Untuk melatih anak pada fase toilet training ini tidak boleh mengajarkanya terlalu keras, hal itu menyebabkan anak menahan fasesnya dan menjadikan anak memiliki sisfat keras kepala dan kikir. Namun sebaliknya tidak boleh membiarkan anak atau tidak melatih nya toilet training, hal ini menjadikan anak tidak teratur dan jorok dan mengakibatkan anak memiliki sifat keras dan kejam. Dengan begitu perlunya melatih anak dengan kasih sayang, mengajarkannya bahwa mengeluarkan fases ialah hal terpenting, dengan begitu dapat menjadikan anka memiliki sifat kreatif dan produktif.Â
Sselaanjutnya yakni fase phallic (3-5 tahun), pada fase ini patut mengajarkan anak akan jenis kelamin. Biasanya pada fase ini anak memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, sehingga ia ingin mencoba berbagai macam hal. Pada fase ini anak cenderung suka untuk menggesekkan area kemaluannya, hal tersebut memanglah wajar.Â
Namun perlunya para orang tua untuk mengedukasikan sang anak dan mengajaknya melakukan sebuah permainan agar anak terhindar dari aktivitas tersebut.Â
Selajutnya yakni fase latency (6-12 tahun) pada fase ini adalah fase tenang seksual, sehingga anak cenderung lebih mengejar prestasinya. Yang terakhir yakni fase genital (>12 tahun) pada fase ini organ reproduksi anak mulai matang, sehingga ia memilki ketertarikan dengan lawan jenis.
2) Carl Gustav JungÂ
Carl gustav jung menyatakan bahwa kepribadian berkembang dari yang kita inginkan. Ia percaya bahwa seorang individu dapat berkembang untuk menuju realisasi diri. Ia mengemukakan bahwa ada 3 tahapan perkembangan individu yakni dimulai dari kanakkanak, pubertas dan dewasa muda.Â
3) Alfred AdlerÂ
Terkait perkembangan anak, alfred mengemukakan bahwa ada 3 hal yang terkait perkembangan anak, yakni perkembangan minat sosial, gaya hidup dan urutan kelahiran.Â
4) Anna FreudÂ
Terkait perkembangan anak Anna freud menjelaskan bahwa pentingnya menjaga hubungan anak dengan orang tua akan menjadikan anak merasa aman, sehingga ego anak dapat terkondisikan.Â
5) Melani KlienÂ