Kasih sayang, lemah lembut, dan cinta. 3 unsur utama yang beliau gunakan untuk meluluhkan hati mereka yang membenci. Berdakwah di jalan Allah dengan keikhlasan dan ketulusan.Â
Tujuan beliau satu, menyelamatkan umatnya dari kesesatan yang dapat mengakibatkan turunnya adzab dan murka dari Allah. Tak ada sedikitpun mengharap balasan maupun penghargaan.
Maka sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, pantaskah kita berdakwah dengan kekerasan dan pemaksaan?
Salah satu yang cukup mengherankan di era digital ini adalah munculnya mereka yang sangat suka menuntut ilmu agama, tetapi semakin keras dalam menyalahkan oranglain.Â
Semakin beragama, semakin suka merendahkan. Semakin beragama, semakin keras memperlakukan mereka yang tak tau. Bukan cinta kasih yang tumbuh, tapi dinding pemisah yang semakin rusuh.Â
Memblokade dan mengelompokkan manusia. Membeda-bedakan dan saling menyalahkan. Merasa golongannya paling benar, sambil merendahkan, menyudutkan, dan menghinakan mereka yang tak sepaham. Apakah ini yang diajarkan Nabi Muhammmad SAW?
Sudah di jelaskan di awal, bahwasanya islam adalah agama yang penuh cinta kasih. Mengembalikan manusia kepada fitrahnya, menumbuhkan keadilan, dan menciptakan tatanan dunia yang penuh cinta kasih.Â
Sang Teladan, Nabi Muhammad SAW, juga sudah mencontohkannya dengan jelas. Banyak riwayat shahih dan mutawatir yang menjelaskan betapa beliau penuh kasih sayang dalam berdakwah.
Menyebarkan islam tanpa menyudutkan oranglain. Mengajak orang yang tersesat tanpa paksaan. Memperbaiki yang salah tanpa menyalah-nyalahkan. Menciptakan rasa aman, nyaman, serta ketentraman, agar dapat menerima islam dengan penuh kelembutan.
Yang perlu di ingat sebagai pendakwah adalah, hidayah takkan datang kecuali dengan izin dari Allah. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu memberikan hidayah jika memang Dia tak menghendaki hal tersebut. Ini penting sekali, agar kita tak salah arah. Tugas kita sebagai pendakwah adalah mengajak kepada kebaikan, bukan memaksakan.
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk". [Al Qashash: 56]