Mohon tunggu...
Farah Frastia
Farah Frastia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Komitmen Sehatku Bersama Indomilk

28 Februari 2017   22:59 Diperbarui: 1 Maret 2017   08:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mba, kalau libur jalan-jalan yuk,” bujuk Suci, sepupuku, suatu malam.

Suci, seperti juga aku, adalah buruh yang nyaris tak memiliki hari libur. Kami bekerja 7 hari dalam seminggu. Tidak ada hari Minggu, tidak ada tanggal merah, tidak ada hari Raya. Semua hari memiliki nada yang sama: bekerja dan bekerja.

Kami memiliki jatah libur satu hari dalam sebulan. Jatah yang hanya satu hari membuatku harus berpikir matang sebelum mengambilnya. Apa yang akan aku lakukan di hari liburku? Apa prioritas utama dalam menghabiskan waktu libur yang hanya satu hari itu? Ketika mendengar permintaan sepupuku, aku pun memutuskan untuk mengambil jatah libur dan menuruti keinginannya.

Namun malang tidak dapat ditolak. Ketika hari libur tiba, tubuhku justru diserang panas dan flu. Aku pun terpaksa membatalkan rencana liburku dan memilih untuk beristirahat total di rumah.

Gaya Hidup yang Amburadul

Ada beberapa faktor yang membuat gaya hidup saya menjadi amburadul hingga akhirnya gampang jatuh sakit:

Pertama, pekerjaan di depan komputer. Bekerja sebagai karyawan kantoran menuntut saya untuk duduk berjam-jam di depan komputer. Setidaknya 8 jam sehari saya dituntut untuk duduk di depan komputer. Ini belum termasuk aktivitas saya sebagai penulis yang mengharuskan saya duduk di depan komputer lagi saat di rumah. Kegiatan di depan komputer membuat saya jarang bergerak dan mata mudah lelah.

Kedua, penerapan jam malam. Kantor saya menerapkan dua shift (shift pagi dan shift malam). Ketika mendapat giliran shift malam, saya bekerja hingga pukul 11 malam, bahkan lebih. Sebagai pengantar tidur, biasanya saya streaming Youtube. Akan tetapi bukannya mengantuk, saya justru terjaga hingga pukul dua dini hari. Tidur di kantor beralaskan kasur tipis membuat tidur saya tak nyaman. Ketika pagi menjelang, badan saya terasa sakit semua. Itu saya lakoni dua minggu dalam satu bulan (14 hari kerja). Istirahat saya benar-benar kurang karena di jam 5 pagi sudah harus bangun dan bekerja kembali.

 Ketiga, makanan yang tak sehat. Di kantor, saya mendapatkan jatah sarapan dan makan siang (saat mendapat giliran shift pagi) serta sarapan dan makan malam (saat shift malam). Meski olahan (masakan) rumah, namun makanan yang disajikan tidak selalu sehat. Kadang berlemak, kadang berminyak. Belum lagi bumbu yang digunakan adalah bumbu instan yang banyak mengandung zat kimia. Membuat menu harian kian tak menyehatkan.

Keempat, olahraga minim. Ketika shift malam tiba, saya harus bangun pagi dan bekerja kembali sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga. Sementara itu, rentang jarak antara rumah dan kantor cukup jauh sehingga tidak efektif apabila menggunakan sepeda ontel. Saya pun menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi utama.

Gaya hidup yang amburadul tersebut membuat tubuh saya mudah terserang sakit. Saya pun berkomitmen untuk memperbaiki pola hidup agar lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun