Dalam sebuah Pandora hidup yang penuh labirin dan tanda tanya.
Izinkan aku menegaskan bahwa realitas sering tidak sinkron dengan idealitas. Absurd!
Bab Kehidupan
1. Kehidupan berawal dari huruf k.
2. Mengapa selalu ada dan bagaimana, aku juga, dalam kesendirian, barangkali kehidupan sering menguji."
3. Istirahatkan lelahmu untuk besok agar tetap semangat. Hidup tidak hanya untuk hari ini.
4. Bersemangatlah hingga mengeluh jadi wiridan.
5. Kekurangan jangan ditambah
6. Kesedihan layaknya kesenangan
   Ia pun hanyalah hiasan.
Bab Ke asmaraan
1. Lautan asmara
Jika mereka bertanya kepadamu mengapa sorot mata itu adalah sia sia dibumi dan langit, katakan pada mereka, sayang, bahwa jika mata dibuat untuk melihat, kemudian kecantikan punya alasan sendiri untuk tidak menjadi nyata di dunia: mengapa kamu ada untukku?
Wahai, aku tidak pernah berpikir untuk ingin bertanya lagi. Aku tidak pernah tahu bagaimana perasaan ini lalu tiba.
Dalam ketidaktahuanku yang sederhana, kamu mau tau engga? Sebut saja namamu.
2. Selamat tinggal, tapi nanti.
Semuanya menyamar dan dengan pasukan yang kuat, menyebar disekitar, terutama didepan rumahmu dan  pot bunga!
Sebagian lagi hidup ditempat yang lembab, didarat, di batang-batang pohon, dan juga dilaut, untuk merasa rahasia, membantuku.
Itu adalah kamu, gadis kesmas, dan laki-laki Melayu  mata mata dari chalkzone.
3. Malam ini hujan dimatamu
kenapa Disini bila malam datang, dingin sekali yak, kadang aku juga bingung, kadang aku juga ngantuk, kadang aku juga sepi.
kalau  kamu bingung ga?
Sebentar, kamu cantik.
Apa? Katamu.
Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan.
4. Singgah sejenak didepan
Mengucap salam sudah tiga kali. Namun tak ada jawaban
Sedangkan suara tv rumahmu bising sekali.
Yasudah aku titipkan sesuatu di depan teras rumahmu, tentunya pagarmu cukup pengertian.
Ini dari kamu?
Sungguh aneh. Apa maksudmu.
Iya, kadang hidup aneh. Ya.
5. Sore hari di tempat
Agaknya sore itu aku diajak ngopi oleh teman dekatku, hanya saja aku juga mengajak teman rumahku menaiki Vespa. Dengan cuaca hujan yang rintik. Tidak dengan rambutku. Lalu yang ku kenang suara ketawamu, langsung menancap dikepala, dan sialnya aku duduk di sampingmu seperti orang asing. Kemudian aku sadar dan aku pun pergi mengabari temanku, Al hasil aku kehujanan dijalan, bertemu lagi teman smpku. Dengan gaya bad boy nya aku pergi ketempat tadi lagi, dengan sorot mataku yang dingin seolah olah itu tak pernah terjadi. Aku ulang, Seolah-olah itu semua tak pernah terjadi
6. aku dan satpam.
Sepulang futsal,
Malam hari,
11 km,
Aku mengisyaratkan sesuatu kepada satpam.
Esok, tiba kau mencariku.
7. Malam hari yang singkat.
Sepulang ngampus sore.
Aku dan Bogor.
Hujan, tentunya.
Tiba tiba intuisi,
Kamu dimana.
Dirumah.
Dijalan, sunyi.
Dan kue,
Binar wajahmu.
Dan Salim padaku,
Berhenti, diam, sungguh,
Aku pulangnya,
Masuk dulu,
Engga,
Hati-hati,katamu.
8. Hati hati dengan bola matamu.
Hidung,
Rindu.
9. Mataram dan kamu.
Laki laki dingin itu bertemu dengan gadis pemikir.
Duduk bersama teman teman. Sialnya berhadapan denganmu.
Setelah rapat itu selesai.
Kamu bertanya, tinggal dimana?
Jurusan apa?
Aku pun bertanya balik?
Asyiknya kamu aqidah filsafat. Alumni Gontor pula,
Lanjut panjang, laki laki dingin itu flu dan pilek, sambil ingusya mengucur.
"Kamarku no blablabla"
Kalau butuh obat ketuk saja, katamu.
Aku "iya"
Barangkali, aku kikuk, dan Mataram, sungguh menyenangkan!
10. Sungguh Tidak mengerti
Menangis tapi itu seperti hujan.
Nanti reda.
Mungkin kamu tidak mengerti.
Aku juga tidak mengerti.
11. Albert Farmus
Dia yang dapat berjalan adalah yang tidak perlu pergi ke mana-mana untuk mencari apa yang akan membuatnya sukacita
Dia yang suka diam adalah merasapi sebuah kehidupan yang di mana ditampung oleh daya serap pikir dan hati nuraninya
Dia sudah akan mendapatkan dalam diamnya bersamaku tidak perlu menunggu musim semi untuk membuatnya merasa segar bersamaku sebagai suatu seperti yang terhembus dari sayap malaikat meskipun aku bukan.
Farhan Mustafid (Albert Farmus) penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H