaran dan praktik agama, nilai-nilai dasar seperti cinta kasih, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama menjadi landasan yang sama. Terkadang, kita cenderung menganggap orang yang berbeda agama atau latar belakang sebagai sesuatu yang asing atau bahkan menakutkan. 

Namun, melalui pengalaman ini, saya belajar untuk lebih menghargai perbedaan dan melihatnya sebagai kekuatan, bukan sebagai penghalang. Keberagaman bukanlah suatu hal yang perlu dipertentangkan, melainkan sesuatu yang harus dirayakan dan disyukuri.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun