Mohon tunggu...
Fareh Hariyanto
Fareh Hariyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Klasik

Sedang menempa kanuragan di Jurusan Ahwalusasyhiah IAI Ibrahimy Genteng Bumi Blambangan Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Isyarat Pemersatu Umat

31 Oktober 2019   22:43 Diperbarui: 31 Oktober 2019   22:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, bahasa isyarat sebagai jaringan komunikasi yang kompleks dalam penyampaian pesan-pesan sehingga orang-orang dapat mengemukakan perasaan serta emosinya. Ketiga bahasa isyarat memegang peranan penting dalam ujaran sehingga dapat menolong terjadinya komunikasi yang efektif.

Fungsi tersebut dapat terjadi karena komunikasi bukan sekedar peristiwa atau sesuatu yang terjadi begitu saja. Namun lebih dari itu, komunikasi merupakan fungsional, bertujuan dan dirancang untuk mendatangkan efek suatu perubahan. Betapapun subtil dan tidak terdeteksi bagi lingkungan pendengar dan penutur. Komunikasi adalah serangkaian aksi-aksi komunikatif atau aksi wicara. (Brown, 2007:45)

Berdasarkan World Federation of the Deaf (WFD), sekitar 62 juta orang mengalami tuli di seluruh dunia. Sekitar lebih dari 80% dari mereka, tinggal di negara berkembang dan menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat berbeda.

Oleh karena hal tersebut Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas mengakui dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat. Dalam konvensi tersebut memperjelas bahwa bahasa isyarat memiliki status yang sama dengan bahasa yang diucapkan,

Bahasa isyarat ini mencapai komunitas yang alamiah dan lebih gampang. Bahasa Isyarat pada dasarnya digunakan oleh orang-orang untuk mengekspresikan makna dari apa yang diucapkan. Setiap pengguna bahasa isyarat harus juga mengekspresikan bahasa tubuh mereka dan maksud yang ingin dicapai. 

Sementara jenis-jenis bahasa isyarat dapat dibagi berdasarkan bahasa isyarat secara simbolis dari keseharian si penggunanya masing-masing. Sehingga cukup penting melestarikan bahasa isyarat sebagai bagian dari keanekaragaman bahasa yang ada di dunia.

Perhatian Serius 

Tidak hanya kalangan disabilitas saja yang masif menggunakan bahasa ini. Bagi wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar negeri, bahasa sering menjadi kendala tersendiri. Lebih susah lagi, jika negara yang dikunjungi menggunakan bahasa daerah mereka, bukan lagi bahasa inggris atau bahasa arab.

Pemkab Banyuwangi sendiri yang sadar jika daerahnya kini menjadi jujukan wisatawan dari mancanegara juga memberi perhatian dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Bahkan sejak tahun 2015 Pemkab mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar dari APBD 2015 untuk melatih warga berbahasa asing. Kala itu ada tiga bahasa asing yang akan diajarkan yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab

Sempat berhenti ditahun 2016, kursus bahasa asing pun berlanjut di tahun 2017 dengan berbasis Desa yang digelar gratis. Kursus ini masih berfokus pada tiga bahasa seperti tahun 2015. Pun sudah ada upaya peningkatan SDM kadang tetap ada kendala karena mayoritas wisatawan yang datang dari pelbagai belahan dunia. 

Walakin saat wisatawan tak bisa menggunakan ketiga bahasa tersebut, jadilah bahasa isyarat yang bisa mempersatukan umat manusia dari berbagai penjuru dunia. Meski memiliki maksud dan tujuan yang sama dengan isyarat semua seperti tidak terencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun