Saya setuju dengan konsep teori yang dikembangkan oleh Pleck (2010) tentang lima dimensi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, yaitu dimensi positive engagement activities, warm and responsiveness, control, indirect care, dan process responsibility.Â
Idealnya dimensi-dimensi tersebut diupayakan setiap hari dengan konsisten, akan tetapi saya memahami hampir tidak ada kondisi yang ideal dalam pola pengasuhan.
Lakukanlah upaya terbaik di tengah keterbatasan yang ada sebagai orang tua. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai dimensi dan contoh kegiatan yang suami saya sering lakukan sebagai ayah untuk mengisi jiwa buah hati kami di tiap kesempatan yang ia bisa:
- Dimensi Positive Engagement Activities adalah bentuk interaksi yang dilakukan seorang ayah secara langsung seperti meluangkan waktu agar dapat melakukan aktivitas bersama anak. Bisa juga diartikan sebagai bentuk pendekatan secara emosional untuk melihat perkembangan pada anak. Contoh: menemani anak imunisasi ke dokter, menggantikan popok anak, bermain, memberikan makan, dan belanja kebutuhan anak di supermarket.
- Dimensi Warm and Responsiveness adalah karakter ayah dalam menggambarkan adanya sisi kehangatan serta ketersediaan dalam menunjukkan tindakan yang diberikan oleh buah hati. Contoh: sering memeluk dan menggendong anak, mengatakan secara lisan bahwa ia sayang dengan anak, dan mendengarkan celoteh anak.
- Dimensi Control adalah komponen yang menunjukkan perilaku ayah saat sedang mengawasi dan membuat keputusan. Contoh: ayah hadir saat pembuatan keputusan penting yang menyangkut kepentingan anak seperti merencanakan pendidikan dan melakukan ibadah secara bersama ketika di rumah.
- Dimensi Indirect Care, hal ini terbagi menjadi dua golongan yaitu material indirect care dan social indirect care. Pada dimensi ini ayah tidak melakukan komunikasi secara langsung dengan anak namun ayah akan tetap memperhatikan segala kegiatan dan aktivitas anak. Pada kategori material indirect care ayah akan memenuhi segala kebutuhan anak dan memberikan fasilitas yang diperlukan anak. Sedangkan pada kategori social indirect care ayah akan mengenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya dengan harapan agar buah hatinya dapat bersosialisasi sehingga membuat anak menjadi sosok yang berkembang. Contoh: mengantarkan dan menjemput anak sekolah.
- Dimensi Process Responsibility adalah sebagai kepala keluarga dituntut untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang utama dalam proses pengasuhan anak. Ayah menujukkan inisiatif serta mengamati keperluan terkait dengan anak. Dengan terlibatnya ayah dalam proses ini membuat ibu merasa adanya dukungan sosial yang lebih baik, menjadi lebih sering melakukan diskusi dan berimbas pada keharmonisan hubungan rumah tangga.
Oleh karenanya saya himbau kembali dalam tulisan ini ayah perlu merubah pola pikirnya terkait memusatkan pengasuhan hanya bisa dilakukan oleh ibu dan ibu perlu senantiasa mendukung serta memberikan kesempatan bagi ayah untuk membersamai anak di rumah.Â
Mengasuh anak bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu melainkan secara bersama dengan pasangan. Semakin besar ayah terlibat dalam pengasuhan anak bersama ibu, semakin optimal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Daftar Referensi:
- East et al., L. (2006). "Father absence and adolescent development: A review of the literature." Journal of Child Health Care, 10(4), 283-295.
- Sundari & Herdajani. (2013). Dampak fatherless terhadap perkembangan psikologis anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting, 256- 271.
- Pleck, J. (2010). Paternal involvement: Revised conceptualization and theoretical linkages in two-parent families. The Role The of Father in Child Development, 58--93.
- https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2860/perkuatperan-ayah-untuk-meningkatkan-kualitas-pengasuhan-anak (diunduh pada tanggal 9 Januari 2023).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H