Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bernostalgia di Kota Tua Jakarta

10 Desember 2021   18:30 Diperbarui: 14 Desember 2021   21:58 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Menatap bangunan yang nyaris roboh ini membuat hati sedih, mengingat nilai sejarahnya dan seni serta teknik arsitektur nya yang sebenarnya dapat dijadikan standard untuk mendirikan bangunan yang lebih aman (ada batang besi yang menyerupai huruf "Y" dipasang di beberapa tempat, yang konon bila terjadi gempa sehingga runtuh, maka reruntuhan nya akan jatuh ke dalam bangunan).

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Ada beberapa papan informasi di sekitar daerah ini yang bertuliskan beberapa organisasi terutama para mahasiswa praktek lapangan yang pernah berusaha merevitalisasi tempat ini menjadi lebih baik, namun tanpa campur tangan pemerintah, usaha ini sia-sia belaka.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Keluar dari daerah "pergudangan jaman VOC", kami melintasi sebuah bangunan tua yang di sebelahnya masih difungsikan sebagai restoran "Fortune Star". Gedung yang dibangun tahun 1926-1927 itu adalah bekas Gedung Geo Wehry & Co yang adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan di Hindia Belanda dan mengekspor semua rempah dari Indonesia dan sesudah Perang Dunia ke-2, bergabung dengan Borneo Sumatra Maatschappij atau Borsumij. Tidak ada kejelasan siapa pemilik gedung itu sekarang.

Bekas Gedung Geo Wehry tahun 1926. Foto : koleksi pribadi
Bekas Gedung Geo Wehry tahun 1926. Foto : koleksi pribadi

Kami terus berjalan ke arah jalan raya untuk kembali berjalan kaki menuju pemukiman penduduk yang berada di tepi kali (sungai kecil) dan kami cukup terkejut ternyata reruntuhan yang di depan mata adalah tempat didirikannya stasiun kereta  api  pertama di Batavia yaitu Stasiun Batavia NISM ("Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschappij" perusahaan kereta api swasta) yang pernah menjadi stasiun kereta api pusat di Batavia maka dinamakan Stasiun Batavia "Hoofdstasion" dan melayani jalur Batavia -- "Buitenzorg" yang artinya Kota Bogor  melalui Stasiun "Weltervreden" (cikal bakal Stasiun Gambir) di Jakarta Pusat dan  wilayah "Meester Cornelis" (di sekitar Stasiun Jatinegara). Stasiun pusat ini mulai beroperasi 15 September 1871.

Sisa reruntuhan  Station Batavia Noord. Foto : koleksi pribadi
Sisa reruntuhan  Station Batavia Noord. Foto : koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun