Dari tiga pendekatan voting behavior tersebut, dapat dilihat bahwa hasil survey studi ini menunjukkan bahwa preferensi politik kalangan mahasiswa lebih mengarah pada pendekatan rasional (91,4% visi/misi/program kerja) dan pendekatan psikologis (74,3% citra kandidat dan 31,4% parpol/koalisi parpol pendukung). Sementara itu, pendekatan-pendekatan sosiologis yang dibawa oleh politik identitas mulai ditinggalkan oleh generasi muda khususnya kalangan mahasiswa, dengan faktor agama/ideologi hanya dipilih sekitar 22,9% dan faktor etnis/suku sebesar 0% atau tidak dipilih sama sekali.
Penutup
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang sangat heterogen dan multikultural. Dari heterogenitas tersebut, Indonesia memiliki identitas sosial yang beragam pula. Di sistem perpolitikan era kontemporer saat ini, identitas sosial tersebut seringkali dieksploitasi dan dipolitisasi dalam bentuk politik identitas. Eksploitasi politik identitas ini menjadi semakin masif seiring dengan demokratisasi dan perkembangan teknologi internet dan sosial media.
Secara substansi, politik identitas ini dapat berpotensi membahayakan multikulturalisme di Indonesia karena prinsip oposisi biner dan polarisasi kelompok in-group out-group. Beruntungnya, kalangan mahasiswa sebagai kalangan terpelajar saat ini sudah menyadari akan hal tersebut. Mayoritas kalangan mahasiswa dalam penelitian ini menunjukkan keberpihakan kontra terhadap adanya politik identitas dan tidak setuju terhadap adanya pelanggengan eksploitasi isu politik identitas dalam dinamika politik nasional.
Lebih lanjut, preferensi politik bagi mahasiswa saat ini cenderung mengarah ke pertimbangan-pertimbangan rasional dan psikologis dibanding pertimbangan-pertimbangan sosiologis seperti afiliasi identitas sosial. Dengan adanya temuan tersebut, diharapkan arah perpolitikan masyarakat Indonesia kedepannya akan menjadi lebih rasional dan substantif sehingga demokrasi di Indonesia akan lebih berkualitas dan inklusif terhadap kondisi masyarakat yang multikultural.
Referensi
Corneliya Saba, C. (2018). HUBUNGAN ANTARA IDENTITAS SOSIAL DENGAN PRASANGKA TERHADAP PEMIMPIN YANG BERBEDA ETNIS.
Habibi, M. (2017). Identity Politics in Indonesia. March, 1--23. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16590.66887
Ihsan, A. Bakir, Â dan C. N. (2020). Agama, Negara, dan Masyarakat. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/54438?mode=full
Khasanah, N. (2016). Faktor-Faktor psikologis voting behavior pemilih pemula. 8--22.
Lestari, D. (2019). Pilkada DKI Jakarta 2017: Dinamika Politik Identitas di Indonesia. JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala, 4(4), 12--16. https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JUPE/article/view/677