Setelah memarkir mobil, pukul 12.00 mulai hiking, disambut hutan tipis… jalan setapak yang dibuka oleh kaki-kaki pemikul sayur mayur dan roda-roda berantai motor trail yang membawa hasil kebun, hujan yang turun tadi pagi membuat jalanan bechek dan berlumpur licin. Cukup lama menyusuri jalanan seperti ini, hingga kami menemui tanah lapang perkebunan sayur mayur (tidak ada pohon tinggi). Semua daerah ini adalah perkebunan kol, wortel, cabe dan sebagainya dengan pola pengairan tadah hujan, sayang nya banyak memakai pupuk buatan pabrik ya (bentuk bulat kecil putih disebar di atas tanaman) di samping ada pupuk kompos (?).
Tidak ada penunjuk arah menuju ke Gunung Artapela atau Puncak Sulibra. Jadi harus rajin bertanya kepada masyarakat pekerja perkebunan karena tidak ada petugas (mungkin karena hari Senin bukan hari libur) dan kami tidak bertemu dengan pendaki lain.
Beberapa kali gerimis dengan angin kencang dan numpang pipis di parit kecil ☺️ landscape kadang menanjak dan hanya sedikit yang datar, tapi ngga sampai susah bernapas dan ngga sampai kecapean, walaupun beberapa kali berhenti untuk beristirahat dan menarik napas panjang.
Beberapa kali pula gerimis tipis menemani dan kami mulai memakai jaket tipis karena angin kencang membuat udara dingin terasa. Tidak lama sinar matahari lembut menyapa, lalu gerimis agak berat membuat kami memakai jas hujan, lalu tiupan angin menyapu awan hujan dan kami melepas semua jaket karena cukup hangat. Galau berpakaian.