1. PENDAHULUAN
Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, tetapi juga menghadapi masalah pengangguran yang cukup tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Bandar Lampung masih menjadi tantangan yang perlu diatasi dengan serius. Pengangguran menjadi isu utama dalam pembangunan sosial-ekonomi karena dapat berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat, ketidakstabilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang tidak optimal. Oleh karena itu, penanganan pengangguran harus menjadi prioritas dalam pembangunan kota ini. Dokumen ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dalam penanganan pengangguran di Kota Bandar Lampung dan memberikan rekomendasi strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait untuk mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan kualitas tenaga kerja, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang inklusif.
2. MASALAH YANG TERJADI
Masalah pengangguran di Kota Bandar Lampung pada tahun 2024 dapat dipahami melalui beberapa faktor. Jumlah pengangguran di Provinsi Lampung pada Agustus 2024 mencapai 209,16 ribu orang, meningkat 1,92 ribu orang atau 0,93 persen dibandingkan Agustus 2023. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Total pengangguran di Lampung secara nasional cenderung stabil namun tidak signifikan, dengan penurunan dari 210.632 orang pada tahun 2021 menjadi 207.700 orang pada tahun 2024. Di Kota Bandar Lampung sendiri, jumlah pengangguran relatif tinggi, mencapai sekitar 40 ribu orang setiap tahun. Faktor Fisik dan Demografis. TPT perkotaan jauh lebih tinggi daripada TPT di daerah perdesaan, dengan nilai 5,33 persen di perkotaan dan 3,54 persen di pedesaan. Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki angka TPT tertinggi, yaitu sebesar 8,80 persen, sedangkan tamatan SD ke bawah memiliki TPT paling rendah, yaitu sebesar 2,10 persen.
3. TANTANGAN PENGANGGURAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Beberapa tantangan utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran di Kota Bandar Lampung adalah:
a. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan
Kota Bandar Lampung memiliki perekonomian yang didominasi oleh sektor perdagangan, jasa, dan industri kecil. Namun, sektor-sektor ini tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
b. Kesenjangan Keterampilan
Banyak tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Sektor-sektor yang berkembang di kota ini, seperti industri kreatif, teknologi informasi, dan sektor jasa, memerlukan keterampilan teknis yang tinggi, sementara sebagian besar pencari kerja di Kota Bandar Lampung lebih banyak memiliki latar belakang pendidikan yang terbatas atau tidak relevan dengan kebutuhan industri.
c. Kurangnya Wirausaha
Meskipun sektor informal, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), berkembang pesat di Bandar Lampung, masih banyak individu yang enggan untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal, pengetahuan tentang bisnis, serta dukungan dari pemerintah dan lembaga finansial yang kurang optimal.
d. Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk, baik dari desa ke kota atau antar daerah, menyebabkan peningkatan jumlah pencari kerja yang cukup signifikan. Banyak migran yang datang dengan harapan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal, namun banyak yang berakhir dengan bekerja di sektor informal dengan pendapatan yang tidak stabil.
4. STRATEGI PENANGANAN PENGANGGURAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Kota Bandar Lampung, berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait:
 A. Pengembangan Infrastruktur dan Penyediaan Lapangan Kerja
Pemerintah daerah perlu meningkatkan investasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang dapat membuka lapangan pekerjaan. Proyek pembangunan infrastruktur besar seperti pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya dapat menyerap banyak tenaga kerja. Peningkatan investasi di sektor industri, terutama industri kreatif, manufaktur, dan teknologi, dapat membuka peluang kerja baru. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Kota Bandar Lampung, serta mempermudah prosedur perizinan dan penciptaan kawasan industri.
B. Pelatihan dan Pendidikan Keterampilan
Mengingat banyaknya pengangguran yang berasal dari lulusan sekolah menengah atau perguruan tinggi dengan keterampilan terbatas, peningkatan kualitas pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan sangat penting. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan dunia usaha untuk menyediakan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Selain pelatihan formal, program pelatihan berbasis komunitas seperti kursus keterampilan untuk masyarakat miskin atau kelompok rentan juga harus diperbanyak. Program ini dapat berfokus pada keterampilan yang langsung diterima oleh pasar kerja, seperti pelatihan teknik, pengelolaan usaha kecil, dan keterampilan digital.
