Mohon tunggu...
Farih LintangJati
Farih LintangJati Mohon Tunggu... Konsultan - Pelajar

SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soegijapranata dan Van Lith, 2 Misioner yang Terterpa Isu Rasisme

15 Desember 2020   15:07 Diperbarui: 15 Desember 2020   15:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romo Van Lith dan Romo Soegijapranata sumber : sesawi.net

            Dalam zaman sekarang yang sering disebut zaman globalisasi ini media memiliki peran utama dalam arus penyebaran informasi. Karena keefektifannya dalam mempengaruhi seseorang dan khalayak.

            Teori imperialsm culture ini sangat cocok dibahas di dalam penjelasan ini karena sangat berkaitan dengan kedua film tersebut. Menurut Rauschenberger (2003) Imperialisme budaya ini pertama kali muncul di saat era perang dunia kedua, pada saat itu namanya adalah neo-colonialsme. Di dalam teori ini menjelaskan bahwa terjadinya superioritas yang dimiliki oleh beberapa negara maju seperti bangsa barat yang datang ke benua asia. Karena warga masyarakat barat ini mempunyai teknologiyang maju sehingga mereka memiliki superioritas terhadap dunia ketiga.

            

Romo Van Lith dan Romo Soegijapranata sumber : sesawi.net
Romo Van Lith dan Romo Soegijapranata sumber : sesawi.net
             Di dalam kedua film ini juga timbul sebuah benang merah yang menunjukan bahwa masyarakat di Jawa pada saat itu tidak menyukai kedatangan missioner berkulit putih untuk mengajarkan agama katolik. Disaat itu muncul karena pandangan masyarakat Jawa yang memiliki persepsi bahwa bangsa barat memiliki superioritas sehingga mereka menolaknya. Tidak berbeda jauh dengan film Bethlehem Van Java ini, film Soegija juga dapat memiliki arti superioritas dimana bangsa Belanda saat itu ditunjukan di dalam film dengan bahwa mereka meragukan adanya uskup pribumi yang ditahbiskan karena mereka memandang masyarakat pribumi rendah karena mereka merasa diatas mereka.

            Kendati demikian, isu rasisme yang ada menerpa kedua missioner tersebut dengan berat namun mereka tetap melanjutkan perjuangan menegakkan kemanusiaan. Disini saya akan mengutip kata-kata legendaris yang dituliskan oleh Soegija yakni bahwa kemanusiaan itu satu, walaupun ada perbedaan budaya, bangsa maupun ragamnya.

Daftar pustaka

Richard, M. Ryan and Deci Edward L. (2000). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New Directions. Contemporary

Educational Psychology 25: 54-67.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT

Citra Aditya Bakti

Cateridge, J. (2015). Film Studies For Dummies. [VitalSource Bookshelf]. Dilhat dari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun