Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nilai Akademik Tidak Selalu Menjadi Faktor Utama Seseorang dalam Meraih Kesuksesan

30 Agustus 2024   07:18 Diperbarui: 2 September 2024   13:59 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesuksesan. Sumber: pixabay.com

Kesuksesan bukanlah hal yang mudah bagi seseorang agar bisa mewujudkannya, kita diharuskan berusaha lebih keras dan memanfaatkan waktu sebanyak yang kita bisa, tidak jarang pula kita merasakan kegagalan dari kerasnya usaha dan waktu yang sudah banyak terpakai.

Terlepas dari itu semua, salah satu cara untuk mewujudkan kesuksesan yang kita impikan adalah dengan cara memanfaatkan prestasi yang kita punya, baik prestasi akademik maupun prestasi non-akademik.

Salah satu contohnya seperti memenangkan kejuaraan baik dalam kelas maupun dalam lomba pada salah satu bidang ekstrakurikuler setelah mengesahkan usaha di dalamnya.

Namun banyak dari kita dan beberapa masyarakat menganggap bahwa prestasi hanya dapat dilihat dari seberapa besar seseorang mendapatkan nilai ketika belajar di dalam kelas yang biasa disebut dengan nilai akademik.

Tidak jarang para orangtua mendukung pernyataan bahwa seseorang akan sukses ketika memiliki nilai akademik yang tinggi. Salah satu contohnya ketika mendapat nilai yang tinggi maka seorang anak akan dibangga-banggakan dan diberikan apapun yang anak itu inginkan.

Begitu pula sebaliknya, ketika anak tersebut mendapat nilai yang rendah maka beberapa orang tua akan memberikan konsekuensi dengan memarahi anak, atau yang paling umum dilakukan oleh para orangtua adalah dengan membandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain.

Meskipun tidak semua begitu, namun setiap anak tidak bisa disamaratakan karena mereka memiliki keahlian pada bidangnya masing-masing, dan seharusnya yang dilihat adalah bagaimana dan sekeras apa anak itu berproses, bukan melihat seberapa besar yang dihasilkan.

Maka dengan begitu seorang anak akan mengerti bagaimana semua hal selalu berproses dan semua hal tidak dapat langsung terjadi sesuai keinginan.

Target dan definisi seseorang dalam hal kesuksesan pasti berbeda-beda. Seseorang merasa sukses ketika sudah mempunyai pekerjaan tetap dan sudah bisa mencicil rumah.

Lalu yang lainnya merasa sukses ketika sudah bisa memberikan apa yang didapatkan kepada orang tuanya, dan yang selanjutnya merasa sukses ketika bisa merasakan bahagia bersama orang-orang disekitarnya.

Akan tetapi, sebenarnya arti dari kesuksesan itu apa? Apakah ketika bisa membeli barang-barang mewah merupakan kesuksesan?

Jawabannya bisa jadi iya dan bisa jadi tidak, karena kesuksesan setiap orang berbeda, mungkin sebagian besar mendefinisikan kesuksesan seperti itu, dan ada juga yang tidak.

ilustrasi kesuksesan. Sumber: pixabay.com
ilustrasi kesuksesan. Sumber: pixabay.com

Ketika akhirnya pencapaian-pencapaian kecil mengarah pada hal yang lebih besar dan akhirnya hal besar itu tercapai, maka seseorang telah mencapai kesuksesan menurut versi mereka masing-masing.

Dalam mewujudkan kesuksesan tidak bisa sesingkat yang dibicarakan, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan langkah awal agar semua rencana dan proses untuk mencapai kesuksesan bisa tersusun.

Ketika kita hanya menggunakan waktu untuk berkumpul dengan teman setiap hari, tentu tidak akan ada hasil yang bisa didapatkan.

Bukan berarti kita tidak boleh berkumpul dengan teman-teman, tetapi buatlah jadwal yang lebih tersusun, ketika target pembelajaran sudah dilakukan, berkumpul dengan teman untuk menjernihkan pikiran atau untuk bersenang-senang bukan suatu masalah.

Faktor seseorang akhirnya bisa meraih kesuksesan sebagian besar bukan karena kecerdasan atau seberapa tinggi nilai yang didapatkan ketika sekolah. 

Selain bakat yang dimiliki, kenyamanan seseorang saat melakukan pekerjaan sangat penting. Semisal ada seorang anak yang lemah pada bidang akademik dan anak tersebut menginginkan nilai yang lebih tinggi, hal itu bukanlah masalah besar karena dengan kegigihan dan kedisiplinan saat belajar, maka sedikit demi sedikit nilai yang diinginkan anak tersebut akan tercapai.

Hal apapun dapat tercapai ketika kita memiliki keinginan dan mengerahkan usaha di dalamnya.

Seseorang bisa saja sangat lemah dalam setiap pelajaran yang dia hadiri, tetapi berkat kegigihan dan kedisiplinannya untuk belajar setiap hari serta memperhatikan guru yang menjelaskan dengan sungguh-sungguh, pada akhirnya ia akan berhasil mendapatkan nilai yang tinggi dan bisa mempraktekkan beberapa materi yang dipelajari tersebut untuk memecahkan masalah pada kehidupan sehari-hari.

Mungkin beberapa dari kita pernah mendengar kalimat "tidak ada yang tidak bisa di dunia ini" maksudnya ketika seseorang belum berusaha, jangan selalu mengatakan tidak bisa, semua orang harus mencoba terlebih dahulu tentu dengan mempertimbangkan apa yang disanggupi dan yang tidak. Kecuali setelah berusaha dan ternyata hasil mengatakan tidak, maka kita bisa mencoba lagi, atau melakukan hal lain yang masih bisa dilakukan.

Bukan berarti hal yang harus diperjuangkan lagi-lagi nilai akademik, karena banyak sekali orang-orang sukses di luar sana padahal dia murid biasa-biasa saja saat bersekolah.

Langkah awal dari semua itu adalah kenali minat dan bakat. Keberagaman orang sukses seharusnya membuat kita tergerak bahwa kita bisa menjadi sukses walaupun bukan melalui jalur nilai akademik.

Ada yang sukses di bidang fashion, kuliner, bahkan sekarang banyak orang yang berselancar pada bidang perawatan karena banyak sekali perbincangan mengenai hal ini di media sosial.

Indonesia merupakan negara yang memakai sistem nilai untuk kenaikan kelas, tidak jarang membuat murid-murid hanya mengejar nilai secara angka dan tidak melihat adanya hal bermanfaat dari materi yang dipelajari. Bahkan menyontek sudah menjadi hal yang biasa dilakukan dengan tujuan agar nilai dapat tinggi tanpa capek-capek berusaha.

Pada akhirnya dengan diambilnya pembahasan ini, yaitu mengenai nilai akademik bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan, bukan berarti nilai akademik tidak penting, melainkan kita semua harus mulai sadar bahwa selain dari nilai akademik kita pun bisa sukses. 

Mengerjakan tugas formal di sekolah merupakan kewajiban seorang pelajar, tidak memiliki nilai tinggi bukan berarti kita hanya pasrah, hanya saja ubah pemikiran yang awalnya harus memiliki nilai yang tinggi menjadi berpikir seberapa pentingnya pelajaran ini ketika berada di lapangan atau kehidupan kita sehari-hari.

Selanjutnya jadikan nilai sebagai bahan evaluasi, seperti melakukan tes dengan lebih jujur agar mengetahui sebenarnya kita sudah mengerti atau belum mengenai apa saja yang telah dipelajari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun