Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar kehidupan

pembelajar kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sungai Cisadane, Saksi Harmonisnya Ragam Agama

27 Februari 2017   13:17 Diperbarui: 28 Februari 2017   02:01 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini bagian belakang gereja menghadap langsung dengan Sungai Cisadane, sedangkan bagian depan adalah jalan nasional dahulunya Jalan Deandels atau Jalan Raya Pos Anyer - Panarukan.

4. Vimara Nimmala (Kelenteng Boen San Bio) dan Pura Kertajaya

Dokumen pribadi | Pura Kertajaya dengan latar menara Vihara Nimmala
Dokumen pribadi | Pura Kertajaya dengan latar menara Vihara Nimmala
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Vihara Nimmala atau Kelenteng Boen San Bio ini merupakan tertua kedua setelah Kelenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama. Terletak di kawasan  Pasar Baru dan berada di sisi barat Sungai Cisadane. Letaknya sedikit menjauh dari sungai, yang  terhubung jalan baru sebagai pengembangan wilayah pesisir tepi sungai sebagai pedestrian.

Masih sejurusan dengan vihara, persis hanya dibatasi dinding pemisah dibalik vihara ini, maka kita akan temui keberadaan Pura Kertajaya, sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu. Arsitektur bangunan ini seperti bangunan pura yang banyak bertebaran di Pulau Bali. Bangunan ini relative baru, dibangun sekitar tahun 1980 yang selanjutnya diresmikan pada tahun 1989.

Sepintas Vihara Nimmala dan Pura Kertajaya ini memang  tidak langsung menghadap Sungai Cisadane, karena diterhalang oleh bangunan yang di depannya, akan tetapi masih dapat dikatakan termasuk area pinggiran Sungai Cisadane. Dengan demikian, hal ini membuktikan hingga sekarangpun kawasan  bantaran Sungai Cisadane adalah kawasan yang ramah untuk semua pemeluk agama.

Kedua Bangunan tersebut adalah bangunan terakhir dalam rangkaian wisata religi di sepanjang aliran Sungai Cisadane sepanjang 5 kilometer ini. Sebenarnya masih ada beberapa tempat ibadah di sepanjang Sungai Cisadane ini yang belum disebutkan, namun  bangunan-bangunan tersebut lebih dari cukup untuk menunjukkan  tentang keharmonisan dalam keragaman beragama di Tepian Sungai Cisadane ini.

Dengan kondisi demikian dapat dikatakan keberadaan Sungai Cisadane bersamaan dengan perkembangan dan pertumbuhan masyarakat dan Kota Tangerang sejak dahulu, sekarang dan akan datang tidak bisa dilepaskan, sekaligus menjadi saksi  keharmonisan kehidupan keragaman keagamaan di tepian Sungai Cisadane di Kota Tangerang. Dan ini adalah modal dan asset untuk sebesarnya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang.

Tautan :

tangerang.go.id
santamaria.or.id

kompasiana.com/coretansenja

# cimone, 270217

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun