Penulis sendiri yang tumbuh dan besar di Semarang saat pertama kali datang di Afdeling Kalitajem Kebun Kendenglembu Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Banyuwangi juga sempat mengaplikasikan bahasa isyarat. Bukan tanpa alasan hal itu digunakan, karena mayoritas bahasa yang digunakan di Desa itu merupakan bahasa madura yang cukup asing bagi penulis.Â
Akhirulkalam, apapun bahasa yang kita gunakan semoga tetap menjadi pemersatu. Tanpa menafikan Bahasa Indonesia agar tetap jadi tuan rumah di negeri sendiri. Pun tak menutup kemungkinan untuk kita bisa menguasai bahasa lain. Minimal bahasa isyarat yang tersirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H