Dominasi Sumatera Barat terhadap kedua daerah tersebut juga dapat ditinjau dari adanya penggantian bupati Jambi oleh orang Sumatera Barat. Selain itu, tidak sedikit pula para pegawai di Jambi diimpor dari Sumatera Barat.
Tidak hanya di Jambi, dominasi warga Sumatera Barat dalam aspek politik juga terjadi di wilayah Riau. Dimana para mantan petinggi Kerajaan Siak tidak memperoleh kedudukan yang berperan dalam bidang politik dan ekonomi.
Hal tersebut mendorong keinginan warga Riau untuk menghidupkan kembali Swapraja Siak dan mengangkat Sultan Syarif Kasim sebagai pemimpinnya
Faktor transportasi yang kurang memadai dan harga kebutuhan yang terus naik menyebabkan warga Jambi sulit melakukan hubungan maupun komunikasi dengan pusat.
Selain Riau dan Jambi, Kepulauan Riau pun mengajukan tuntutan agar diberikan otonomi seluas-luasnya. Hal ini karena pada masa Hindia-Belanda, Kepulauan Riau menyandang status sebagai daerah istimewa. Namun ketika telah tergabung ke dalam Sumatera Tengah, posisi Kepulauan Riau menjadi kabupaten.
Faktor Sosial-Budaya, Geografis, dan Rasa Kedaerahan yang Mendorong Masyarakat Riau dan Jambi Ingin Memisahkan Diri dari Sumatera Tengah
Masyarakat Jambi mengakui bahwa mereka lebih nyaman jika tergabung ke dalam provinsi Sumatera Selatan ketimbang dengan Sumatera Tengah. Hal ini karena hubungan transportasi antara Jambi dengan Palembang lebih lancar.
Keharmonisan Jambi dengan Sumatera Selatan juga berkaitan dengan tergabungnya Jambi ke dalam bagian Sumatera Selatan pada masa Agresi Militer II.
Masyarakat Jambi juga mengakui bahwa adat-istiadat mereka lebih dekat dengan Sumatera Selatan ketimbang dengan adat-istiadat Sumatera Tengah.
Begitu pula dengan masyarakat Kepulauan Riau yang mengatakan baha masa lalu mereka berbeda dengan daerah-daerah yang termasuk ke dalam Sumatera Tengah.
Mereka mengatakan bahwa nenek moyang mereka adalah figur kunci dalam peradaban Melayu yang menjadi punpunan politik, ekonomi, dan sosial dunia Melayu.
Sehingga ketika bergabung dengan provinsi Sumatera Tengah dengan dominasi dipegang oleh Sumatera Barat, warga Jambi dan Riau merasa telah terminangkabauisasi.