Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kenapa Saya Yang Dituduh Melakukan Justifikasi Penipuan Gelar?

9 Januari 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Farid dkk. yang terhormat,

Besar harapan kami agar mas Farid dkk. bisa bertindak sangat cermat, bijaksana, dan memiliki hati yang welas asih kepada orang-orang berkemampuan sangat terbatas dan kurang berpendidikan seperti kami ini.

Mohon maaf kepenasaran panjenengan semua kami jawab disini, karena kami sudah berjanji pada panjenengan semua melalui saudara Ragile dan dari kami diwakili oleh Wo untuk tidak lagi menginjak Kompasiana. Kami beserta seluruh komunitas kami cukup tahu diri bahwa kompetensi kami masih belumlah pantas untuk bergabung pada media sosial yang luar biasa dimana didalamnya bertabur individu-individu yang memiliki kompetensi sangat tinggi seperti panjenengan semua.

Hormat Kami

Ba.H & Wo

Dari judul tulisan yang dikhususkan untuk saya, kesannya saya yang mempermasalahkan kasus Mbahwo,lalu dalam isi tulisan jelas tertulis kalau saya menjustifikasi penipuan gelar Mbahwo.Sekali lagi saya sayangkan kenapa jawaban klarifikasi seperti itu tidak dibuat ketika awal kasus ini muncul di tulisan Tomi Unyu-Unyuyang akhirnya juga dilanjutkan dengan tulisanDaveena.

Saya bisa membayangkan, bagaimana kesan orang yang membaca tulisan Mbahwo itu, seolah-olah saya orang yang menuduh Mbahwo memalsukan ijasah, apalagi kalau orang yang membaca tidak mengikuti kasusnya sejak awal, dan tidak membaca komentar-komentar saya di tulisan terkait.

Kenapa kasus di Kompasiana dan  polemik terbuka di Kompasiana, tidak diselesaikan secara terbuka di Kompasiana, supaya yang membaca bisa merunut kronologisnya, bukan di bahas di forum komunitas lain, yang tidak tahu duduk perkaranya sejak awal, dan mereka tiba-tiba hanya membaca tulisan itu, seolah-olah saya yang mempermasalahkan gelar Mbahwo. Dan dalam tulisan itu, justru saya merasa dirugikan.

Mudah-mudahan Mbahwo bisa berpikir dewasa, tidak seperti anak kecil, yang "kalah" adu argumen di tempat umum, lalu melakukan "pembelaan" di dalam komunitasnya sendiri, yang kemungkinannya banyak yang tidak tahu duduk perkaranya sejak awal dan hanya mendapat informasi sepihak.

Yang sangat membingungkan, kenapa tidak sejak awal jawaban itu diberikan kepada pihak-pihak yang meragukan pangakuan gelar Mbahwo, sehingga masalah langsung selesai saat itu, tapi malah menuduh ada yang memfitnah, beliau sampai emosi mengatakan tidak pernah gembar-gembor gelar S3, sebagai pribadi yang humble, tidak suka pamer, dan akan menuntut pihak yang memfitnah beliau memalsukan ijasah.

Ketika bisa ditunjukkan tulisan dan komentar yang ada pengakuan gelar S3, alasannya berubah lagi. Katanya bukti ijasah dan gelar tidak boleh dipamerkan, karena menjaga profesionalitas. Untuk menjaga profesionalitas, link yang menunjukkan kebenaran gelarnya  harus dirahasiakan. Tapi begitu bisa ditunjukkan link ke profesi dosen di website Dikti, alasan berubah lagi, kalau Mbahwo.com itu bukan hanya satu orang, tapi ada Ba.H dan Wo. Ba.H itu yang sudah Doktor. Kenapa gak sejak awal menjawab  seperti  itu  sehingga  tidak  perlu  ada  polemik berkepanjangan?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun