Mindful eating terdengar simpel dari definisinya. Bagaimana dengan prakteknya? Jujur, sangat menantang, terutama untuk orang yang belum terbiasa menerapkannya atau ada momen dimana banyak makanan enak seperti lebaran.
“Ujian” dan Parameter “Lulus”
Sebagai penulis, editor, dan SEO specialist di start-up kesehatan di bidang gizi, rasanya aneh sekali jika aku malah termasuk orang dengan berat badan tidak ideal (terlalu kurus atau obesitas). Justru, aku harus bisa menerapkan apa yang aku tulis.
Jangan sampai tulisan yang kutulis cukup jadi knowledge saja. Karena itulah, pada lebaran tahun ini, aku ingin “lulus” dari “ujian” dengan berhasil mindful eating, beberapa parameter ini aku jadikan OKR (Objective Key Result):
- Tidak mengonsumsi lebih dari 50 gram gula per hari
- Berat badan tidak naik lebih dari 2 kg setelah lebaran
- Dari tiga waktu makan (pagi, siang, malam), harus ada sayur satu mangkok yang aku konsumsi
Sebagai informasi, berat badanku di hari terakhir bulan Ramadhan adalah 67,9 kg dan dikutip dari KemenKes, batasan konsumsi gula harian adalah 50 gram. Seharusnya, dari konsep SMART Goals, semua sudah memenuhi.
Berikut kisahku menjalani “ujian” ini, apakah aku “lulus”?
“Ujian” Mindful Eating saat Lebaran
Tahun ini, aku dan keluargaku hanya mudik lokal saja. Kebetulan rumah mertua masih satu kota dengan kami. Meski demikian, bukan berarti “ujian” mindful eating atau kedisiplinan makan akan semakin mudah dan tidak banyak.
a. “Ujian” Pertama
Pagi setelah solat Idul Fitri, aku dan keluargaku mengunjungi tetangga di sekitar rumah mertuaku. Ujian pertama dimulai, Pak RT menyediakan soda rasa stroberi yang merupakan minuman terfavoritku. Minuman bersoda biasanya mengandung banyak gula.
Apakah akhirnya aku meminum soda favoritku tersebut? Sebenarnya hampir saja aku meminumnya, tetapi berkat tekad yang kuat, akhirnya aku berhasil meninggalkan minuman soda rasa stroberi yang enak itu, padahal banyak anak-anak yang terlihat menikmati soda tersebut dari sepenglihatan mataku.
Iri? Jelas. Hanya saja, "lulus" dari "ujian" ini lebih penting.
b. “Ujian” Kedua
Kembali ke rumah mertua, sudah tersedia banyak sekali makanan seperti opor ayam dan ketupat yang merupakan ciri khas saat momen lebaran serta makanan lainnya. Tidak tanggung-tanggung, ada delapan opor ayam yang siap disantap hanya untuk 4 orang saja.
Sebagai informasi, ayam adalah daging putih dan memiliki kandungan sedikit lemak dan tinggi protein di bagian dadanya. Dari informasi tersebut, aku mengambil dada ayam yang kebetulan masih ada.