Mohon tunggu...
Farid Hardiansyah
Farid Hardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pemula

Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengaruh Kebijakan Aspek Ketenagakerjaan dalam Penggunaan Artificial Intelligence Sebagai Pengganti Pekerja

21 Februari 2024   20:50 Diperbarui: 21 Februari 2024   21:05 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hal tersebut sangat dimungkinkan mengingat persaingan dalam dunia usaha begitu ketat dan para pelaku usaha dituntut untuk terus mengembangkan usahanya ditengah perkembangan zaman yang begitu cepat. Adapun beberapa klasifikasi pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan pemanfaatan teknologi Articial Intelligence adalah sebagai berikut:

Pekerjaan fisik yang terprediksi

Penggunaan robot dan juga kecerdasan buatan ini tentu akan membawa perubahan yang besar di dalam dunia industri itu sendiri. Dalam hal ini, berbagai pekerjaan fisik yang diprediksi akan mendapat dampak terbesar dari penggunaan robot dan juga kecerdasan buatan, salah satunya buruh-buruh pabrik yang bekerja di sektor industri. Mc.Kinsey bahkan berpendapat jika berbagai aktifitas kerja di sektor industri ini banyak ditangani oleh robot, terutama pekerjaan-pekerjaan teknik. 

Berdasarkan perhitungan, persentase pekerjaan yang akan tergantikan oleh robot dan kecerdasan buatan di bidang ini bahkan bisa mencapai hingga 78%. Ini tentu angka yang sangat besar dan akan membuat banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka di sektor industri. Hal ini kemungkinan sekaligus akan membawa perubahan besar-besaran dalam dunia industri itu sendiri.

Pemrosesan Data

Bukan hanya pekerjaan kasar saja yang bisa ditangani oleh robot dan juga kecerdasan buatan, namun berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan pemrosesan data sekalipun dapat diselesaikan dengan baik oleh keduanya. Sistem yang cepat dan efisien tentu akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan yang satu ini. Robot dan juga kecerdasan buatan memiliki kemampuan yang baik untuk melakukan pemrosesan data, sehingga mereka akan bisa menangani berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Keduanya bisa menyelesaikan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan sektor keuangan serta asuransi dengan baik. Di bidang ini, robot dan kecerdasan buatan diprediksi akan menggantikan sekitar 69% pekerjaan manusia.

Pengumpulan data

Selain pemrosesan data, robot dan kecerdasan buatan juga bisa melakukan pengumpulan data atau koleksi data. Hal ini membuat mereka memiliki kemampuan bekerja di bidang administrasi dalam berbagai sektor sekaligus. Di masa depan, robot dan kecerdasan buatan akan lebih banyak diandalkan dalam berbagai pekerjaan administrasi. Dengan kemampuan yang baik seperti ini, robot dan kecerdasan buatan diprediksi bisa menangani pekerjaan yang berkaitan dengan pengumpulan data ini sampai 64%. Ini tentu angka yang besar, mengingat koleksi data akan dibutuhkan dalam berbagai sektor sekaligus. Akan ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan di bidang yang satu ini.

Pekerjaan yang berkaitan dengan cara berpikir manusia

Selain pemrosesan data, robot dan kecerdasan buatan juga bisa melakukan pengumpulan data atau koleksi data. Hal ini membuat mereka memiliki kemampuan bekerja di bidang administrasi dalam berbagai sektor sekaligus. Di masa depan, robot dan kecerdasan buatan akan lebih banyak diandalkan dalam berbagai pekerjaan administrasi. Dengan kemampuan yang baik seperti ini, robot dan kecerdasan buatan diprediksi bisa menangani pekerjaan yang berkaitan dengan pengumpulan data ini sampai 64%. Ini tentu angka yang besar, mengingat koleksi data akan dibutuhkan dalam berbagai sektor sekaligus. Akan ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan di bidang yang satu ini.

Berdasarkan hasil kompetisi memahami kontrak yang dianalisis oleh guru besar hukum Stanford University, Duke University School of Law dan University of Southern California menyatakan pertama kalinya Pengacara Artificial Intelligence mengalahkan 20 pengacara manusia terlatih Amerika dalam mengidentifikasi 5 peranian (Non-Disclosure Agreements) dalam menganalisa informasi-informasi yang tidak berbeda. Dalam mengidentifikasi 30 sengketa hukum yang terdiri dari arbitrase, kerahasiaan, hubungan dan ganti rugi. Pengacara Artificial Intelligence yang bernama LawGeex AI mencapai 94 persen atas keakuratannya. Pada sisi lain pengacara manusia hanya 85 persen atas keakuratannya. LawGeex AI hanya membutuhkan waktu 26 menit untuk menyelesaikan tugasnya sebagaimana lebih cepat 66 menit dari rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun