Satu sisi bisa berimbas positif jika bijak dalam pemanfaatannya, lainnya malah justru bisa menjadi bomerang sebab salah penggunaannya. Tentu edukasi dan upaya persuasif dari lingkung terkecil keluarga menjadi langkah nyata membangun pagar betis bagi generasi muda dari konsumsi konten tak wajar.
Selain itu paradigma keluarga yang menganggap tabu ihwal pendidikan seksual sedari dini juga perlu dirubah. Tentu hal yang dianggap tabu justru akan jadi sembilu jika kelak anak-anak kita justru mengetahuinya dari kawan atau temannya secara mandiri. Sebab dengan anggapan tabu itu, orang tua seperti menutup ruang diskusi bersama anak.
Ruang yang seharusnya bisa dibangun guna tumbuh kembang sang anak ke arah yang lebih baik. Alih-alih meminimalisir tindakan amoral, sikap acuh tak acuh dan anggapan tabu dari orang tua untuk membuka paradima baru tentu berdampak negatif dengan masifnya perkembangan teknologi masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H