C. Mendorong Wirausaha dan Usaha Mikro
Pemerintah dapat mendorong lebih banyak wirausaha dengan memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah bagi pelaku UMKM, serta memberikan pelatihan kewirausahaan yang mencakup aspek manajerial, pemasaran, dan keuangan. Pemerintah kota bisa memfasilitasi pendirian inkubator bisnis yang dapat membantu pelaku usaha kecil dengan akses ke pembiayaan, bimbingan bisnis, serta jaringan pemasaran. Hal ini akan mendukung pengembangan UMKM dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
D. Peningkatan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kota Bandar Lampung memiliki potensi wisata alam yang besar. Pengembangan sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai bidang, mulai dari pemandu wisata hingga sektor perhotelan dan kuliner. Sektor ekonomi kreatif, seperti seni, budaya, dan teknologi, dapat menjadi sumber lapangan pekerjaan yang potensial. Pemerintah dapat mendukung sektor ini dengan menyediakan ruang bagi pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan produk dan jasa mereka, serta memfasilitasi akses ke pasar lokal dan global.
E. Pendekatan Berbasis Teknologi dan Inovasi
Penggunaan teknologi digital dapat membantu mempercepat transformasi pasar kerja dan memperluas kesempatan kerja. Pemerintah dapat mendukung pengembangan start-up digital dan usaha kecil berbasis teknologi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selain meningkatkan keterampilan teknis, pemerintah perlu menyelenggarakan program penyuluhan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keterampilan digital untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja di era digital.
5. Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan, berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan untuk mempercepat penanganan pengangguran di Kota Bandar Lampung:
A. Peningkatan Sinergi antara Pemerintah, Dunia Usaha, dan Lembaga Pendidikan
1. Kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Dunia Usaha: Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan sektor swasta untuk membuka lebih banyak peluang kerja. Program kemitraan antara pemerintah dan perusahaan dalam bentuk penyediaan beasiswa, magang, serta program pelatihan keterampilan yang berbasis kebutuhan pasar sangat penting. Selain itu, pemerintah dapat memberikan insentif kepada perusahaan yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
2. Peningkatan Kurikulum Pendidikan Vokasi: Pemerintah bersama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan harus mereformasi kurikulum pendidikan vokasi untuk memastikan bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan industri. Sekolah-sekolah kejuruan dan perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung perlu bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal untuk menyelaraskan kurikulum dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
B. Pengembangan dan Peningkatan Infrastruktur Teknologi
1. Membangun Infrastruktur Digital: Peningkatan infrastruktur digital di Kota Bandar Lampung, seperti akses internet yang cepat dan terjangkau, akan membuka lebih banyak peluang kerja dalam sektor berbasis teknologi dan industri digital. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, masyarakat dapat mengakses peluang kerja secara daring, seperti pekerjaan lepas (freelance), e-commerce, dan lainnya.
2. Mendorong Inovasi Teknologi dan Start-up: Pemerintah Kota Bandar Lampung dapat menciptakan ruang inkubasi bagi start-up digital dan perusahaan teknologi untuk berkembang. Hal ini akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru di bidang IT dan teknologi, yang dapat memberikan kesempatan bagi anak muda di Kota Bandar Lampung untuk memasuki industri ini.
C. Perlindungan dan Dukungan untuk Pekerja Sektor Informal
1. Pemberian Perlindungan Sosial untuk Pekerja Informal: Banyak warga Bandar Lampung yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima, ojek online, dan pekerja konstruksi. Pemerintah dapat memberikan dukungan berupa jaminan sosial, seperti akses ke layanan kesehatan dan pensiun bagi pekerja informal. Program-program ini dapat meningkatkan stabilitas pendapatan pekerja dan memberikan rasa aman bagi mereka.
2. Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Sektor Informal: Untuk meningkatkan produktivitas sektor informal, pemerintah perlu menyusun program pemberdayaan ekonomi yang memberikan akses modal usaha, pelatihan manajemen bisnis, serta pemasaran produk. Selain itu, pengorganisasian kelompok usaha kecil dapat membantu menciptakan koperasi yang lebih kuat dan memiliki daya saing lebih tinggi.
D. Perhatian Terhadap Kelompok Marginal dan Rentan
1. Pendekatan Khusus untuk Kelompok Marginal: Pemerintah Kota Bandar Lampung harus memberi perhatian khusus kepada kelompok marginal seperti penyandang disabilitas, perempuan, dan lansia, yang memiliki kesulitan lebih besar dalam memasuki pasar kerja. Program-program pelatihan berbasis komunitas yang inklusif dapat membantu kelompok-kelompok ini untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
2. Program Peningkatan Keterampilan Berbasis Komunitas: Pemerintah dapat mendirikan pusat pelatihan berbasis komunitas di kawasan pinggiran kota dan daerah miskin, yang fokus pada pemberian keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di lapangan, seperti menjahit, kerajinan tangan, atau pertanian berbasis teknologi.
E. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Potensi Pariwisata
1. Diversifikasi Sumber Daya Alam untuk Pembukaan Lapangan Kerja: Kota Bandar Lampung memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuka lapangan kerja baru, seperti pengembangan sektor pertanian dan perikanan. Program-program berbasis pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan akan membantu menciptakan peluang pekerjaan yang lebih banyak di luar sektor formal.
2. Pengembangan Sektor Pariwisata yang Berkelanjutan: Pariwisata adalah sektor yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu fokus pada pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang dapat menyerap tenaga kerja dalam sektor perhotelan, transportasi, dan berbagai sektor terkait lainnya. Dengan mempromosikan wisata lokal, pengusaha kecil di sektor pariwisata dapat diberikan pelatihan untuk mengelola usaha mereka secara profesional.
F. Evaluasi dan Pemantauan Berkala
1. Penyusunan Sistem Pemantauan Pengangguran: Untuk memantau keberhasilan kebijakan pengangguran, pemerintah daerah perlu mengembangkan sistem informasi pasar tenaga kerja yang dapat memberikan data yang akurat dan terkini mengenai jumlah pengangguran, tren pasar kerja, serta keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Sistem ini akan mempermudah pemangku kebijakan dalam merancang kebijakan yang tepat sasaran.
2. Evaluasi Program Penanganan Pengangguran: Setiap kebijakan yang diterapkan harus dievaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya terhadap penurunan pengangguran. Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga penelitian atau universitas untuk melakukan evaluasi dan analisis dampak kebijakan terhadap tingkat pengangguran di Kota Bandar Lampung.
6. KESIMPULAN
Pengangguran di Kota Bandar Lampung merupakan masalah yang memerlukan perhatian serius dan solusi yang komprehensif. Berbagai strategi yang melibatkan pengembangan sektor industri, pendidikan vokasi, pemberdayaan UMKM, serta pemanfaatan teknologi dapat memberikan peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, kebijakan-kebijakan tersebut perlu dilaksanakan secara sinergis oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, dengan evaluasi dan pemantauan yang rutin. Pemerintah Kota Bandar Lampung, dengan dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat, harus terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, memperbaiki kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan Kota Bandar Lampung dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Strategi-strategi yang telah dijabarkan perlu segera diimplementasikan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Bandar Lampung. Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memantau perkembangan dan dampak dari setiap kebijakan yang diterapkan, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilan dalam mengurangi pengangguran dan menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif.
REFERENSI
Hidayat, A. R., Alifah, N., & Rodiansjah, A. A. (2023). Kontribusi Digitalisasi Bisnis Dalam Menyokong Pemulihan Ekonomi dan Mengurangi Tingkat Pengangguran di Indonesia. Syntax Idea, 5(9), 1259-1269
Sianturi, V. G., Syafii, M., & Tanjung, A. A. (2021). Analisis determinasi kemiskinan di Indonesia studi kasus (2016-2019). Jurnal Samudra Ekonomika, 5(2), 125-133.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H