Ari Usman, no. 26
Yuni sangat suka dengan ayam goreng lalapan. Apalagi daging ayamnya ditaruh ke permukaan selada kemudian dilipat dan memakannya. Yuni sangat memimpikan itu.
Namun saat Ramadhan sudah tiba, Yuni ingin mencoba sensasi baru. Yaitu membuat sendiri ayam goreng lalapan dengan sausnya. Ya, dia tak boleh membeli ayam goreng untuk Ramadhan kali ini. Dia harus membuat Ayam Goreng Lalapan buatan tangan sendiri.
Saat puasa hari pertama dan kedua, Yuni hanya makan lauk pauk yang dibawa oleh keluarganya dan bahkan tak punya waktu untuk masak. Dan pada hari ke 3 ini, dia harus memasak lauk pauk termasuk Ayam Goreng Lalapan yang pertama sekali dia buat selama hidupnya.
-------------------
Setelah sahur dan shalat subuh, Yuni ditemani dengan Ibunya pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan. Tak lupa pula, Yuni ingin beli 2 ekor Ayam Goreng untuk dia masak nanti.
“Untuk apa kamu ingin masak Ayam Goreng? Padahal kamu sukanya beli yang sudah jadi,” tanya ibunya bingung.
“Bu, aku ingin coba sensasi baru. Aku ingin buat Ayam Goreng Lalapan dan aku tak ingin beli harus aku buat.”
“Untuk apa?”
“Yah, supaya aku bisa belajar bagaimana buat Ayam Goreng Lalapan. Rencananya juga aku ingin mengkreasinya menjadi lebih enak dan lebih cantik.”
“Ooh, begitu. Tapi masalahnya ayam mahal, Nak. Bagaimana bisa Ibu beli ayam 2 ekor?”
“Tenang, Bu. Aku punya banyak uang untuk beli. Ibu tak perlu khawatir.”
Yuni pun mengeluarkan uang 200 ribunya untuk membeli 2 ekor ayam. Yuni dan Ibunya pun langsung membeli bahan-bahan untuk membuat Ayam Goreng Lalapan dan juga masakan lainnya untuk berbuka puasa. Tak lupa pula mereka membeli bahan untuk minuman.
Setelah mereka sudah membeli semuanya, Yuni dengan senang ria-nya langsung pergi ke penjual ayam untuk membeli 2 ekor ayam. Ibunya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya itu.
“Pak, harga ayam yang segini berapa ya?”
“Ooh, yang itu harganya 90 ribu per kilo.”
“OMG, mahalnya. Hmm, tapi tak apa deh. Kasih saya dua ekor.”
“Oke, Bu! Tapi, apa ayam-nya dipotong di sini atau tidak usah?”
“Tak usah, Pak. Nanti saya akan potong di rumah.”
“Oke, Bu! Semuanya 180 ribu.”
“Ini, yah. 200 ribu.” Yuni pun memberikan uang 200 ribu-nya ke penjual ayam itu dan akhirnya dia mendapatkan 2 ekor yang dia inginkan.
Yuni dan Ibunya pun pulang dari pasar itu dan menuju halte bis untuk pulang.
“Wah, senangnya anak Ibu pergi beli Ayam. Apa kamu ingin membuatnya sendiri? Mau Ibu bantu nanti?”
“Hmm, boleh boleh aja sih Bu. Ibu bisa bantu aku untuk membuat Ayam ini.”
“Baik, Ibu akan membantumu secepat mungkin.”
Yuni senang karena ada bala bantuan dari Ibunya untuk membuat Ayam.
-----------------------------
Setelah Yuni dan Ibunya pulang ke rumah, mereka pun bersiap-siap untuk memasak. Yuni sangat senang ketika ayam sudah berada di tangannya. Maka, Yuni pun langsung mengolah ayam itu. Dimulai dari cara memotong cekernya, kepalanya, dan lainnya yang tak penting di potong-potong Yuni. Lalu, yang pentingnya juga dipotong-potong. Paha Ayam, Dada Ayam, Sayap Ayam, dan Hati Ayam. Mereka semua disihkan terlebih dahulu. Lalu ayam yang tadi disisihkan itu langsung dilumuri dengan bumbu yang dihaluskan, hingga kemudian ayam itu sudah didandani oleh bumbu dan kemudian direbus sampai bumbu itu meresap. Setelah itu ayam yang sudah direbus itu kembali disisihkan.
