Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dreaming of Winter in Wonderland: Yamagata, Ginzan Onsen

17 Mei 2021   19:30 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:42 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gosok gigi di dapur sebelum naik ke kamar loteng. Pemanas alami berada di bawah lantai dasar ini. Sumber : dokumen pribadi

Malam sudah tiba…saatnya pulang ke penginapan di Murayama… berdasarkan jadwal shuttle bus terakhir jam 18.21, kami bergegas menuju halte. Kami adalah termasuk orang-orang pertama yang mengantri di halte mungil. 

Calon penumpang bus terus berdatangan dan halte sudah tak sanggup menampung lagi.. akhirnya di tengah derasnya hujan salju dan dingin yang semakin menggigit, kami keluar dari halte karena kuatir tidak akan kebagian bus, jika kami tidak berdiri di antrian paling depan. 

Kebanyakan calon penumpang berasal dari mainland China. Rasanya lama sekali kami menunggu… akhirnya bus datang juga… karena berasal dari budaya yang berbeda, tidak semua calon penumpang bisa antri, terjadilah system “siapa cepat dia dapat.” Beruntung kami antri di bagian depan, tidak lama kami naik dan bayar tarif bus dengan uang pas. Yang lain banyak yang menunggu lama karena tidak ada uang pas sesuai tarif bus.

Bus sudah penuh sesak (banyak yang berdiri)… setelah tidak bisa menerima penumpang lagi… sebelum bus kami berangkat… kami memperhatikan pengemudi menghubungi kantor pusat untuk meminta bus tambahan… ketika bus yang kami tumpangi meninggalkan halte, bus tambahan sudah bisa terlihat yang siap mengangkut calon penumpang yang masih tertinggal tadi. 

Sungguh pemerintah daerah setempat sangat tanggap dengan kebutuhan wisatawan. Ngga kebayang kalau ketinggalan bus terakhir. Sama sekali ngga ada taxi atau transportasi lain. 

Mungkin harus rela merogoh kantong untuk mencari penginapan yang tarifnya cukup mahal di Ginzan Onsen ini karena Februari termasuk peak season, itu pun jika masih ada kamar kosong.

Tiba di Oishida station, langsung kami menumpang kereta ke Murayama station selama 11 menit. Tiba di Murayama station kami menunggu cukup lama untuk mendapatkan taxi, namun tidak ada taxi yang stand by di station karena malam sudah larut dan salju turun cukup deras. Akhirnya kami menelpon pemilik penginapan yang kebetulan sedang berkendara mobil dan dia bersedia menjemput kami di station. Puji TUHAN.

Tiba di Komeyakata Guest House… langsung masuk toilet, lalu  sikat gigi cuci muka, minum teh hangat dan bersiap tidurrrrr….enaknya kehangatan dari penghangat di bawah lantai tanah terasa hingga ke lantai attic/loteng ini. Sebuah kemewahan sangat…

Japanese pencinta kucing, so no wonder, buku ini tersedia untuk dibaca di penginapan. Sumber : koleksi pribadi
Japanese pencinta kucing, so no wonder, buku ini tersedia untuk dibaca di penginapan. Sumber : koleksi pribadi

 

Hari ke – 3 : Murayama – Tokyo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun