Mohon tunggu...
Farobi Fatkhurridho
Farobi Fatkhurridho Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Sudah saya bilang, saya bekas mahasiswa sastra yang malas cari kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Basi! Mas Tur Siii...

28 Februari 2019   06:59 Diperbarui: 28 Februari 2019   08:13 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang ada saatnya dimana kamu harus merasa sepi dan sendirian mungkin bisa saja dengan cara mengaduk secangkir kopi lokal yang baru diseduh dan mengepulkan banyak asap harum kopi yang kamu sukai dan menurutmu banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak usah berfikir filosofis, hanya sehat bagi tubuh, asal tidak berlebihan. Madu yang berlebihan pun akan membunuhmu tidak hanya racun. Berarti madu bisa menjadi racun, apa racun juga bisa menjadi madu. Mungkin dengan berbagai metode dan penelitian dari pakar-pakar yang benar-benar mengerti dan ahli di bidangnya. Bukan dari pendapat seorang penulis lepas yang tidak jelas kredibilitas dan kompetensinya. Tau apa dia.

            "Nomor antrean 123446"

            Mas Tur masih melamun dan melongo....

            "Sekali lagi Nomor antrean 123446"

            "Iya iyaa saya OTW mbaak " seketika mas Tur langsung melesat dari tempat duduknya.

Ternyata lamunan mas Tur kebablasan, mas Tur membiarkan nya bablas.

Dunia semakin lama semakin merebahkan ke anehan nya. seketika bayi yang lahir sudah di kejar hutang rupanya untuk menjadi manusia yang ini itu, yang di inginkan semesta yang di idamkan orang tua. Lalu banyak hal berciutan hubungan-hubungan keterkaitan dan sirkuler membuat istilah kecanduan dalam berbagai bidang. Aku coba untuk melepas semua bentuk kecanduan itu sampai pada di titik dimana aku kecanduan terhadap tidak ada.

Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkap dan kita gambarkan dengan rasio. Cinta tumbuh di atas rasio. Mungkin ada beberapa filsuf eksistensialis yang terlampau idealis sama sekali tidak menginginkan cinta dalam hidupnya sampai mereka termakan pikiran mereka sendiri. Semesta bekerja dengan mekanismenya sendiri. Tidak bisa menerka, pun ragu semesta gemar menerka.

Setiap hari ada 7 dari 10 pasangan yang patah hati di dunia menurut survey mas Tur. Katanya bagiamana bisa hidup dengan bahagia, apabila benci selalu di tabur. Tapi bukan nya patah hati juga merupakan sebuah ekspresi cinta kasih yang lain. Jadi benci dan sedih juga merupakan ekspresi cinta kasih yang lain.

Menurut mas Tur, kesedihan terdalam seorang pria maskulin dapat di imajinasikan dalam bentuk yaitu ketika seorang suami yang onani sambil menangis karena ditinggal mati istri yang amat dikasihinya.

Kita mungkin bukan pasangan yang pertama bercinta di luar angkasa. Tapi kita menjadi pasangan pertama yang akan beranak pinak di luar angkasa. Debu dan komet bergosip yang kemarin bercumbu pertama kali disini tidak memiliki sperma yang baik untuk membuahi sel telur, kalah dengan gravitasi. Tak perlu khawatir, anak kita tidak lahir di bumi tapi aku rasa dia bukan alien. Bukan juga simbiot jahat yang memakan kepala manusia bulat-bulat. Di luar angkasa sihir dan ilmu perdukunan jaman sekarang sepertinya tidak akan mempan. Santet dan teluh yang dukun kirim untuk kita akan mati di tengah jalan, kalau tidak terhisap black hole, ya paling-paling membusuk kekurangan oksigen atau tertabrak meteorit. Mungkin dia tidak akan memiliki teman manusia yang bisa diajak bermain gundu bersama , namun tidak apa-apa kita bisa ajarkan, lagi pula manusia bukan sebagai pusat semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun