Malam semakin larut warga yang turun di danau tampak memukul mukul dipermukaan air dengan dayung bambu ternyata itu salah satu cara mengusir ikan agar menabrak jaring yang dipasang. Â Waktu telah menunjukkan pukul 02.00 malam jaring yang dipasang sudah mulai diangkat kami pun bergagas untuk menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk mencatat dan mendokumentasikan hasil tangkapan malam ini.
Dari hasil tangkapan jaring didominasi oleh ikan nila dan mujair sedangkan ikan lain seperti mas hanya 2 ekor, lele hanya 1 ekor. Karna keragaman jenis ikan yang didapatkan kurang kami memutuskan untuk kembali memasang jaring dan melakukan penangkapan ikan esok harinya.Â
Setelah 3 kali penagkapan dengan mengunakan jaring insang jumlah total tangkapan sebanyak 150 ekor didominasi oleh ikan nila lebih dari 80% ikan mujair puluhan ekor ikan mas 3 ekor ikan lele1 ekor sedangkan dari hasil tangkapan bubu diperoleh hasil tangkapan udang-udangan jenis caridina dan ikan kecil jenis masquitofish dari hasil tangkapan pancing didapatkan 1 ekor ikan sidat.
Berdasarkan hasil tangkapan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa di danau toga ditemukan jenis ikan invasif berupa ikan nila dengan tingkat dominansi yang tinggi semetara tingkat keragamanya jenis ikannya rendah hal ini bisa disebabkan karna adanya restokin ikan nila yang sering dilakukan tiga tahun terakhir sehingga mempengaruhi jenis ikan asli yang ada di danau tersebut sehingga disarangkan kepada pemerintah desa atau dinas terkait apabila melakukan kegiatan restoking agar memilih jenis ikan asli yang sudah ada di danau tersebut (domestikasi) Â seperti gabus, mas dan sidat, tutur pak Irmawan selaku ketua tim.
Pemetaan JABI ini rutin dilakukan setiap awal tahunnya di beberapa danau di sulteng seperti danau poso (poso) danau lindu ( sigi) danau talaga dan danau rano (donggala) output dari kegiatan ini berupa laporan ilmiah yang dapat menjadi rekomendasi terhadap pengelolaan danau  dan perairan umum lainya bagi pemerintah setempat.
Penulis: Fardi Kallang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya