Globalisasi telah merambah pada segala sektor kehidupan di dunia ini. Dalam berbagai konteksnya, pengertian mengenai globalisasi dapat dipahami dan diartikan dari berbagai konsteks penggunaannya. Globalisasi terjadi dan berkembang tidak hanya sekali atau dua kali proses, namun perkembangan globalisasi merupakan proses yang panjang yang terjadi.Â
Secara umumnya, globalisasi sebagai suatu proses mengalami suatu akselarasi sejak beberapa dekade terkahir ini, tetapi proses yang sesungguhnya sudah berlangsung sejak jauh di masa silam, semata-mata disuatu wilayah dan karena itu dikondisikan untuk berhubungan dan mengakui hubungan satu sama lain.Â
Era disrupsi dalam bidang teknologi sudah sangat terasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana satu orang dengan orang yang lain dalam melakukan interaksi tidak terhalang batas tanah, udara, laut.Â
Selain itu perkembangan teknologi yang sudah sangat maju dalam bidang internet of things dan sekarang ini sedang berkembang yang dinamakan dengan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Suatu perkembangan artificial intelligence yang bekerja dengan perpaduan rumus algoritma yang akan menjadi suatu pola yang terstruktur denga napa yang direncakan oleh si pembuat.
Pada perkembangannya, penggunaan teknologi artificial intelligence telah banyak digunakan diberbagai negara untuk menunjang suatu proses pekerjaan di sektor pemerintahan maupun sektor swasta.Â
Pemanfataan artificial intelligence  dirasa sangat bermanfaat dalam penggunaannya dalam tataran praktik. Sebagai contoh dalam dunia bisnis usaha, dalam mendapat suatu keuntungan yang maksimal maka menggunakan rumus yang sederhana yaitu penggunaan modal yang rendah dengan mendapatkan laba sebesar-besarnya.Â
Tentu saja dengan pemanfaatan artificial intelligence dalam membantu proses bisnis sangatlah baik dikarenakan pemanfaatan artificial intelligence untuk menggantikan peran manusia sebagai pekerja akan berdampak pada rendahnya beban anggaran yang dikeluarkan, daripada penggunaan manusia yang dijadikan sebagai pekerja.Â
Salah satu contohnya adalah dengan penggunaan Robotic Process Automation (RPA). Sebuah perusahaan dapat menkonfigurasi perangkat lunak atau software "robot" untuk menangkap dan menafsirkan aplikasi untuk memproses transaksi, memanipulasi data, memicu respon dan berkomunikasi dengan sistem digital lainnya, RPA mampu mengerjakan pekerjaan berulang lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia.Â
Pada sebuah case study yang dikeluarkan oleh Infosys, implementasi RPA dapat menghasilkan penurunan Full Time Equivalent (FTE) sebesar 50%, dan menurunkan pekerjaan manual sebesar 58%.Â
Aktivitas bot yang tersedia dan dari data-data tersebut dihasilkan Analisa bahwa dengan robot dapat meningkatkan waktu proses mencapai 70%. RPA juga bersifat non-instirusif dan memanfaatkan infrastruktur yang ada tanpa menyebabkan gangguan pada sistem yang mendasarinya yang akan sulit dan mahal untuk diganti.Â
Dengan RPA, efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan lisensi bukan lagi menjadi biaya yang membebani ketika akan mengimplementasikan sebuah integrasi antar sistem.