Mohon tunggu...
Farida Eka Putri
Farida Eka Putri Mohon Tunggu... Psikolog - Cerita dari ruang praktik psikolog klinis.

Clinical Psychologist, Graphologist, and Learners. Menulis saja dulu, suatu saat pasti berguna. Email: faridaekap@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

9 Januari 2023   15:15 Diperbarui: 11 Januari 2023   13:54 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya setuju dengan konsep teori yang dikembangkan oleh Pleck (2010) tentang lima dimensi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, yaitu dimensi positive engagement activities, warm and responsiveness, control, indirect care, dan process responsibility. 

Idealnya dimensi-dimensi tersebut diupayakan setiap hari dengan konsisten, akan tetapi saya memahami hampir tidak ada kondisi yang ideal dalam pola pengasuhan.

Lakukanlah upaya terbaik di tengah keterbatasan yang ada sebagai orang tua. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai dimensi dan contoh kegiatan yang suami saya sering lakukan sebagai ayah untuk mengisi jiwa buah hati kami di tiap kesempatan yang ia bisa:

  • Dimensi Positive Engagement Activities adalah bentuk interaksi yang dilakukan seorang ayah secara langsung seperti meluangkan waktu agar dapat melakukan aktivitas bersama anak. Bisa juga diartikan sebagai bentuk pendekatan secara emosional untuk melihat perkembangan pada anak. Contoh: menemani anak imunisasi ke dokter, menggantikan popok anak, bermain, memberikan makan, dan belanja kebutuhan anak di supermarket.
  • Dimensi Warm and Responsiveness adalah karakter ayah dalam menggambarkan adanya sisi kehangatan serta ketersediaan dalam menunjukkan tindakan yang diberikan oleh buah hati. Contoh: sering memeluk dan menggendong anak, mengatakan secara lisan bahwa ia sayang dengan anak, dan mendengarkan celoteh anak.
  • Dimensi Control adalah komponen yang menunjukkan perilaku ayah saat sedang mengawasi dan membuat keputusan. Contoh: ayah hadir saat pembuatan keputusan penting yang menyangkut kepentingan anak seperti merencanakan pendidikan dan melakukan ibadah secara bersama ketika di rumah.
  • Dimensi Indirect Care, hal ini terbagi menjadi dua golongan yaitu material indirect care dan social indirect care. Pada dimensi ini ayah tidak melakukan komunikasi secara langsung dengan anak namun ayah akan tetap memperhatikan segala kegiatan dan aktivitas anak. Pada kategori material indirect care ayah akan memenuhi segala kebutuhan anak dan memberikan fasilitas yang diperlukan anak. Sedangkan pada kategori social indirect care ayah akan mengenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya dengan harapan agar buah hatinya dapat bersosialisasi sehingga membuat anak menjadi sosok yang berkembang. Contoh: mengantarkan dan menjemput anak sekolah.
  • Dimensi Process Responsibility adalah sebagai kepala keluarga dituntut untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang utama dalam proses pengasuhan anak. Ayah menujukkan inisiatif serta mengamati keperluan terkait dengan anak. Dengan terlibatnya ayah dalam proses ini membuat ibu merasa adanya dukungan sosial yang lebih baik, menjadi lebih sering melakukan diskusi dan berimbas pada keharmonisan hubungan rumah tangga.

Oleh karenanya saya himbau kembali dalam tulisan ini ayah perlu merubah pola pikirnya terkait memusatkan pengasuhan hanya bisa dilakukan oleh ibu dan ibu perlu senantiasa mendukung serta memberikan kesempatan bagi ayah untuk membersamai anak di rumah. 

Mengasuh anak bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu melainkan secara bersama dengan pasangan. Semakin besar ayah terlibat dalam pengasuhan anak bersama ibu, semakin optimal pertumbuhan dan perkembangan anak.

Daftar Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun