"Terima kasih banyak, Ka," percakapan itu aku tutup.
Ini bukan percakapan modus. Tidak sama sekali. aku tidak seperti makhluk bernama manusia yang sering di kami lihat di film. Aku tidak mengerti ada makhluk yang tidak berani untuk terang-terangan. Makhluk penakut. Aku tidak seperti itu. Aku hanya bertanya dalam rangka mengerjakan tugas. Tidak lebih.
Tugasku hari ini sebenarnya sudah selesai, namun aku tetap harus standby, setidaknya sampai sore. Untungnya tempat kontingen ini menginap cukup nyaman dan pegawainya cukup ramah sehingga saya bisa duduk santai di lobi. Tiba-tiba notifikasi masuk. Rose.
"emangnya ada apa gitu?"
Pertanyaan itu cukup menggangu. Bukan karena aku harus menjawabnya, tapi karena pertanyaan-pertanyaan yang muncul di bungkusku. Bukankah percakapan sudah aku tutup, lantas mengapa dia melanjutkan obrolan? Apakah mungkin dia ingin berbincang denganku? atau mungkin lebih dari itu?
Ahh tidak mungkin. Dia adalah primadona. Dia bisa memilih orang yang dia inginkan. Aku harus berhenti memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. Sudah pasti dia hanya beramah--tamah saja. Itu hanya pertanyaan biasa. Setelah itu pasti obrolan selesai.
"tadi kontingen yang saya layani pindah jadwal, trus mereka dikasih tau kalo pindah jadwal konsekuensinya durasinya berkurang dan harus tepat waktu banget. Eh ternyata mereka tadi ngaret ka, makannya tadi nanya kontingen 2 soalnya mereka yang bakal make. Untung aja telat"
"Ohh buf buf buf"
Oh My Usus! Dia tertawa. Setidaknya itu yang ia ingin tunjukkan. Kita tau saat mengetik buf buf buf, tidak secara harfiah kita sedang tertawa.
"Cakra disitu tempatnya enak gak?" Rose kembali bertanya.
Pertanyaan kembali muncul dibungkusku, mengapa malah terjadi obrolan? Namun pertanyaan itu aku jawab dengan cepat. Aku jawab seadanya. Tidak melebih-lebihkan. Tidak dikurang-kurangi.