Ibunya yang sedang memasak itu diam-diam menghampiri Yuni yang juga sedang memasak.
“Yun, mau Ibu bantu? Kan kamu bilang tadi di jalan. Kamu setuju Ibu bantuin buat Ayamnya.”
“Oh kalau begitu, Ibu bantu cuci lalapannya dan buat sambalnya yah Bu. Kalau Yuni, hanya urusin Ayamnya.”
“Oke, Yun.”
Setelah ayam itu disisihkan, kemudian Yuni pun menuangkan minyak goreng di atas wajan yang besar. Dan ayam yang sudah diresapi oleh bumbu, dimasukkan ke dalam minyak goreng yang panas dan ayam itu pun di goreng sampai matang.
Sementara ibunya sedang menyiapkan lalapan dan sambal. Pertama, ibunya bikin sambal terlebih dahulu. Dia memasukkan tomat, cabe, sepotong gula merah, kemudian sedikit saus sambal, kemudian diulek-ulek sampai akhirnya menjadi sambal. Untuk lalapannya, ibu Yuni menyiapkan daun kemangi, selada, dan jeruk nipis. Mereka semua sudah dicuci dan membuat ini menjadi fresh.
-----------------------
Saat Yuni menggoreng ayam yang baru saja dia rebus, dia masih memiliki keraguan. Biasanya butuh berapa menit untuk bisa membuat Ayam Goreng ini menjadi matang merata? Yuni pun sedikit memutar otaknya.
Saat Yuni membeli ayam goreng lalapan di suatu warung, dia melihat si chef-nya sedang menggoreng ayam. Saat itu jam 8.45 malam. Dia masih saja menunggu untuk ayamnya. Karena lama menunggunya, dia langsung berdiri dan masih melihat si chef itu memasak ayam. Dan kita lihat ayamnya agak kecokelatan. Maka, chef itu pun langsung mengangkat ayam itu.
Dan akhirnya Yuni pun mengetahuinya. Jika ayam yang sedang digorengnya itu akan berwarna kecokelatan, maka ayam itu sudah memiliki kerenyahan dan sudah siap untuk diangkat.
Dan tepat sekali, Yuni sudah bisa melihat ayam yang digorengnya itu sudah berwarna kecokelatan dan mengeluarkan aroma yang sangat enak. Akhirnya, Yuni pun mengangkat ayam-ayam yang digorengnya itu dan ditiris sebentar.
Lalu setelah ditiris, ayam itu pun langsung ditaruh di piring untuk dipercantik tampilan makananya.
---------------------
Oke, semua makanan sudah siap. Dan semua tersaji di meja makan. Di antaranya sayur tumis cah kangkung, ikan goreng, sayur sop, tempe goreng, dan yang paling utama, ayam goreng lalapan buatan Yuni. Dan ini pertama kalinya Yuni membuat ayam goreng lalapan sendiri.
Dan semua keluarga Yuni pun berkumpul di meja makan dan bersiap menunggu berbuka puasa.
Hingga akhirnya....
BUUGG! BUUGG! BUUGG!
Suara bedug pun terdengar dan akhirnya sudah buka puasa. Yeey!
Semua keluarga Yuni pun berdoa dan meminum air sejenak kemudian makan kurma, dan kemudian yang paling penting. Makan-makan.
--------------------
Yuni pun menunggu respon dari Ibunya bagaimana rasanya ayam goreng lalapan dari Yuni.
“Ibu, bagaimana rasanya ayam goreng Yuni?”
“Wah, rasanya sangat enak, Yun. Kayak gimana gitu, yang penting rasanya enak. Kayak penjual makanan yang selalu kamu beli itu.”
“Ya ampun, makasih ya Ibu.”
“Iya, sama-sama. Nanti kalau sahur, kita makan ayam goreng buatan kamu lagi, ya.”
“Oke, bu, siap!”
Yuni pun sedikit bersemangat karena ayam goreng lalapan pertamanya sudah mendapat respon yang baik oleh Ibunya. Kali ini, Yuni akan membuat ayam goreng yang enak, bahkan lebih enak lagi dari yang tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H